Aurel mulai melonggarkan tutup botol air mineralnya yang tinggal tersisa sedikit lagi.
Kemudian ia pura-pura berjalan di hadapan Sean. Dan sengaja membuat dirinya seola-olah tersandung, hingga membuat botol minum yang digenggamannya itu terlempar ke hadapan Sean.
"Auhhh" rintihnya yang pura-pura terjatuh.
Sementara di sisi lain, baju yang dikenakan Sean sudah basah karena tersiram air dari botol minum yang digenggam Aurel tadi.
Sean langsung bangkit dari duduknya, dan menghampiri Aurel. Ia membalikkan badan Aurel hingga menghadap dirinya.
"Apaan sih lo! Kasar banget sih lo jadi cowok!"
"Harusnya gue yang ngegas duluan! Lo sengaja kan tumpahin air ke gue?" Cecar Sean
Aurel saat ini mulai panik dalam hatinya. Pasalnya ia tidak mengira bahwa lelaki yang dihadapannya ini akan benar-benar marah. Dan awalnya niatnya hanya ingin menjahili laki-laki tersebut. Tetapi mungkin Sean bukanlah orang yang tepat untuk hal seperti ini.
Aurel hanya bisa diam dan tak berani menanggapi.
Kemudian Sean menghela nafasnya kasar, dan meremuk botol tersebut, serta mencampakkannya ke bawah dengan kasar.
Melihat hal itu, Aurel tersentak dan diam sejenak. Mungkin ia menangis. Kemudian mengutip botol itu
"Maaf" ucapnya pelan.
Kemudian ia berlari dengan cepat dari hadapan Sean.
Ia tidak menyangka lelaki itu sangat kasar.
Lalu Sean bisa melihat bahwa gadis itu sedih dari caranya berlari. Kemudian ia diam sejenak dan tersadar. Beberapa pertanyaan mulai memasuki otaknya.
'Apa tadi terlalu kasar? Jadi dia nangis' pikirnya.
Kemudian ia kembali menghampiri 2 sahabatnya.
"Woi gilak. Lo baperan banget dah. Kayaknya lo udah nagisin anak orang deh." Ucap Erick sambil menepuk bahu Sean.
Sean tak menjawab.
*****
Setelah beberapa menit istirahat, seluruh siswa berkumpul kembali untuk kembali ke Villa.
Mereka mulai memasuki bus, dan bus mulai bejalan.
Aurel menatap kpsong jendela disampingnya, dan menyandarkan kepalanya ke kaca jendela. Ia masih kecewa dengan kejadian tadi.
"Lo kenapa?" ucap seseorang yang duduk disebelahnya.
Aurel segera menyembunyikan raut sedihnya, dan tersenyum paksa kearah siswi di sebelahnya "Gue nggak papa. Cuman capek aja seharian ini"
"Ohh. Gue kira lo lagi sakit. Soalnya dari tadi diam aja."
"Nggak kok. Gue nggak sakit."
"Oke deh. Kalo lo ada apa-apa, cerita ke gue aja oke? Karna gue liat lo belum punya teman sejak masuk sekolah" jawabnya.
"Makasih ya. Oh iya, tapi kita sebelumnya kan belum pernah kenalan kan. Nama lo Fely kan?" Tanya Aurel kikuk.
"Iya gue Fely. Ternyata diem-diem lo tau nama gue ya."
"Eh iya heheh." Balasnya kikuk
"Kalo temenan sama gue asikin aja. Gak usah malu malu. Nih ambil." Ucap Feli sambil membuka snack dan memakannya.
Tak terasa, setelah berbincang-bincang ringan, akhirnya bus mereka berhenti di depan Villa. Seluruh siswa yang sudah mulai merasa lelah pun turun dari bus. Dan hari sudah mulai sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN (ON GOING)
RomanceIni cerita fiksi remaja biasa sihh👀 👇👇👇 Menceritakan kisah 2 remaja yang dibalut rasa benci satu sama lain pada awalnya. Akankah perasaan benci itu bertahan selamanya? Hmm Jika ia benci, mengapa se-perduli ini? Buang rasa penasaranmu, dan baca c...