Tak terasa sudah satu minggu Lean dan kedua sahabatnya dipondok ini banyak perubahan yang mereka alami, mulai dari bangun subuh, sholat 5 waktu yang alhamdulillah selalu mereka kerjakan, belajar mengaji dengan umi Maryam juga tetap berlanjut tapi saat ini mereka sudah membaca al-Qur'an
Saat ini Lean sedang berada ditaman pondok pesantren, duduk disini sambil menikmati udara pagi membuat kesan tersendiri bagi gadis itu, senyun terus terukir diwajah cantik gadis itu
" ekhm,, Assalamualaikum "
Lean sontak menoleh melihat siapa yang memberi salam padanya, melihat orang itu lagi-lagi membuat Lean gugup " Waalaikumsalam "
Adam mengambil tempat duduk disamping Lean tapi jarak tetap memisahkan mereka " gimana satu minggu ini, disini? " tanya Adam
" Alhamdulillah,, gue ngerasa nyaman" kata Lean
" waktu kamu disini sisa tiga minggu lagi, saya harap kamu benar-benar dapat berubah "
" oiya,, kenapa waktu itu lu ngotot banget biar gue disini? "
" haha,, karena saya lihat kamu itu orang yang butuh bimbingan " Lean mengangguk mendengar itu
" lu tau gak sih,, kenapa gue ngelakuin itu semua " kata Lean serius
" orang tua gue sibuk,, mereka jarang ada waktu buat gue,, gue ngerasa gak ada yang perhatiin " kata Lean mulai membuka ceritanya
" sampai gue kepikiran mungkin kalau gue jadi anak nakal mereka bakal peduli, tpi nyatanya mereka cuman marahin gue,, nyalahin gue,, tanpa pernah nanya kenapa gue begini " air mata sudah jatuh membasahi pipi gadis itu, sedangkan Adam pria itu tetap diam mendengarkan Lean bercerita
" jujur,, kadang gue gak suka sama diri gue sendiri,,gue ngerasa bodoh ngelakuin itu semua cuman buat dapetin perhatian mereka padahal gue sendiri tau,, kalau pekerjaan mereka lebih penting daripada gue "
" saya yakin, orang tua kamu ngelakuin itu semua buat bahagiain kamu juga " kata Adam
" dan asal lo tau,, gue paling benci ngedenger kata itu " kata Lean sinis
" mereka pikir dengan uang yang mereka kasih bisa buat gue bahagia, gue gak butuh itu semua,, yang gue butuhin itu waktu mereka,, cukup dengan mereka ada buat gue,,gue bahagia "
" gue pengen kayak orang-orang,, pagi-pagi dapet pelukan hangat dari seorang ayah, dan kecupan dikening dari seorang ibu "
" gue pengen setiap gue takut karna mimpi buruk ada seorang ayah yang ngusap kepala gue,,nenangin gue,,setiap gue pengen cerita masalah yang gue hadapin gue juga pengen ada seorang ibu yang mau dengerin gue,, tapi sayang itu semua hanya akan terjadi dimimpi gue " kata Lean terkekeh sambil mengusap air matanya
" sorry yah dam,, gue malah nangis dihadapan lo " kata Lean merasa malu, bisa-bisanya ia menunjukkan sisi lemahnya dihadapan Adam
" gak masalah,, " kata Adam
" emm,, kamu mau ikut saya? "
Lean melihat Adam dengan tatapan heran " kemana? " tanya Lean
Tanpa menjawab pertanyaan Lean, Adam beranjak dari tempat duduknya membuat Lean mengikutinya, pria itu terus berjalan tanpa memberitahu akan kemana mereka
Lean menatap heran bangunan rumah dihadapannya, setau Lean ini adalah rumah pemilik pondok yah rumah ustadz Arif, berarti rumah Adam juga. Kenapa Adam membawanya kesini? Pikir Lean
" Assalamaulaikum,, umi!! " tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik keluar dari dalam rumah, yah wanita itu adalah umi Maryam
" Waalaikumsalam, Lean? Kamu kenapa? mata kamu merah gini " tanya umi Maryam ada raut khawatir dimata wanita itu
KAMU SEDANG MEMBACA
HUWA
Novela JuvenilMenceritakan tentang hijrahnya seorang bad girl yang dipaksa oleh anak pemilik pondok untuk menetap di Pesantren. Tentang sebuah penantian dan pengorbanan yang entah akan berakhir dengan tangis atau mungkin dengan tawa.