Chapter 16

90 11 3
                                    

   Adam terus melirik jam yang bertengger ditangannya, ia harus segera berangkat ke bandara, namun seseorang yang ia tunggu sedari tadi tak nampak, ada rasa khawatir dibenak Adam pasalnya sedari tadi gadis itu bilang jika dirinya sudah dijalan

" yuk, Dam. Ntar ketinggalan pesawat lagi " kata umi Maryam telah siap untuk mengantar anaknya

" sebentar umi, Adam nunggu seseorang " kata Adam terbit senyum tipis di wajah umi Maryam

" yasudah, kabari Lean dimana dia sekarang " setelah mengatakan itu umi Maryam menghampiri suaminya yang duduk di ruang tamu

Pandangan Adam tidak beralih dari gerbang pesantren, berharap gadis itu segera datan, tiba-tiba gadis menggunakan gamis syar'i berwarna pink dengan khimar yang senada memasuki pekarangan rumah Adam

" Assalamualaikum, kak " sapa Fatimah tertunduk

" Waalaikumussalam, kemarin saya menunggumu di taman pesantren " kata Adam

" maaf kak, kemarin saya ada urusan mendadak "

" apa jawaban kakak? " harap cemas meliputi perasaan Fatimah menanti jawaban Adam

" kamu wanita baik Fatimah, saya yakin ada lelaki baik diluaran sana yang akan meminangmu " kata Adam berhasil membuat perasaan Fatimah hancur

" tapi saya berharap lelaki baik itu, kak Adam, apa salah? " tanya Fatimah air mata sudah mengalir membasahi pipi gadis itu

" salah, Fa!!  Saya tidak mencintai kamu, saya tidak ingin menyakiti kamu jika harus hidup dengan orang yang tidak memiliki perasaan untuk kamu " kata Adam lantang

" apa kak Adam mencintai perempuan lain? " pertanyaan Fatimah berhasil membuat Adam diam tak berkutik

" apa karena perasaan kak Adam terhadap Lean?!" tanya Fatimah ada emosi bercampur rasa sedih dimata gadis itu

" hanya saya dengan-Nya yang tau tentang apa yang saya rasakan " kata Adam tak habis pikir dengan gadis dihadapannya, terlalu memaksa

" saya harap kamu mengerti dengan jawaban saya, tidak ada cinta yang bisa dipaksa " setelah mengatakan itu Adam lihat sebuah mobil memasuki area pesantren, ia tau itu adalah Lean

Lean tersenyum melihat Adam yang berdiri dihalaman rumahnya, namun ia merasa heran siapa gadis dihadapan Adam

" Assalamualaikum " sapa Lean

" loh, Fatimah? Ikut antar kak Adam juga? " tanya Lean, ia merasa heran melihat mata Fatimah yang memerah

" gak, aku gak ikut, permisi " setelah mengatakan itu Fatimah berlalu pergi

Lean memandang Adam meminta penjelasan apa yang terjadi, namun lelaki itu hanya mengedikkan bahunya tanda tak tau

" saya panggil umi dan abi dulu, kita langsung berangkat " kata Adam

****

Mata Lean tertuju memperhatikan orang yang berlalu lalang dibandara, sedangkan Adam ia sedang mendapat wejangan dari abinya

" gue kek mau ngantar suami gitu " kata Lean dalam hati

" gimana kuliah kamu, nak? " umi Maryam menyadarkan Lean dari lamunannya

" eh, baik umi, Alhamdulillah "

" oiya, si Raka gak ikut? " tanya umi Maryam menyadari lelaki yang mengaku dirinya pangeran itu tidak ikut

" iya umi, Raka sibuk " alibi Lean, padahal dirinya memang tidak mengajak Raka

Saat pengumuman keberangkatan terdengar Adam segera pamit kepada orang tuanya, umi Maryam dan ustadz Arif memeluk putra semata wayangnya itu

HUWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang