Gadis itu segera pergi membawa buku-buku tersebut menuju kelas X IPS 1 dengan langkah terburu-buru.
Setelah selesai, ia kembali ke kelas. Dan pelajaran pun dimulai
Pak Nicholas, wali kelas XI IPA 3, memasuki kelasnya. Seluruh mendadak bingung. Pasalnya, yang seharusnya masuk adalah guru Matematika Peminatan.
"Selamat pagi semuanya" Sapa Pak Nicholas.
"Pagi pak" jawab murid-murid serentak.
"Pagi ini, bapak masuk sebentar karena ingin memberikan pengumuman. Jadi, bulan ini kita akan mengadakan study tour. Dan study tour kali ini akan diadakan di Jogja" Jelas Pak Nicholas
Mendengar itu, suasana kelas mendadak sedikit riuh. Karena, hal tersebut adalah program yang paling ditunggu-tunggu siswa setiap tahunnya.
"Baiklah. Sekarang kalian belajar Matematika. Ditunggu gurunya, dan jangan ribut." Ucap pak guru seraya melangkah keluar kelas
*****
"WOI" ucap Erick yang entah datang dari mana dan berhasil mengagetkan kedua sahabatnya itu.
"Nggak usah ngagetin bisa? Kebiasaan lo monyong!" Kesal salah satu temannya itu.
"Monyong? Emang bibir gue bimoli?" Tanyanya dengan nada sok polos
"Emang. Bibir monyong lima meter. HAHAHAHA" balas temannya itu sambil terawa layaknya evil laugh
"Tega bangeet siihh kamu sama akuu" balasnya dengan ekspresi baby face yang berhasil membuat Jayden merasa ingin muntah
"Drama lo. Jiji gue" balasnya sambil menoyor jidat Erick
Sean yang menyaksikan tingkah kedua sahabatnya itupun hanya bisa tertawa.
Saat sedang asik-asiknya tertawa, pandangan Sean tak sengaja jatuh pada seorang siswi yang duduk menyendiri di pojok kantin.
Tiba-tiba seseorang menghampiri gadis itu, dan duduk dihadapannya.
Siswa tersebut seolah ingin mengganggu gadis itu.
Sean melihat dengan jelas, gadis itu merasa tidak nyaman ketika siswa tersebut duduk di hadapannya.
Jayden menyenggolkan siku nya ke lengan Sean, yang membuat Sean pecah dari lamunannya.
"Liatin apa lo?"Sontak Sean memalingkan pandangannya, dan menggelengkan kepalanya seolah ia tidak melihat apa-apa.
Aurel Pov
'Ngapain sih dia disini' Tanyanya dalam hati, sambil buru-buru menghabiskan makanannya.
Aurel yang merasa risih diperhatikan pun memutuskan untuk pergi setelah selesai dengan makanannya.
Aurel berlari meninggalkan kantin, tetapi ia merasa diikuti lagi oleh siswa itu.
Aurel menghentikan langkahnya, dan membentak siswa tersebut dengan wajah sinis "lo ngapain ngikutin gue?"
Siswa tersebut diam sejenak, dan menjawab
"Gue mau minta maaf soal semalam""Aneh banget sih lo!" Jawabnya ketus
Aurel hanya menatap tajam siswa tersebut
"Gue minta maaf. Pulang sekolah gue antarin lo pulang" ucapnya.
"Gak perlu" jawab Aurel ketus.
Tanpa mereka sadari, seseorang diam diam memperhatikan mereka berdua.
*****
"Ntar pulang sekolah kita kemana?" Ucap Erick yang membuka suara di tengah keheningan perjalanan pulang
Sean sibuk menyetir mobil dan Jayden asik dengan handphone nya yang sedang bermain game Mobile Legends.
"Gak kemana-mana. Hari ini gue mau ke makam Ayna" jawab Sean sambil membelokkan stir mobilnya.
"Oh iya ya. Lupa gue. Mau ditemenin nggak?"
"Nggak usah. Gue sendirian aja" jawab Sean.
"Oke deh kalo gitu. Kita main berdua aja. Ya kan Jay?" Tolehnya ke belakang
"Nggak. Gue mau tidur" balasnya singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari HP.
"Yaelah kaya bocah aja tidur siang. Yaudah lah. Terpaksa gue main barbie-barbiean sama adek gue"
Keduanya hanya tertawa geli mendengar ucapan sahabatnya itu.
Setelah mengantar kedua temannya itu, Sean langsung menuju ke makam adiknya itu.
Ia hanya berdiri menatapi makam adiknya dan mulai menangis.
Sean berjongkok dan meletakkan bunga yang dibawanya ke makam adiknya itu.
Ia menangis dalam diam, dan mengutarakan segenap perasaan yang sudah lama ingin ia curahkan. Sungguh, ia sangat merindukan saat saat bahagia bersama adiknya dan tertawa. Saat ini Sean menangis sejadi-jadinya. Ia seperti merasa sangat bersalah.
Ia membayangkan adiknya saat ini ada disampingnya dan memeluknya.
Setelah merasa cukup lama berada disana, Sean memutuskan untuk pulang. Ia pun kembali menyusuri jalan setapak yang diapit berjejer kuburan menuju keluar.
Lelaki itu memasuki mobilnya, dan melaju dengan kecepatan sedang.
Sean berpikir untuk tidak langsung menuju rumah, tetapi singgah ke suatu tempat, dan menenangkan pikirannya.
*****
Aurel Pov
Aurel sedang duduk di kursi taman, menyumbat kedua telinganya dengan benda kecil yang mengeluarkan alunan lagu, memejamkan matanya, sambil menikmati setiap hembusan angin yang mengenai wajahnya.
Ia merasa sangat nyaman, damai, dan tenang saat ini.
Sore hari menjadi waktu yang tepat untuk berjalan-jalan sejenak di taman. Karena matahari sudah pergi meninggalkan timur, dan menciptakan warna langit yang indah. Serta suhu udara yang tidak lagi panas.
Baru sebentar ketenangan dirasakannya, ia sudah dikacaukan dengan insan yang entah dari mana datangnya.
Seorang lelaki dengan sengaja melepas sebelah earphone yang menyumbat telinga gadis itu. Sontak ia membuka matanya terkejut
"Rafael?! Lo kok ada disini?" Kagetnya
"Emang gak boleh?"
"Bukan gitu. Aneh aja. Lo tiba tiba ada disini"
"Tadi gue bingung mau kemana. Terus gue liat lo disini. Ya, gue kesini aja nyamperin lo. Lo sendiri ngapain disini sendirian?"
"Gue emang suka kesini sendirian. Soalnya disini tenang" jelasnya sambil tersenyum menatap kedepan.
Aurel sebenarnya masih bingung dengan sikap orang ini. Mengapa belakangan ini ia bersikap baik terhadapnya. Apa dia benar-benar merasa bersalah kemudian mencoba untuk bersikap baik? Atau ada tujuan lain?
Tanpa disadari, seseorang sedang memperhatikan mereka berdua.
.
.
.
.
.
Up lagii😁😁
Semoga suka sama chapter yang ini. Aku juga nggak tau kenapa, kayaknya kehabisan ide makanya lama updatenya.
Jangan lupa vote, dan komen kalau kalian suka ceritaku.
See u next chapter👋👋
Bisa follow ig aku
@ruthevinora17
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN (ON GOING)
RomanceIni cerita fiksi remaja biasa sihh👀 👇👇👇 Menceritakan kisah 2 remaja yang dibalut rasa benci satu sama lain pada awalnya. Akankah perasaan benci itu bertahan selamanya? Hmm Jika ia benci, mengapa se-perduli ini? Buang rasa penasaranmu, dan baca c...