Strong *4

3.6K 245 4
                                    

"Mencintai dalam diam itu ibarat menghayati sesuatu tanpa mau di usik"

❇❇❇

Nesa berjalan pelan diatas trotoar jalan, ia sangat malas untuk pulang jadilah gadis itu menyuruh Talia untuk mengantarnya kerumah tantenya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Setelah menemui tantenya ia memutuskan untuk pergi ke makam neneknya, ia sangat merindukan neneknya itu.

Sebelum ia sampai di makam ia membeli bunga untuk neneknya.
"Mbak buket lilynya ya satu," ucap Nesa pada karyawan toko bunga tersebut.

"Sebentar ya mbak," ucapnya dan segera menuju tempat lily itu berada.

***

Nesa menatap gundukan tanah didepannya dengan air mata yang sudah siap untuk turun, ia masih tidak menyangka jika neneknya akan pergi secepat itu meninggalkannya.

"Assalamu'alaikum nek," salam Nesa lalu duduk di samping betul nisan Neneknya dan meletakkan bunga yang sudah di belinya.

"Nenek baik kan disana?" tanya Nesa sambil mengelus batu nisan yang bertuliskan nama neneknya itu.

"Aku kangen banget sama Nenek, " ucap nya lagi sambil menangis. Ia benar-benar merindukan sosok neneknya yang selalu mendukung dan menyayanginya.

"Semua terasa berbeda nek, setelah nenek pergi," ucap Nesa lagi menarik nafasnya gusar.

"Kadang aku capek nek menghadapi ini semua." Nesa terus bercerita tentang apapun dengan neneknya itu berharap sang nenek bisa mendengar dan melihatnya dari atas sana.
Setelah puas menumpahkan segalanya Nesa pamit dan berjalan untuk pulang.

Nesa hanya berjalan kaki untuk pulang menikmati udara sore hari dan segala macam pemandangannya, sampai sebuah motor sport berhenti di depannya.

Nesa mengernyit seperti mengenal motor sport itu. Jantung Nesa langsung berpacu dengan cepat setelah ia tahu siapa pemilik motor tersebut.

"Lo dari mana Nes?" tanya laki-laki tersebut yang sudah berada di depannya.

"Em dari makam," ucap Nesa berusaha mengontrol detak jantungnya. Kini di depan nya Arka sudah berdiri dengan gagahnya.

"Gue anter pulang yuk, udah sore," ucap Arka menawarkan.

"Eh gak usah Ka, nanti ngerepotin," tolak Nesa cepat, hanya mulutnya yang menolak hati nya sih sudah menjerit kesenangan.

"Gak papa, yuk gue anter," Arka menarik tangan Nesa untuk berjalan kearahnya. Nesa sudah membeku menatap tangannya yang digenggam dengan erat oleh Arka. Ia hanya mengikuti langkah Arka sambil memandang dengan takjub tangannya yang berada di genggaman Arka.

Arka membuka jaketnya dan melilitkannya pada pinggang Nesa, mereka kini terlihat seperti berpelukan. Nesa masih tak percaya jika Arka bisa semanis ini padanya.

"Maaf ya gue gak bawak helm lebih," ucap Arka merasa tidak enak. Nesa menggeleng cepat melihat Arka yang menatapnya begitu.

"Gak papa kok, sans aja," ucap Nesa dengan senyumannya. Senyum Nesa sangat manis dengan lesung pipi di kedua pipinya menambah kesan manis pada gadis itu, dan Arka membenarkannya senyum Nesa memang manis dan Arka menyukainya.

"Ayo naik," ucap Arka sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Nesa naik. Nesa hanya memegang baju Arka sebagai pegangannya.

Tak ada yang membuka suaranya hanya suara deri motor yang menemani mereka sampai mereka sampai di rumah Nesa yang sederhana itu.

"Makasih ya Ka," ucap Nesa kembali tersenyum menampilkan senyum terbaiknya.

"Sama-sama," ucap Arka yang juga membalas senyumannya.

Strong Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang