Strong *6

3.1K 208 0
                                    

"Ketika mulut tak dapat terucap, mata akan memberitahukan semuanya."

❇❇❇

Nesa tengah berebahkan tubuhnya di kasurnya, mengingat kembali perkataan Arka tadi siang. Apa ia salah karena mencintai Arka? Mengapa begitu sakit mengetahui laki-laki yang kita sayang ternyata menyukai gadis lain?.

Nesa kembali membuka laptopnya mencari dokumen yang ia ingin tuliskan untaian katanya. Setelah menemukannya Nesa mulai mengetikkan beberapa kata yang menggambarkan betapa ia tak harus berharap lebih pada sesuatu yang tidak nyata.

Rasa Dan Hati

Tak sadarkah ia???
Ada hati yang mengharapkannya
Ingin menggenggamnya dengan mesra
Dengan segenap rasa yang hati ini punya

Tak tau kau ia???
Ada hati yang mengejarnya dengan langkah tertatih
Terus mencintai walau hati terasa letih
Terus menunggunya walau rambut perlahan memutih

Andai ia tau!!!
Ada namanya yang terukir indah dalam hati ini
Ada senyumnya yang terpatri jelas dalam mata ini
Ada bayangnya yang menghantui sanubari ini

Namun harusnya ku tau!!!
Bahwa cinta yang ku punya, Bagaikan tanah yang Merindukan langit
Bagai Gunung yang merindukan laut
Bagai kunang-kunang yang merindukan siang
Tak ada yang dapat bersatu karena semua hanya harapan semu semata

Nesa menghembuskan nafasnya gusar, menghapus air matanya kasar lalu menutup laptopnya dan mengambil ponselnya untuk menghubungi sahabatnya. Nesa mencari nama Safinda, karena hanya gadis itu yang salalu bisa mengerti dan memberikan sarannya pada Nesa.


***

Nesa tengah fokus mengerjakan tugas Geografi yang di berikan gurunya saat suara teriakan Rifkan mengganggu aktivitas nya.

"Sok rajin banget lo Nes," ucap Rifkan sambil menutup buku Nesa, mengerjai gadis itu.

"Eh tomken diem lo," ucap Nesa kesal dan kembali fokus pada soal di depannya.

"Ervinna mana?" tanya Rifkan  saat tak melihat kekasihnya di tempatnya.

"Bucin mulu lo, balik ke kelas lo sana emang lo gak belajar apa?" tanya Nesa yang jengah melihat Rifkan yang tidak berada di kelasnya dan malah berada di kelas Nesa.

"Baru abis latihan gue," ucap Rifkan lalu duduk di samping Nesa di tempat kekasihnya yang sekarang entah kemana.

"Vina lagi ke kamar mandi, mending lo juga ke kamar mandi deh," ucap Nesa mengusir Rifkan.

"Ngapain? Yang ada gue di gebukin cewek-cewek kalau nyamperin Vina," ucap Rifkan sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Yang nyuruh lo nyamperin Vina siapa? Gue nyuruh lo kekamar mandi buat ganti baju, sumpah ya lo bau got
Kan," kesal Nesa, ia tidak bersungguh-sungguh mengatakan Rifkan bau got ia hanya bercanda tapi laki-laki langsung mencium badannya setelahnya ia langit pergi meninggalkan Nesa yang menahan tawanya melihat tingkah Rifkan.

"Nesa, di cari calon imam lo nih," teriak Rifkan saat sampai didepan pintu dan melihat Arka yang berada di sana. Nesa segera menghampiri Rifkan saat mendengar bahwa Arka mencarinya, lihat bahkan dengan mudah Nesa melupakan segalanya tentang kejadian kemarin dan dengan segera menghampiri Arka.

Strong Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang