LIMA: HANCUR

269 147 18
                                    

"Gue dimana?! Lo kenapa ada disini?!!" Tanyanya dengan nada membentak

"Apa-apaan sih lo? Harusnya lo berterima kasih, masih ada orang yang perduli sama lo. Bukannya malah bentak-bentak orang seenaknya!" Balas gadis itu panjang.

Kemudian, gadis itu menyerahkan kunci mobil ke hadapan Sean, dan meninggalkannya dengan perasaan kesal.

Sean yang ditinggalpun, hanya termenung, dan mencoba berfikir, apakah ada yang salah dengan dirinya, sehingga gadis itu pergi meninggalkannya

Ah! Entahlah! Ia tidak mengerti. Sean pun akhirnya mengambil kunci mobilnya dan bergegas keluar dari kamar Aurel.

Saat turun ke bawah, ia tidak melihat gadis itu. Padalah ia ingin berterima kasih kepadanya, walaupun dirinya masih menyimpan amarah pada gadis itu.

Sean akhirnya memutuskan untuk pulang.

Tetapi sebelum ia masuk ke dalam mobilnya, ia melihat ada pria paruh baya yang sedang duduk di teras rumah Aurel.

Ia mengahampiri pria itu

"Pak, nanti tolong bilangin sama cewek yang tadi ya, makasih udah nolongin saya" titipnya pada pak Deni

"Oh, itu. Kamu belum kenal ya namanya? Namanya Aurel. Bapak pikir kamu pacarnya dek Aurel." Balas pak Deni sambil tersenyum lebar.

"Kok nggak bilang langsung aja tadi sama Aurelnya?" Tanya pak Deni heran.

"Saya nggak lihat dia tadi pak" balasnya bohong

"Iyaudah, nanti bapak sampaikan sama dia."

"Kalo gitu, saya pamit ya pak" ucapnya sambil menyalam pria itu.

Setelah itu, Sean pergi meninggalkan rumah Aurel dengan mobilnya, dan melaju dengan kecepatan sedang

Disisi lain, pak Deni tersenyum mengingat anak laki laki tadi yang sopan menurutnya.

Karena sebelumnya, ia berfikir bahwa anak itu adalah bukanlah anak yang baik-baik. Tetapi pemikirannya salah

*****
AUREL POV

Hari mulai gelap, tetapi Aurel masih menunggu ayahnya pulang dari kantor

Dirinya memutuskan untuk tidur di sofa sambil menunggu kedatangan ayahnya.

Ceklek

Tiba-tiba pintu terbuka, membuat Aurel terkejut dari tidurnya.

Di ambang pintu, terlihat sesosok pria dengan penampilang yang acak-acakan, dan berjalan tergontai-gontai sambil membawa tas yang berisi laptop di tangan kirinya.

Aurel menyadari bahwa ayahnya pulang dalam kondisi mabuk pun, ia kemudian menghampiri ayahnya, dan mencoba menuntun ayahnya.

Aurel menangis melihat penampilan ayahnya yang membuatnya jijik.

Ia tidak menyangka melihat kondisi ayahnya saat ini.

Saat Aurel ingin memegang tubuh ayahnya yang hampir tumbang, ia dikagetkan dengan ucapan ayahnya

"Jangan sentuh saya! Urus saja urusan bodohmu sendiri!" Bentak ayahnya dalam keadaan tidak sadar

Aurel menatap lirih ayahnya itu, dengan pipi yang sudah basah dari tadi.

Kemudian Aurel memilih untuk berlari menuju kamarnya, dan membanting pintu kemudian menguncinya.

Ia menghempaskan badannya di springbed nya, sambil membenamkan wajahnya dengan bantal guling, dan menangis sejadi-jadinya.

Saat ini perasaannya sangat hancur. Ia kemudian menatap foto ibunya, dan terisak sambil memandangi foto ibunya itu.

'Andai mama ada disini' bantinnya, sambil menangis

Kemudian Aurel mulai mengantuk, dan tertidur dengan memeluk bantal guling, dengan foto ibunya disamping tubuhnya.

*****

SEAN POV

Saat ini, Sean sedang terbaring diatas kasur king size nya, dan menatap kosong langit langit kamarnya

Sejak tadi, ia tidak habis pikir kenapa gadis itu bisa membawanya kerumahnya.

'Ah! Ngapain gue mikirin dia' batinnya

Kemudian, Sean memutuskan untuk membuka hp nya, dan terkejut melihat spam chat dari kekasihnya sebanyak 200 pesan.

Sean lalu teringat bahwa, seharusnya ia menjemput Kayla tadi siang, kalau tidak dihalangi oleh musuh sialannya itu.

Menit berikutnya, Sean mendapat pesan dari temannya, yang menampilkan sebuah foto yang membuat emosinya naik seketika tanpa sadar lelaki itu  mengeraskan genggaman hp nya.
.
.
.
.
.
Up lagii
Jangan lupa vote nya yaa..
Karna kalau banyak vote, aku jadi senang:')
See you nex chapter👋
Follow my instagam account
@ruthevinora17

SEAN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang