Rabb-Ku sedang menguji rasa cintaku padamu, dengan cara membuatku mengikhlaskanmu
Aileen Amirah
***Kepastian - Rossa
Dinginnya angin malam tak membuat pria itu beranjak dari tempat duduknya, pandangannya menatap jauh kedepan. Lafadz dzikir tak henti terucap dari bibirnya, saat ini ia hanya meminta ketenangan hati pada Allah
Umi Maryam yang menyadari perubahan pada putranya ikut merasa sedih, semenjak acara lamaran di Mesir, Adam menjadi sosok yang pendiam, lelaki itupun sering melamun, dan setiap Umi Maryam bangun untuk melaksanakan Qiyamul Lail, ia selalu mendengar suara tangisan dari kamar putranya
" Adam... " Umi Maryam menepuk pundak sang putra namun tidak membuat Adam menoleh, lagi-lagi ia melamun
" Adam... " panggilan kali ini berhasil membuat Adam menoleh, ada raut kesedihan dimata putranya
" Umi, sejak kapan disini. Kenapa gak masuk, udara lagi dingin ntar masuk angin " kata Adam berusaha menutupi kesedihannya, namun Umi Maryam sudah duduk disampin putranya itu
" kamu lagi ada masalah? " tanya Umi Maryam namun Adam menggeleng
" Umi gak pernah ngajarin Adam bohong " kata Umi Maryam lembut
Adam terlihat berpikir, haruskah ia mengatakan masalahnya pada Uminya.
" apa ada sangkutannya sama pernikahan kamu dan Zahra? " tanya Umi Maryam tepat sasaran, Adam terlihat menimang, mungkin jika mengatakan kepada sang Umi, ia bisa mendapat jalan keluar. Namun pernikahannya dengan Zahra sudah didepan mata
" tidak Umi, Adam hanya memikirkan apakah Adam bisa membahagiakan Zahra " kata Adam " sedangkan Adam tidak mencintainya " lanjut Adam dalam hati
" nak, jadikanlah pernikahan ini sebagai Ibadah untuk mendekatkan diri kalian berdua kepada-Nya. Insyaallah, segala sesuatu yang dilakukan lillah karena Allah, akan mendapatkan kebahagiaan " nasihat Umi Maryam menatap sayang putranya
" kali ini, Umi mau kamu jawab jujur"
" apa ada seseorang yang kamu cintai? " tanya Umi Maryam
Adam kembali terdiam, ia memantapkan hatinya sebelum bercerita kepada Umi Maryam
Adam mulai menceritakan kisahnya dengan Lean, mulai dari awal perasaannya tumbuh saat gadis itu masih berstatus santri, tentang ia meminta Lean untuk menunggunya, semuanya ia ceritakan tanpa ada yang terlewat
" Astagfirullah, Adam. Kenapa kamu tidak bilang dari awal, nak? " tanya Umi Maryam menatap putranya tak percaya, bagaimana mungkin putranya bisa menyembunyikan ini darinya
" maafkan Adam, Umi. Saat itu Adam sudah ingin bercerita, namun melihat Umi dan Abi yang sangat menginginkan Adam untuk mempersunting Zahra. Adam tidak ingin membuat kalian kecewa " air mata Umi Maryam terjatuh, tak menyangka putranya rela berkorban demi membuat ia dan suami bahagia
" maafkan Umi dan Abi, Dam. Kami berdua hanya memberitahukan apa yang kami inginkan, tanpa bertanya apakah sudah ada gadis dihatimu " kata Umi Maryam menangis
" Umi dan Abi tidak salah. Adam yang terlalu pengecut, tidak memberanikan diri mengatakannya " kata Adam tertunduk
" lalu bagaimana, nak? Pernikahan kalian sebentar lagi " tanya Umi Maryam
KAMU SEDANG MEMBACA
HUWA
Teen FictionMenceritakan tentang hijrahnya seorang bad girl yang dipaksa oleh anak pemilik pondok untuk menetap di Pesantren. Tentang sebuah penantian dan pengorbanan yang entah akan berakhir dengan tangis atau mungkin dengan tawa.