Girl *17

2.4K 174 4
                                    

"Mempertahankan kesetiaan tanpa pendukung itu susah kayak orang lumpuh tanpa tongkat. Gak bisa jalan"

***

Nesa menghembuskan nafasnya berkali-kali karena besok ia sudah harus kembali ke Jakarta. Rasanya ia tidak ingin kembali ke tempat itu. Ibu tirinya membuatnya seakan ia hidup sebagai pembantu di rumahnya sendiri.

Dulu saat masih SMP hubungan Nesa dan Mama nya sangat renggang sedangkan hubungannya dengan Bunda nya sangat dekat dan saat itu Nesa masih tinggal bersama Mamanya di rumah Papanya. Karena hubungannya dengan sang mama yang jauh dan tidak baik akhirnya Nesa memutuskan untuk tinggal bersama Ayah dan Bunda nya awalnya semua berjalan baik namun saat neneknya meninggal hidup Nesa mulai berubah, Nesa yang selama tinggal bersama mamanya tidak pernah melakukan kegiatan membersihkan rumah harus melakukannya di rumah ayahnya, Nesa yang tidak pernah kedapur untuk membantu memasak harus bisa memasak. Dulu Nesa bahkan tidak tahu tentang bumbu apapun yang gadis itu tau hanya garam, gula dan cabai. Semua sangat berubah hingga mamanya kasihan melihat Nesa yang selalu ia manja harus bisa hidup mandiri dan sering kekurangan jadilah ia selalu mengirim uang untuk Nesa.

Kembali pada dunia nyata kini Nesa tengah tertidur di paha Mamanya sambil memainkan ponselnya mengirim pesan Arka yang terus menghubunginya.

"Jadi orang itu jangan terlalu cuek," ucap Tari tiba-tiba yang membuat Nesa meletakkan ponselnya dan menatap mamanya dengan kerutan di dahinya.

"Kamu itu orangnya cuek sama seperti ayah kamu. Dan sikap satu itu bisa menjauhkan orang yang sayang sama kamu, sekarang mungkin kamu gak peduli tapi siapa yang tahu di kemudian hari kamu akan menyesal," ucap Tari melanjutkan ucapannya saat melihat kernyitan di dahi anak gadisnya itu.

"Apa mama juga ninggalin papa karena sikap cuek papa?" tanya Nesa dengan menaikkan sebelah alisnya. Percayalah hati Nesa sangat sakit saat menanyakan hal tersebut.

"Salah satunya," ucap Tari sambil mengelus puncak kepala Nesa dengan penuh sayang.

"Apa Mama selingkuh karena itu?" tanya Nesa. Dadanya sangat sesak saat mengatakannya ia ingin mamanya mengatakan jika ia tidak selingkuh, Nesa ingin menghilangkan rasa kecewanya yang masih melekat. Ayahnya yang mengatakan jika Mamanya selingkuh, Nesa tak ingin mempercayainya namun ada bukti yang bahkan ia yang menemukannya. Saat itu Nesa memang masih kecil dan belum terlalu mengerti.

"Mama gak selingkuh, semua itu hanya salah paham," ini yang Nesa ingin denger. Ia sangat yakin mamanya tidak mungkin melakukan semua itu.

"Saat di tempat kerja Mama dulu, Mama punya teman dia sangat baik sama mama dan dia bilang kalau dia sayang sama mama. Mama gak bisa Terima dia karena mama udah punya ayah kamu saat itu, meskipun ayah kamu sangat cuek dan tidak perduli pada Mama. Tapi yang namanya kita sudah lama tidak diperhatikan dan ada orang yang mau memperhatikan kita mama mulai mempunyai perasaan untuk teman mama itu namun mama tetap ingat bahwa mama mempunyai suami dan anak mama tidak mungkin meninggalkan kalian. Mama akhirnya memutuskan untuk menjauh dari teman mama itu namun semua terlambat Ayah kamu sudah mengetahuinya dan dia marah besar pada Mama mulai dari sana kita sering berantem. Sebelum itu temen ayah kamu memberi tahu mama jika ayah kamu dekat dengan wanita lain, hati mama sangat sakit tapi mama menahannya sampai teman mama itu datang dan mama menyukainya. Mama gak mungkin menghianati ayah kamu, bagaimanapun sikap nya dia tetap suami mama saat itu," ucap Tari sambil mengelus kepala Nesa dengan pandangan yang mengarah lurus kedepan. Nesa, gadis itu sudah menangis mendengar betapa tersakiti nya mamanya hingga ia bisa mencintai laki-laki lain. Seorang wanita tidak mungkin akan pergi jika laki-laki nya memperlakukannya dengan baik. Ia tahu betapa susah keadaan orang tuanya saat itu, ayahnya saat itu hanya menjadi buruh serabutan dan mamanya bekerja di salah satu kantor saat itu.

"Kenapa mama gak bawa aku waktu itu? Kenapa mama ninggalin aku?" tanya Nesa dengan tangisnya. Ia mengingat saat ia bangun tidak ada orang tuanya dan berakhir di dekapan neneknya.

"Mama ingin, mama ingin mengajak kamu tapi mama tidak bisa ayah kamu melarang mama begitupun nenek kamu jadi mama harus bisa melepas kamu meskipun hati mama sangat sakit dan berat harus meninggalkan kamu. Mama terus berpikir bagaimana kamu saat tidak ada mama? Siapa yang akan mengurusi anak manja mama satu ini? Siapa yang akan menemani anak mama belajar. Mama takut karena keadaan keluarga yang broke home kamu menjadi anak yang tidak terurus dan bodoh. Tapi mama bangga sama kamu, kamu bisa menjadi anak yang pintar dan berperilaku baik meskipun tanpa Mama," ucap Tari dengan senyumannya yang begitu tulus. Ia sangat bangga pada anaknya itu walaupun tidak ia dampingi tapi Nesa berhasil menunjukkan kekuatannya.

"Mungkin ini jalan terbaik untuk kita yang Allah kasih. Kamu harus bisa menerima apapun itu," ucap Tari dengan senyumannya dan terus mengelus puncak kepala anaknya.

Malam itu Nesa tertidur di pangkuan mamanya sambil memeluk perut mamanya dengan erat. Ia sangat menyayangi wanita kuat yang menjadi mamanya itu. Nesa sangat bangga karena ia bisa di lahirkan dari malaikat tak bersayap seperti sang mama.

****

"Sayang ayo bangun hari ini kamu udah harus balik ke Jakarta loh," ucap Tari sambil membuka gorden di kamar anaknya. Bukannya bangun Nesa malah menaikkan selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.

"Nesa ayo bangun, kamu pesawat kamu beruang jam 10.00 loh sekarang udah jam 8.00 sayang," ucap Tari menarik selimut yang menutupi wajahnya.

"Rasanya Nesa gak pengen balik," ucap Nesa menghembuskan nafasnya sambil duduk diatas kasur king size nya.

"Tanggung bentar lagi juga udah kelas 3 terus lulus, cepat bandi terus sarapan. Azri udah di bawah tuh," ucap Tari lalu meninggalkan anaknya itu dengan kerutan di dahinya.

Tadi mamanya mengatakan ada Azri? Untuk apa laki-laki itu menemuinya? Tidak tahu kan laki-laki itu jika Nesa akan kembali ke Jakarta hari ini?.

Tanpa pikir panjang Nesa langsung menuju kamar mandinya. Setelah selesai bersiap Nesa segera turun untuk sarapan dan menemui Azri.

****

Nesa dan keluarganya serta Azri kini sudah berada di bandara. Nesa sudah menangis dalam pelukan sang Mama begitupun adik perempuannya yang menangis dalam dekapan papanya.

"Udah jangan nangis malu tuh sama Azri," ucap Papanya yang langsung membuat Nesa membersihkan sisa air matanya.

"Kamu hati-hati di sana, jangan nakal dan tetap jaga kesehatan," ucap Tari yang mendapat anggukan dari Nesa.

"Hati-hati Nesa, tunggu aku nyusul kamu," ucap Azri dengan senyumannya.

Tak beberapa lama suara dari pengeras suara yang memberikan info bahwa pesawat Nesa kan segera berangkat membuat Nesa melepas tidak rela pelukan mamanya dan segera menjauh.

Hidup Nesa yang penuh tantangan dan cobaan kembali harus ia hadapi kali ini. Nesa yang manja sudah tidak ada dan di ganti dengan Nesa yang kuat dan mandiri.

****

****
HAI SEMUA AKU BALIK LAGI NIH
GIMANA SAMA PART INI?

YUK SINI KASIH PENDAPAT KALIAN.
MAAF YA KALAU CERITANYA GAK JELAS DAN FEELNYA GAK DAPET MOHON DI MAKLUMI YA GUYS

BTW SAMANGAT YA PUASANYA NYA.

MAAF YA KALAU BANYAK TYPO DAN FEEL NYA GAK DAPET.
JANGAN LUPA BUAT TERUS VOTE DAN KOMENT ITUNG-ITUNG NAMBAH PAHALA DI BULAN PUASA GUYS
DAN BELAJAR UNTUK MENGHARGAI ORANG LAIN. GAK ADA SALAHNYA KAN??

JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN KHUSUS UPADATE TENTANG WATTPAD AKU YA BAKALAN BANYAK INFO DI SANA 🙏 KUY LAH FOLLOW @HILMIATH.STORY DAN FOLLOW AKUN WP AKU YA GUYS, FOLLOW JUGA AKUN IG PRIBADI AKU @HILMIATULHASANAH_

Strong Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang