Chapter 13

88 11 4
                                    

Assalamualaikum Guyss :)
Author up lagi nihh,,:') pokoknya jangan bosan-bosan buat baca ceritaku ini,, ok?

➖➖➖➖

  Lean melangkah masuk kedalam kamar inap bundanya, ia heran melihat bundanya yang kesusahan melipat mukenanya karena tangan kirinya yang diinfus

" kenapa gk nunggu Lean, bun? "

" gkpapa,, tadi kebetulan ada perawat bunda minta tolong ke dia " kata Tamara tersenyum

" yaudah bunda makan yah,,biar aku suapin " sebelum Tamara menolak Lean sudah memperlihatkan ekspresi ala-ala big bossnya membuat bundanya tertawa pelan

   Dengan lihai tangan Lean menyuapkan bubur ke mulut bundanya, dalam hati Lean bersyukur ia sangat merindukan saat-saat seperti ini

" kamu sudah telpon, ayah? "

" he'em,,ntar malem baru tiba di Jakarta " kata Lean membersihkan bekas makan bundanya

" selama kamu mondok, ayah dan bunda sudah urus kuliah kamu " Lean menatap bundanya serius menunggu wanita itu melanjutkan perkataannya

" bunda harap,, pilihan ayah dan bunda kali ini gak buat kamu kecewa " kata Tamara hati-hati

" bunda,, sekarang dan seterusnya Lean percaya,, pilihan orang tua adalah yang terbaik " kata Lean meyakinkan bundanya

   Saat ini ia yakin tidak ada alasan untuk menolak keinginan orang tua, ia percaya mereka pasti ingin yang terbaik untuk anaknya

    Sambil menemani Haikal, Adam memilih untuk muroja'ah hapalannya, saat berumur 16 tahun ia telah berhasil mengkhatamkan hapalannya, hebat bukan?

" ustadz? " merasa dipanggil Adam menghentikan muroja'ahnya kemudian mendekati ranjang Haikal

" kenapa, Kal? " tanya Adam

" ustadz,, kita pulang aja yah,, lebih enakan dipondok ustadz " rengek Haikal,, Adam tersenyum melihat salah satu santrinya itu yang Adam tahu santri ini termasuk santri yang aktif dan cerdas

" Haikal, kamu ingatkan kisah nabi Ayyub a. s? " tanya Adam sambil mendudukkan dirinya di dekat tempat tidur

" ingat ustadz " kata Haikal

" yang nabi Ayyub lakukan saat beliau diberikan cobaan penyakit yang parah,,beliau terus berdzikir kepada Allah " kata Adam

" kamu juga harus tau,, saat manusia diberi sakit Allah mengangkat tiga hal darinya,, kamu tau tidak? "

" tau ustadz,, keceriaan wajah, nafsu makan, dan dosa-dosa kita " kata Haikal membuat Adam tersenyum

" betul,, dan saat kita sembuh Allah hanya mengembalikan yang dua yaitu keceriaan wajah dan nafsu makan kita,, lalu bagaimana dengan dosa? Allah tidak mengembalikan itu "

" sakit itu penghapus dosa " Adam mengakhiri ceramah singkatnya dengan usapan lembut dikepala Haikal

" yaAllah maafin Haikal udah mengeluh,, harusnya Haikal bersyukur " kata Haikal menyesal

   Seseorang memerhatikan kedua lelaki yang berbeda generasi itu bercengkrama sejak tadi, ada perasaan kagum melihat itu, bukan hal itu saja ada banyak hal yang telah membuatnya kagum terhadap pria ini

HUWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang