ENAM BELAS: PROTECT YOU

62 6 8
                                    

Semua tim telah terkumpul, saatnya Pak Andi menjelaskan aturan dalam permainan tersebut.

"Dalam permainan ini, masing masing tim akan mencari bendera yang sudah tersebar di dalam hutan ini. Warna bendera yang dicari, sesuai dengan warna kelompok masing-masing. Jumlah bendera setiap tim, ada 15 bendera. Pemenangnya ditentukan oleh seberapa cepat bendera terkumpul oleh setiap tim." Jelas pak Andi.

Setelah menjelaskan aturan-aturan bermainnya, masing-masing tim langsung berpencar menyusuri hutan yang gelap nan seram itu.

Sama halnya dengan tim yang lain, ketua Tim Putih, membagi lagi beberapa anggota kelompoknya untuk berpencar, agar memudahkan pencarian.

Setelah dipecah menjadi beberapa pasangan, Sean akhirnya harus berpasangan dengan Aurel.
Dan anggota yang lain pun langsung berpencar.

Sean memasuki kawasan hutan lebih dalam lagi, dan diikuti oleh Aurel. Keduanya tak bersuara, hanya berjalan saja. Lalu Sean mempercepat langkahnya. Membuat Aurel sedikit kewalahan menyamai langkahnya.

Tiba-tiba Aurel tersandung oleh sebuah akar pohon besar. Gadis itu merintih pelan.

Sean menghentikan langkahnya, dan berbalik melihat Aurel.

"Makanya hati-hati" ucap Sean dingin.

"Makanya jangan cepat-cepat" balas Aurel.

"Lo takut?"

"Enggak. Gue nggak takut" ucapnya berdiri sambil mengibas-ngibaskan celananya yang kotor.

"Terus kenapa lo kejar-kejar gue kalo gak takut?"

Gadis itu gelagapan, mendengar pertanyaan yang dilontarkan Sean.

"Eng-nggak. Siapa bilang gue takut? Yaudah! Gue bisa kok cari sendiri, tanpa harus berpasangan sama lo." ucapnya penuh percaya diri.

Gadis itu kemudian pegi begitu saja, meluapkan emosinya sesaat tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.

Sedangkan Sean, masih berdiri tegak. Ia sedikit gelisah. Saat ini, ia sedang bergelut dengan fikirannya, memikirkan gadis itu. Pertanyaan mulai bermunculan memenuhi fikirannya. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi. Lalu, ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

AUREL POV

Setelah cukup lama mencari, akhirnya Aurel berhasil menemukan sebuah bendera berwarna merah yang tergantung di sebuah pohon

Ia segera mengambil bendera tersebut, dan langsung berbalik.

Saat berbalik, ia kebingungan mencari jalan kembali. Dan ia mulai merasa takut. Gadis itu juga merasa kedinginan. Ia menggosok-gosok kedua lengannya, ketika hamparan angin menerpa tubuhnya.

Krek..

Suara langkah kaki, membuat gadis itu membulatkan kedua bola matanya terkejut.

Ia langsung terjongkok dan menutup kedua matanya ketakutan, serta membenamkan kepalanya di lututnya. Tubuhnya gemetaran dan ia tak berani melirik sedikitpun.

Gadis itu mulai dalam ketakutannya. Jujur saja, ia sangat menyesal telah menuruti egonya tadi. Kalau saja ia masih bersama cowok itu, ia mungkin akan merasa lebih aman.

Tetapi wntah mengapa, tiba-tiba ia merasakan sebuah jaket menyelimuti punggungnya, dan Aurel juga bisa merasakan seseorang ikut berjongkok di hadapannya.

Perlahan gadis itu mulai mengangkat sedikit kepalanya, dan melihat orang tersebut. Rambutnya sangat berantakan, dan pipinya basah. Aurel sangat malu sekarang.

"Sean.." lirihnya pelan.

Lelaki itu hanya tersenyum dan menyeka pipi gadis yang ada dihadapannya ini.

SEAN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang