Strong *1

8.2K 405 18
                                    

"Keluarga adalah harta terbesar yang di berikan Tuhan pada kita, jadi jangan sia-siakan mereka selagi kalian memilikinya."

✨✨✨

Seorang gadis kecil berumur sembilan tahun mengerjapkan matanya berkali-kali. Saat ia terbangun ia langsung mencari keberadaan sang mama. Langkahnya berjalan kearah dapur dan di sana hanya neneknya yang sedang memasak.
"Nek, mama mana?" tanya gadis itu sambil menghampiri neneknya dan tangannya yang membawa handuk karena ia juga akan langsung mandi, mengingat hari ini akan ada acara di rumah saudaranya. Di rumahnya hanya ada satu kamar mandi dan itu berada di dekat dapur.

"Mama sama ayah kamu lagi ambil pesenan kue buat acara di rumah tante kamu nanti," ucap neneknya sambil menampilkan senyumnya, tapi tanpa gadis itu tau ada raut wajah sedih yang di tampilkan neneknga.

"Ya udah deh Nesa mau mandi dulu," ucap gadis itu yang memanggil dirinya dengan sebutan Nesa.

Nesa berjalan kearah kamar mandi, baru saja ia akan membilas tubuhnya yang banyak busa ia langsung mengingat bahwa kemarin mamanya sudah mengambil pesanan kue bersama nya, pikirannya melayang pada ucapan mamanya beberapa hari lalu yang mengatakan ia akan pergi dan Nesa harus bisa menjaga dirinya baik-baik bersama ayahnya. Mengingat ayahnya ia juga mengingat jika ayahnya pernah mengajaknya ke bandara dan mengatakan 'disini nanti mama kamu akan pergi bersama ayah baru kamu,' Nesa mengingatnya, Nesa bukan gadis bodoh ia tahu apa maksud dari perkataan ayahnya itu.

Dengan segera Nesa menyelesaikan aksi mandinya dan segera menuju kamarnya untuk memakai pakaiannya setelahnya ia langsung menyisir rambutnya yang ia gerai dan segera memakai bedaknya, setelah itu ia langsung keluar menuju kamar orang taunya, hal pertama yang ia lihat adalah lemari orang tuanya yang hanya menyisakan pakaian ayahnya.

Kaki Nesa rasanya lemas, ia langsung menangis sejadi-jadinya. Neneknya yang mendengar tangis Nesa dari kamar orang tuanya langsung berjalan menghampiri cucunya itu, laku memeluknya dengan erat menenangkan Nesa yang sudah meraung itu.

"Semua akan baik-baik saja, percaya sama nenek mama kamu pasti bakalan balik sama kita lagi," ucap Neneknya yang juga ikut menangis. Hatinya sakit, ia menginginkan mamanya di sisiNya sekarang.

Tak beberapa lama terdengar suara motor ayahnya dengan segera Nesa berlari menuju ayahnya namun ayahnya hanya datang sendiri tanpa ada mamanya, ayahnya langsung memeluknya dengan erat menguatkan gadis kecilnya, memberi tahu gadis kecilnya bahwa ia ada di sana untuk selalu menemani dan menyayangi gadis kecilnya itu. Memberitahukan bahwa semua akan baik-baik saja, semua akan kembali seperti semula ia akan berusaha demi gadis kecilnya.

Saat ia datang ke acara tantenya semua mata menatap iba padanya, dan Nesa membenci tatapan itu, ia benci orang menatapnya dengan rasa kasihan, ia tidak se menyedihkan itu sampai orang lain menatapnya seperti itu. Mulai dari sana Besar bertekat itu menghancurkan tatapan iba dan kasihan dari banyak orang, ia akan tunjukkan bahwa ia gadis yang kuat.

***
Nesa bangun dengan nafas yang memburu, lagi mimpi itu sering kali hadir dalam setiap malamnya. Mimpi buruk yang sayangnya adalah kisah nyata yang ber fatamorgana menjadi mimpi di setiap malamnya. Semua itu sudah berlalu selama delapan tahun tapi mimpi itu selalu hadis seakan menjadi pengingat bahwa keluarganya sudah hancur.

Nesa melihat jam didinding kamarnya dan jam sudah menunjukkan pukul setengah enam dengan cepat Nesa keluar kamar membawa handuknya dan berjalan kearah kamar mandi. Setelah selesai ia langsung sholat dan mengenakan baju seragamnya. Setelah itu ia langsung menyapu rumahnya. Semenjak neneknya meninggal ia harus menyapu halaman dan menyapu di dalam rumahnya setiap pagi, jadi ia harus bangun pagi agar ia tidak terlambat kesekolahnya.

Strong Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang