Girl *19

2.4K 163 9
                                    

Jangan lupa buat Follow akun author ya, tinggal tap doang kok Hilmiath_

****

"Tawa mu adalah bahagia ku, dan luka mu adalah rasa sakit terbesar yang harus kurasa"

****

Nesa menatap laki-laki di depannya dengan tatapan tajam seakan siap memakannya kapan saja.
"Lo tau sendiri Nes gimana sifat Shilla, gue gak cuma nyarik cewek yang cantik dan perhatian sama gue tapi gue mau cari cewek yang mau gue ajak susah," ucao Dino yang kini sedang duduk di depan Nesa. Kini Dino dan Nesa tengah berada di perpus lantai atas.

"Gue rasa lo cuma bosen sama dia, dan lo mau sama Ervinna juga karena body dia," ucap Nesa dengan senyuman miring nya.

"Gue akun emang iya, tapi gue serius soal cari cewek yang mau di ajak susah," ucap Dino menghela nafasnya kasar.

"Bosen itu cuma dateng sesaat dan berpisah bukan pilihan terbaik untuk itu gue yakin lo bakal nyesel setelah ini," ucap Nesa sambil menatap tajam pada Dino.

"Yang gue tahu sekarang gue bosen," ucap Dino yang mulai lelah dengan pembicaraan mereka.

"Terserah elo sih, gue sebagai sahabat lo cuma mau ngingetin penyesalan itu datang di belakang, semuanya balik lagi sama lo," ucap Nesa dan segera pergi dari sana meninggalkan Dino yang sedang frustasi dan kalut dengan pemikirannya.

***

Nesa baru saja akan membuka pintu perpus saat pintu terlebih dulu di buka dari luar oleh laki-laki yang kini tersenyum padanya dan di balas senyuman oleh Nesa.

"Mau kemana?" tanya laki-laki itu pada Nesa.

"Balik ke kelas, kamu mau kemana Ka?" tanya Nesa dengan senyumannya sambil menatap Arka.

"Aku nyarik kamu, tadi kata Ervinna kamu lagi di perpus sama Dino," ucap Arka lalu menarik Nesa berjalan menuju kelas gadis itu.

"Oh iya tadi lagi ngomong sesuatu sama Dino," ucap Nesa yang terus menampilkan senyumnya. Jujur saja Nesa masih tidak percaya jika kini ia bisa menjadi kekasih dari laki-laki yang di sukainya selama ini.

"Terus si Dino nya kemana?" tanya Arka saat tak melihat Dino di dekat kekasihnya itu.

"Lagi merenung," ucap Nesa malas jika sudah mengingat laki-laki itu.

"Woy pasangan baru, pj mana?" suara teriakan itu memekakkan telinga Nesa. Nesa menatap tajam pada Safinda yang kini tengah tersenyum dengan gaje sambil mendekati Nesa gadis itu tidak sendiri karena kedua sahabat Nesa juga berada bersamanya.

"Malu tau gak Fin, banyak yang denger gitu," ucap Nesa dengan kesal pasalnya sekarang mereka sedang berada di lapangan dan merupakan blok inti sekolah mereka jadi di sekolah Nesa itu jika kalian masuk kalian akan melihat seperti tengah berada di labirin namun lebih mudah dan sistemnya di sekolah Nesa ada block. Itu block itu adalah lingkungan kelas 12,ruang kepala sekolah, ruang sekretariat, mushola yang malah terlihat seperti masjid karena luas, lab komputer, dan lapangan. Sedangkan di block 2 adalah lingkungan kelas 11,ruang guru, gedung workshop, lab Biologi, kab sosiologi, perpus, dan aula, koprasi. Dan terakhir block 3 yaitu lingkungan kelas 10,kantin, mini market, UKS, GSG, gedung inti, dan parkiran. Untuk block 1 berada di bagian depan. Dan semua block dan ruangan di sekolah Nesa berlantai tiga.

Kembali pada dunia nyata, kini Safinda malah menatap Nesa sambil menyengir.
"Pj mana?" tanya Jeny dengan senyumannya.

"Besok deh, gimana?" tanya Nesa yang langsung mendapat anggukan semangat dari sahabatnya memang jika sudah soal makanan mereka selalu bersemangat apa lagi jika sudah di traktir.

"Siap Deh, besok gue jemput," ucap Safira yang mendapat anggukan dari Nesa.

"Gak usah biar Nesa sama gue," ucap Arka yang tiba-tiba bersuara.

"Lo mau ikut?" tanya Safira mengerutkan keningnya.

"Iya lah," ucap Arka pasti.

"Engga," ucap ke empat gadis itu kompak. Arka yang terkejut dengan teriakan yang terdengar seperti bentakan itu hanya memegangi dadanya.

"Lah kenapa?" tanya Arka heran, memang kenapa ia tidak boleh ikut? Lagi pula ia yang akan membayar belanjaan gadis itu tidak mungkin kan jika Nesa yang membayarnya, Arka cukup tahu bagaimana keadaan ekonomi Nesa ia jadi tidak tega menyuruh gadis itu membayarnya. Arka hanya tidak tahu bagaimana kehidupan Nesa di Surabaya.

"Girls time," ucap mereka yang kembali kompak seperti ada yang mengomando.

"Gue yang bayar belanjaan kalisn," ucap Arka akhirnya agar ia bisa ikut.

"Oke," ucap sahabat Nesa kompak

"Engga," ucap Nesa yang jawabannya berbeda sendiri. Ia tidak ingin merepotkan Arka, apa lagi ia tahu bagaimana gila nya sahabatnya itu saat sedang berbelanja.

"Gak papa kali Nes sesekali," ucap Jeny dengan cengiran nya.

"Engga gue masih bisa bayar belanjaan kalain," ucap Nesa tetap pada pendiriannya.

"Engga, biar aku aja," ucap Arka yang tak kalah keras kepalanya.

"Gak usah Arka," ucap Nesa dengan penekanan di setiap katanya.

"Aku yang bayar titik, titiknya permanen gak bisa di hapus," ucap Arka yang tidak suka menerima penolakan. Sahabatnya hanya menonton saja perdebatan kekasih baru itu sambil menggeleng.

"Ya udah deh," ucap Nesa akhirnya mengalah. Ia harus tahu kini bahwa Arka sangat keras kepala dan tidak suka menerima penolakan.

****
Nesa dan Arka kini tengah berada di salah satu mall yang berada di daerah mereka dengan Rakha yang menggenggam tangan Nesa dengan erat. Setelah pulang sekolah Nesa dan Arka memutuskan untuk mampir dulu ke mall untuk membeli gitar.

Arka yang meminta Nesa untuk menemaninya membeli gitar. Mereka berjalan memasuki salah satu toko yang merupakan jual gitar. Arka mulai menatap satu persatu gitar di depannya dengan pandangan menilai sedangankan Nesa juga ikut memilih tapi ia berpencar dengan Arka.

Nesa terus berjalan sambil menatap gitar sampai ia harus menabrak orang di belakangnya karena ia yang berjalan mundur.

"Anjir kalau jalan liat-liat dong," ucap laki-laki yang Nesa tabrak.

"Eh sorry sorry gue," ucap Nesa membalikkan badannya dan meminta maaf pada laki-laki tersebut.

"Loh Nesa," ucap laki-laki tersebut yang langsung membuat Nesa yang sedari tadi menunduk langsung menatap kedepan menatap laki-laki di depannya.

"Sayang, ayo pulang," ucap Arka tiba-tiba dan langsung membawa Nesa menjauh dari laki-laki tersebut sedangkan Nesa masih melihat ke belakang menatap laki-laki tersebut yang sedang tersenyum dengan wajah terlukanya.

Nesa menghembuskan nafasnya lalu kembali menoleh ke depan dan mengikuti langsung Arka yang sudah menggandeng tangannya.

****
HAI SEMUA AKU BALIK LAGI NIH
GIMANA SAMA PART INI?

YUK SINI KASIH PENDAPAT KALIAN.
MAAF YA KALAU CERITANYA GAK JELAS DAN FEELNYA GAK DAPET MOHON DI MAKLUMI YA GUYS

BTW SAMANGAT YA PUASANYA NYA.

MAAF YA KALAU BANYAK TYPO DAN FEEL NYA GAK DAPET.
JANGAN LUPA BUAT TERUS VOTE DAN KOMENT ITUNG-ITUNG NAMBAH PAHALA DI BULAN PUASA GUYS
DAN BELAJAR UNTUK MENGHARGAI ORANG LAIN. GAK ADA SALAHNYA KAN??

JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN KHUSUS UPADATE TENTANG WATTPAD AKU YA BAKALAN BANYAK INFO DI SANA 🙏 KUY LAH FOLLOW @HILMIATH.STORY DAN FOLLOW AKUN WP AKU YA GUYS, FOLLOW JUGA AKUN IG PRIBADI AKU @HILMIATULHASANAH_

Strong Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang