Part 8-Psikopat

251 11 1
                                    

Seperti biasa guys!
Sebelum baca,aku harap kalian vote dulu ya!
Cuman klik tanda bintang di sebelah kiri kok^_^
Thanks all!

-----

Gadis itu tengah sarapan dengan keluarga nya. Ia sangat lahap saat memakan roti yang telah dibalut selai coklat oleh mamanya.

"Papa berangkat duluan ya, mau ada meeting" pamit Reihan kepada istri dan anaknya itu.

"Bentar pah, aku ambil tas dulu keatas. Hari ini Naura berangkat bareng papa kan?" Tanya gadis itu.

"Naura, hari ini kamu ga berangkat bareng papa" ucap Karin, mama Naura.

"Terus Naura berangkat sama siapa?"

"Nanti kamu juga tau. Ya sudah, ayo pah mama anter ke depan" ucap Karin berdiri dari duduknya dan mengantarkan suaminya ke depan rumah. Naura mendengus kesal. Padahal lima belas menit lagi gadis itu harus masuk kelas.

Karin kembali menghampiri Naura setelah mengantarkan suaminya ke depan rumah. Tapi, Karin tidak sendirian. Dibelakangnya ada orang lagi.

"Buruan, bentar lagi masuk" ucap seorang cowok dengan dingin. Naura mengenal suara itu. Ya, suara itu tidak lain tidak bukan adalah suara milik Iqbal. Otomatis Naura mendongak untuk memastikan apakah dia benar Iqbal.

"Ngapain disini?" Tanya Naura bingung.

"Hari ini kamu berangkat sekolah bareng Iqbal ya" ucap Karin.

"Ih gamau! Naura mending naik taksi aja deh mah" tolak Naura tetapi langsung dibalas tatapan tajam oleh Karin membuat Naura mengurungkan niatnya.

"Lo yakin? Bentar lagi masuk. Kalau lo naik taksi gua jamin lo telat" ucap Iqbal. Naura mendengus sebal. Terpaksa dirinya harus berangkat bareng dengan manusia kutub itu.

"Ya udah Naura berangkat dulu ya mah" pamit Naura lalu menyalami tangan Kiran.

"Saya pamit ya tan" ucap Iqbal lalu menyalami tangan Kiran.

"Hati-hati" teriak Kiran ketika kedua sejoli itu sudah berada diluar.

"Lo ngapain sih pake mau jemput gue segala" ucap Naura masih kesal.

"Lo pikir gue mau?"

"Terus kalau ga mau kenapa jemput?"

"Suruh mami. Cepetan bentar lagi kita telat" ucap Iqbal dingin sembari memberikan helm fullface nya kepada Naura. Naura mengangkat satu alisnya menangkan ia bertanya 'apa'.

"Pake" ujar Iqbal karena ia tahu maksud Naura. Naura mendengus sebal sembari mengambil helm yang diberikan Iqbal. Kenapa Iqbal ga peka sih? Batin Naura.

"Cepetan" ucap Iqbal masih dengan mode dingin.

"Iqbal ga peka apa?" Tanya Naura kesal.

"Apaan?" Tanya Iqbal bingung. Naura membuang nafasnya kasar. "Pakein Iqbal!" ucap Naura masih kesal.

"Punya tangan?"

"Ish dasar ga peka!" Ucap Naura sembari menyilang kan kedua tangannya di depan dada. Iqbal terkekeh melihat wajah Naura jika sedang ngambek, sangat menggemaskan. Iqbal pun langsung merebut helm yang yang Naura pegang dan memakaikannya ke kepala Naura.

Naura kaget atas perlakuan Iqbal. Padahal hanya memakaikan helm. Tapi mengapa rasanya berbeda jika Iqbal yang melakukannya? Iqbal sekarang sudah membuat hati Naura jadi nge DJ. "Anjir! Mama tolongin! Hati Naura tiba-tiba gempa" Batin Naura. Wajah Naura pun berubah menjadi seperti kepiting rebus.

CINTA MASA SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang