Chapter 24

66 9 3
                                    

Lean menarik nafas gusar sebelum masuk ke dalam rumah Umi Maryam, kemarin Umi Maryam mengatakan jika ia merindukan Lean, ia meminta Lean berkunjung ke rumahnya

Tokk
Tokk
" Assalamualaikum !! "

" Waalaikumussalam, sebentar " suara Umi Maryam terdengar dari dalam, tak lama pintu berwarna coklat itu terbuka menampakan wanita paruh baya yang tersenyum saat melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya

" Masyaallah, Umi rindu sama kamu nak. Masuk yuk " kata Umi Maryam membawa Lean masuk ke dalam rumahnya

" maaf Umi, Lean baru sempet datang. akhir - akhir ini lagi sibuk " kata Lean

" kamu baik-baik aja, kan? " wajah Umi Maryam berubah sendu membuat Lean heran

" Umi kenapa..kok sedih gitu ?" tanya Lean memeluk tubuh Umi Maryam dari samping

" maafin Umi nak,, maaf " kata Umi Maryam

" loh, Umi gak ada salah.. Kok minta maaf "

" Umi tau nak, kalian saling mencintai" Deg. Lean terkejut mendengar itu. Apa Umi Maryam tau tentang ia dan Adam?

" maafkan Umi yang tidak menyadari perasaan kalian "

" Umi, mungkin Lean sama Kak Adam emang gak jodoh..Umi gak usah nyalahin diri kek gini "

" kamu bahagia ngeliat Adam dengan wanita lain? " tanya Umi Maryam membuat Lean terdiam

Bahagiakah ia? Lean juga tidak tau, ingin berkata bahagia masih ada dalam dirinya yang merasakan sakit. Lean tersenyum kepada wanita didepannya ini, siapa pun yang melihat senyum itu pasti tau, ada luka yang tersirat dari senyum itu.

" Insyaallah Umi, Lean bahagia "

Seorang wanita yang berada diluar rumah, menahan sesak didadanya mendengar pembicaraan kedua orang itu. Ia merasa menjadi orang jahat, memisahkan kedua orang yang saling mencintai

" oh Allah, maafkan diri ini "

" Assalamualaikum... " mendengar seseorang memberi salam membuat Lean dan Umi Maryam menoleh kearah pintu

" Mbak Zahra, masuk mbak " kata Lean, ia merasa khawatir apakah Zahra mendengar pembicaraan mereka

" sudah dari tadi, nak? " tanya Umi Maryam saat Zahra telah duduk disofa berhadapan dengan Umi Maryam dan Lean

" baru saja Umi...Zahra kesini mau ngajakin Kak Adam buat liat dekorasi gedung " kata Zahra perempuan itu tersenyum dibalik cadarnya

" Adam lagi di kantor Pondok... Mungkin sebentar lagi datang "

Lean merasa canggung harus berada diruangan yang sama dengan wanita yang sebentar lagi menjadi bagian dari keluarga ini. Sedari tadi ia hanya menjadi pendengar saat Umi Maryam dan Zahra membahas tentang acara pernikahan yang akan dilaksanakan satu minggu lagi

Tak lama terdengar seoarang pria yang memberi salam, membuat dua wanita itu tersenyum. Sedangkan Lean, wanita itu hanya menampilkan ekspresi datar.

" sudah dari tadi, Ra? " tanya Adam. Dalam hati Lean menunggu Adam juga bertanya kepadanya. Ngarep lu Le' 😅😅😂

" lumayan Mas, gimana hari ini jadikan? " tanya Zahra dibalas anggukan oleh Adam.

" yaudah Umi, Lean pamit dulu kalau gitu... Masih ada urusan yang harus diselesaikan " pamit Lean terkesan tiba-tiba membuat Adam melihat perempuan itu

" buru-buru banget, nak " kata Umi Maryam

" maaf Umi, Insyaallah sebelum berangkat Lean bakal kesini " kata Lean, yah saat mengobrol tadi Lean mengatakan ke Umi Maryam tentang kepindahannya

HUWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang