Strong Girl *5

2.1K 140 7
                                    

Jangan lupa buat Follow akun author ya, tinggal tap doang kok Hilmiath_

*****

"Dari keluarga harusnya ku mendapatkan kebahagiaan, tapi justru aku hanya merasakan sakit dari yang namanya keluarga"

*****

Nesa baru saja hendak mengambil nasi untuk makan saat sebuah suara menginstruksinya untuk berhenti.

"Masih gak malu aja makan di sini setelah kejadian kemarin dan tadi pagi," suara sinis dan sarkas itu membuat Nesa menghentikan untuk meletakkan Nasi keatas piringnya.

"Kalo Bunda dulu, udah marah sama orang tua mana mau minta makan ke orang tua," ucap Winda sinis sambil menatap tidak suka pada Nesa.

"Sepertinya anda perlu di ruqiyah biar gak berbicara sembarangan, apa salahnya saya makan? Yang kerja juga ayah saya," sarkas Nesa dengan tatapan tak kalah tajamnya dari Winda.

"Nesa kamu kalo ngomong yang sopan dia bunda kamu, ayah juga kalau lagi ngambek sama orang tua gak akan mau makan dari hasil orang tua," celetuk Ayahnya yang baru saja datar.

"Nesa capek selalu di perlakukan kayak gini sama kalian, terutama sama istri ayah dia selalu menghina Nesa dan ayah selalu percaya. Nesa capek di perlakuin seperti pembantu dirumah ini semenjak nenek meninggal jadi lebih baik Nesa pergi aja apa lagi setelah kalian memperlakukan Nesa dengan tidak membolehkan Nesa makan," ucap Nesa dengan air matanya yang sudah mengalir deras setelahnya ia langsung berjalan menuju kamarnya. Ayahnya terkejut mendengar ucapan Nesa langsung menyusul anaknya itu namun Nesa sudah terlebih dulu mengunci kamarnya.

Nesa terus menangis sesenggukan menghiraukan ayahnya yang terus mengancamnya di luar kamarnya.
"Nesa kamu jangan bicara sembarangan, jangan seolah-olah kamu bisa hidup sendiri," sarkas Hans dengan berteriak.

"Ok kalau kamu memang mau pergi mungkin kamu berpikir kamu masih memiliki mama kamu, tapi inget kamu sudah tidak bisa pindah sekolah karena sudah kelas 12 jadi kamu tidak bisa pergi ke Surabaya. Dimana kamu akan tinggal? Mau menumpang? Memangnya kamu tidak malu? Tapi itu terserah kamu ayah kasih kamu waktu 1 minggu untuk pergi dari rumah ini, jika kamu ingin kembali maka kembali sebelum batas waktu itu jika sudah lewat maka jangan kembali kerumah ini lagi," ancam Hans yang tetap di hiraukan Nesa. Hans menghela nafasnya kasar lalu pergi menuju kamarnya.

Nesa terus saja menangis mendengar ucapan Ayahnya, dengan segera Nesa memasukkan barang-barangnya ke koper miliknya hanya barang yang ia anggap penting yang Nesa bawa. Setelahnya ia langsung menghubungi Safinda untuk menjemput nya.

Tak beberapa lama Safinda sudah berada tak jauh dari rumahnya dan Nesa segera menyeret dua koper besar miliknya keluar rumah. Adiknya sudah menangis melihat Nesa pergi, Ayahnya menatap nanar anaknya sedangkan bundanya hanya tersenyum sinis melihat anak tirinya yang pergi dari rumah tersebut.

Nesa memasukkan kopernya kedalam mobil milik Safinda dan segera menyuruh Safinda untuk membawanya ke apartemen miliknya.

"Gue tau lo kuat Nes, lo sahabat gue paling kuat. Gue gak tau ada apa sama lo sampek lo mutusin buat pergi tapi gue tau lo gak salah dan lo kuat," ucap Safinda sambil mengelus pundak Nesa yang sudah bergetar karena tangisnya. Nesa sangat jarang menangis, seberat apapun masalahnya ia akan tersenyum menampilkan senyuman palsunya.

Terlebih hanya pada Safinda ia memperlihatkan air matanya, oleh karena itu jika ia ingin menangis maka ia akan datang pada Safinda.

*****

Nesa memasuki apartemennya dengan Safinda yang membantu membawakan satu koper miliknya.
"Duduk dulu biar gue ambilin minum," ucap Nesa sambil berjalan kearah dapur.

"Nesa, Arka udah tau tentang keluarga lo?" tanya Safinda saat Nesa sudah kembali dengan dua minuman kaleng di tangannya.

"Engga," ucap Nesa singkat lalu merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamunya.

"Dia harus tau Nes, dia pacar lo," ucap Safinda memberikan nasihatnya.

"Baru pacar belum jadi suami juga," ucap Nesa malas, ia masih belum siap untuk saling terbuka dengan Arka.

"Tapi seenggaknya lo harus bisa terbuka sama pasangan lo," ucap Safinda sambil menatap Nesa yang menatap datar ke langit-langit ruang tamunya.

"Nanti gue usahain," ucap Nesa lalu memejamkan matanya. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya sejenak dari segela beban yang harus di tanggung nya.

"Ya udah gue pulang dulu ya, udah malam," ucap Safinda yang mendapat anggukan dari Nesa. Setelah Safinda pergi Nesa segera menuju kamarnya dan hendak merapikan barang-barangnya.

*****

Nesa kini tengah berdiri di depan apartemen nya menunggu Arka yang akan menjemputnya sebelumnya ia sudah mengatakan pada Arka jika ia sedang berada di apartemennya.

"Loh Nesa, ngapain di sini?" tanya suara di belakangan Nesa. Nesa mengerutkan keningnya melihat laki-laki yang mengendarai ninja berwarna merah hitam dan helm fullface nya tengah berhenti di sampingnya.

Laki-laki itu membuka helmnya saat melihat kerutan di dahi Nesa yang kebingungan. Dan laki-laki tersebut ternyata Azri.

"Apartemen gue ada disini," ucap Nesa singkat dan kembali menatap jalanan di depannya.

"Wah bagus dong, btw berangkat bareng kuy," ajak Azri dengan senyumannya.

"Mending lo jemput pacar lo dari pada lo nebengin cewek orang," ucap Nesa sinis merasa terganggu dengan kehadiran Azri.

"Siapa? Selin? Dia mantan gue kali," ucap Azri dengan santainya yang membuat Nesa membelalakan matanya tak percaya, bagaimana bisa setelah merenggut kehormatan seorang perempuan dia meninggalkannya.

"Lo gila, lo udah ambil kehormatannya terus lo tinggalin," ucap Nesa tak percaya.

Suara klakson motor membuat Nesa mengalihkan pandangannya pada Arka yang sudah datang dan memberhentikan mobilnya tepat di depannya.

"Ayo berangkat," ucap Arka yang mendapat anggukan dari Nesa. Setelah Nesa naik ke atas motornya Arka langsung melajukan motornya dan menatap sinis pada Azri sebelum benar-benar pergi.

****

Nesa dan Arka kini tengah berada di ruang OSIS yang sepi hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Tadi setelah melakukan penyerahan jabatan Arka meminta Nesa untuk menemuinya di ruang OSIS.

"Kamu gak mau cerita apapun sama aku?" tanya Arka membuka pertanyaan setelah terdiam beberapa saat.

"Aku pergi dari rumah, hubungan ku sama ibu tirinya tidak baik semenjak nenek aku meninggal. Aku di perlakukan seperti pembantu dan sering di fitnah," jawab Nesa. Arka hanya terdiam mendengarkan penjelasan Nesa. Gadis itu menarik nafasnya dalam sebelum memulai ppembicaraannya kembali.

"Aku sering berantem sama ibu tiri aku dan ayah aku adanya diam menutup teling nya.... " setelahnya cerita Nesa terus mengalir. Arka hanya terdiam mendengarkan. Kini ia tahu betapa berat hidup gadisnya itu namun Nesa terlihat baik-baik saja gadis itu terlihat sangat kuat dan Arka kagum akan sikap Nesa tersebut.

*****
****
HAI SEMUA AKU BALIK LAGI NIH
GIMANA SAMA PART INI?

YUK SINI KASIH PENDAPAT KALIAN.
MAAF YA KALAU CERITANYA GAK JELAS DAN FEELNYA GAK DAPET MOHON DI MAKLUMI YA GUYS

BTW SAMANGAT YA PUASANYA NYA.

MAAF YA KALAU BANYAK TYPO DAN FEEL NYA GAK DAPET.
JANGAN LUPA BUAT TERUS VOTE DAN KOMENT ITUNG-ITUNG NAMBAH PAHALA DI BULAN PUASA GUYS
DAN BELAJAR UNTUK MENGHARGAI ORANG LAIN. GAK ADA SALAHNYA KAN??

JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN KHUSUS UPADATE TENTANG WATTPAD AKU YA BAKALAN BANYAK INFO DI SANA 🙏 KUY LAH FOLLOW @HILMIATH.STORY DAN FOLLOW AKUN WP AKU YA GUYS, FOLLOW JUGA AKUN IG PRIBADI AKU @HILMIATULHASANAH_

AKU MAU NGASIH TAU NIH BUAT KALIAN YANG BACA CERITA AKU YANG MY CRAZY BADBOY KALAU MCBB AKAN OPEN PO BULAN INI SETELAH HARI RAYA IDUL FITRI YA GUYS KUY SIPA-SIAP IKUTAN PONYA😊

Strong Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang