Part 9-Rio cemburu?

221 11 0
                                    

Hallo guys!
Seperti biasa,sebelum baca aku harap kalian vote dulu oke!
Cuman,klik tanda bintang di sebelah kiri kok^_^
Thanks all!

-----

"Naura kritis. Dirinya kehabisan banyak darah. Bahkan, jika tadi lewat satu menit saja. Mungkin nyawanya tak terselamatkan" ucap Galang, dokter yang menangani Naura.

Kiran terus menangis histeris. Naura adalah putri satu-satunya. Bagaimana jika Naura?
Ah tidak! Kiran harus berfikir positif!

"Apa saya bisa melihat anak saya dok?" Tanya Kiran sembari terus menangis.

"Boleh Bu. Tapi, tolong jangan tanya tentang kejadian ini dulu. Saya takut kalau pasien mengalami syok dan depresi" jelas dokter itu.

Kiran langsung berlari masuk ke ruangan dimana anak nya terbaring lemah di sana. Lalu disusul oleh Raihan, Hani, dan Iqbal. Kiran terus menangis. Dirinya menangis sejadi-jadinya. Raihan juga sudah menenangkannya, tapi Kiran masih terus menangis.

"Kuat ya sayang" ucap Karin sembari mencium punggung tangan milik Naura.

"Anak kita pasti kuat lewatin masa kritisnya" ucap Raihan sembari mengelus rambut sang istri pelan.

"Kita keluar dulu ayo mah" ajak Raihan.

Suami istri itu pun keluar dari UGD. Dan didalam sana hanya ada Iqbal, Naura, dan juga Hani. Hani juga ikut menangis, ia merasa sangat bersalah karena malah diam saja waktu itu.

"Ra, gue minta maaf." lirih Hani sembari terus terisak.

"Ini semua salah gue. Coba aja gue datang nolongin lo. Mungkin sekarang lo baik-baik aja." Lanjut Hani.

"Jangan nyalahin diri lo sendiri Han!" Tegas Iqbal.

"Tapi, kalau gue dat-" seseorang memotong ucapan Hani.

"Berhenti nyalahin diri lo sendiri sekarang" ucap Rio sembari memasuki ruangan UGD.

"Kapan datang?" Tanya Iqbal.

"Baru aja, tadi kita kena macet lah sedikit" ucap Adit.

"Pala lo macet! Lo nya aja yang kebelet pipis. Mana lama banget lagi, kaya boker" ucap Rio sembari menoyor kepala Adit. Adit  meringis kesakitan dan setelah itu dirinya menampilkan cengiran dengan deretan gigi putihnya.

"Jangan berisik!" Ucap Iqbal dingin. Kedua makhluk itu pun langsung diam tak berkutik lagi.

"Urusan Siska gimana?" Tanya Hani.

"Ga usah dipikirin dulu. Gampang, gue sama Adit udah urus itu" jawab Rio.

Sekarang sudah berganti hari, tetapi Naura belum sadar juga. Kedua orang tuanya dan para teman Naura juga setia mengunjungi rumah sakit setiap hari.

"Iqbal, sekarang mending kamu pulang dulu. Udah sore, nanti kalau ada perkembangan tentang Naura tante kabarin" ucap Karin. Iqbal memang menginap di rumah sakit, bahkan dirinya bolos dari sekolah.

"Iya tante, tapi kayanya hari ini Iqbal ga nginep disini"

"Gpp, lagian disini ada tante. Kamu juga udah bolos cuman karena Naura. Tante minta maaf ya"

"Ga usah dipikirin, kalau gitu Iqbal pamit tante" ucap Iqbal lalu menyalami Karin.

"Iya, hati-hati!" Pesan Karin. Iqbal keluar dari ruang rawat inap lalu berjalan ke parkiran untuk pulang kerumahnya. Dirinya lelah.

-----

"Hani!" Teriak seorang cowok. Yang namanya terasa terpanggil pun menoleh dan menghampirinya.

CINTA MASA SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang