SEMBILAN: DIA LAGI?

239 96 22
                                    

Siulan merdu burung-burung pagi, membangunkan Sean dari tidurnya.

Lelaki itu melirik jam weker yang terletak di meja samping tempat tidurnya.

Sean terduduk di tempat tidurnya dan mulai mengumpulkan kesadarannya. Setelah beberapa detik, lelaki itu bergegas mengambil handuk, dan menuju kamar mandi.

Setelah bersiap-siap dengan seragamnya, ia menuju ke lantai bawah untuk sarapan.

Sean tidak melihat adanya tanda-tanda kehidupan di lantai bawah. Ia pun langsung menuju meja makan dan sarapan.

Setelah selesai sarapan, ia langsung menuju ke luar, dan mengendarai mobilnya menuju sekolah.

Baru 5 menit berkendara, tiba-tiba mobil yang dikendarainya, berhenti tiba-tiba.

Lelaki itu berdecak kesal, karena menyadari bahwa mobilnya mogok. Ia mengumpat kesal karena mendapat kesialan pagi-pagi.

Sean melihat ada bengkel yang tak jauh dari posisisnya saat ini. Ia pun mendorong mobilnya sampai ke bengkel tersebut.

Sean melirik kearah jam tangannya, dan ia kaget ternyata sudah jam 07:10. 20 menit lagi bel masuk. Sementara mobilnya masih diperbaiki. Jika ia menunggu hingga selesai, ia bisa terlambat

Ia pun mencari alternatif lain untuk pergi ke sekolah agar tidak terlambat.

Lelaki itu akhirnya meninggalkan mobilnya untuk diperbaiki. Dan berlari menuju halte, lalu menaiki angkutan umum menuju ke sekolah.

Lelaki itu menggerutu dalam hatinya. Pasalnya, ia telah mendapat kesialan, dan ditambah harus menaiki kendaraan yang bau dan pengab menurutnya.

Sean memasuki sebuah bus, dan mengamati sekeliling untuk mencari tempat duduk yang kosong.

Pandangannya jatuh pada tempat duduk kosong yang berada di nomor 2 dari belakang.

Ia pun berjalan menuju kursi kosong tersebut. Dan betapa kagetnya ia melihat seseorang yang tidak asing baginya di sebelah bangku kosong tersebut.

Lagi-lagi lelaki itu berdecak kesal. Tetapi kemudian ia memutuskan untuk duduk di situ.

Sean menatap gadis itu, dan tak sengaja gadis itu juga menatapnya.

Ya, dia adalah Aurel.

Selama perjalanan, tidak ada yang membuka percakapan, padahal keduanya saling kenal. Sehingga menciptakan suasana awkward

Tak lama, bus tersebut berhenti di sebuah halte. Dan mereka berdua pun turun.

Dari halte tersebut, mereka harus berjalan kaki sedikit untuk sampai ke sekolah.

Sean mengutuki dirinya saat ini. Pasalnya, ia seperti orang bodoh berjalan kaki. Ditambah, ia berjalan berdampingan bersama seorang perempuan.

Mereka berdua berjalan berdampingan, dan tetap saja tidak ada yang membuka suara. Tetapi akhirnya, salah satu dari mereka membuka percakapan.

"Oh iya, lo kenapa tumben naik bus? Biasanya naik mobil." tanya gadis itu membuka percakapan.

"Emang tadi naik mobil. Terus tiba-tiba mogok"

Tak lama kemudian, mereka sampai di sekolah.

Mereka berdua berjalan menyusuri koridor, dan disambut tatapan aneh dari siswa siswi lainnya.

Aurel merasakan hal itu. Gadis itu bisa mendengar beberapa bisikan-bisikan kecil dari siswi siswi lain.

Sementara Sean, dia masa bodoh dengan semua tatapan itu, dan berjalan santai sambil memasukkan satu tangannya ke dalam kantong celananya, dan menggendong sebelah tasnya menuju kelasnya.

Aurel memasuki kelasnya dan duduk dibangkunya. Menunggu bel berbunyi, gadis itu memainkan ponselnya.

Sementara di sisi lain, Sean memasuki kelasnya.

Braak

Suara pukulan meja, mengagetkan lelaki itu.

"Kampret!" Umpatnya

Sementara yang mengagetkan, hanya tertawa terbahak-bahak tak berdosa.

"Gila lo ya Yan. Gak nyangka gue. Ternyata lo diem-diem makan dalam ya?" Ucap Erick dengan wajah yang dramatis.

"Maksudnya?"

"Ga usah sok polos. Lo pacaran kan sama tuh cewek?" jawab Erick

"Apaan sih. Geser otak lo" jawabnya.

"Lah, trus tadi apa? Jalan berdua kaya bucin SD"

"Mobil gue tadi mogok. Makanya naik bus. Terus jumpa tuh orang." Jelasnya.

"OOOHHH GITUUUU" balasnya panjang dengan nada lantang.

"Bising njir" ucap Jayden.

*****

"Tolong bawain buku ini ke kalas X IPS 1 ya nak" ucap salah seorang guru

"Baik bu" balas Aurel.

Aurel mengambil 34 buku tulis yang diberikan guru tersebut, dan berjalan menuju kelas X IPS 1.

Gadis itu sedikit kewalahan membawa seluruh buku tersebut.

Sean pov

"Balikin njir" ucap Erick yang berusaha meraih hpnya dari tangan Sean.

Sean berlari agar hp itu tidak berhasil diambil Erick.

"Kejar kalo bisa" ucap Sean sambil berlari, menghindar dari sahabatnya itu.

Sementara Jayden hanya tertawa menyaksikan tingkah kedua sahabatnya itu.

"Hahahah selera lo gitu-gitu amat ya Rick. Yang udah tua hahaha" teriak Sean sambil berlari.

Sean berlari sambil melihat galeri hp sahabatnya itu, dan tertawa kencang. Pasalnya, sahabatnya itu menyukai dan menyimpan foto perempuan berusia 25 tahun.

Sean berlari, tanpa memperhatikan langkahnya, dan tanpa sadar ia menabrak seseorang.

Bruuuk

Dapat dilihat, banyak buku yang berjatuhan akibat ulahnya itu.

Dan siswi yang membawa buku tersebut pun mengoceh kesal.

"Kalo jalan liat-liat do-" ucapannya terpotong karena melihat wajah siswa yang dihadapannya.

"Lo?!" Bentaknya

"Kalo jalan bisa liat-liat gak? Gara-gara lo, jadi berantakan semuanya" ocehnya

Sean mendekatkan wajahnya dengan siswi tersebut
"Oh ya? Sorry. Gue nggak sengaja" Ucapnya dengan ekspresi1 mengejek. Lalu meninggalkan gadis itu yang mengomel sendirian.

Aurel terlihat sangat kesal, dan mengutip buku-buku yang berjatuhan itu sendirian.

Seorang siswa tiba-tiba datang mdan membantu Aurel memunguti buku-buku yang jatuh.

"Rafael?!" Gumamnya

"Kenapa?" Balasnya karena merasa bahwa namanya disebut.

"Gue bisa sendiri" ucap Aurel yang dengan cepat menyusun buku buku tersebut.

"Emang salah kalo gue bantu?"

Aurel tidak menjawab pertanyaan lelaki itu, dan buru-buru pergi meninggalkannya.
.
.
.
.
.
Up lagii😁
Kalo nggak suka part ini sorryyy. Soalnya lagi pusing, nggak punya ide. Next upload yang lebih seru pokoknya.
Jangan lupa vote ya.
Bisa follow ig aku juga
@ruthevinora17
See u next chapter👋👋
Luv ya❤







SEAN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang