9. Pelukan?

101K 8.2K 348
                                    

Tanpa disadari, aku dan kamu telah mencoba menyatukan kepingan kejadian yang tak terduga dan akan selalu membekas dimasa yang akan datang.
Rasa ini perlahan mulai berpencar.

^^^

jangan lupa vote and comment!!

Resha menatap Gladis kesal, sedangkan yang ditatap malah diam cemberut. Resha bingung dengan kelakuan Gladis sekarang, Gladis mendadak bersikap aneh seperti selalu marah-marah dan tiba-tiba nangis sendiri. Apa jangan-jangan yang dikatakan Benua?..

"Stop berpikiran kalo gue itu hamil ya Res! Gue gak hamil anjir," kesalnya menyentil kening Resha, Gladis sudah menduga apa yang Resha pikirkan.

Resha mendelik, lalu mengusap kening nya. "Ya lagian sikap lo hari ini aneh banget, tau gak sih?"

Gladis merenggut, "Gue kesel sama abang gue Res."

Resha langsung tertawa begitu mengingat kejadian dikantin tadi siang.

"Jangan ketawa lo anjir!"

Bukannya memberhentikan tawanya, Resha malah semakin menaikkan suara tawanya, membuat semua orang yang berada di halte melirik ke arahnya. Resha yang tersadar, langsung berdehem pelan.

"Lagian lo sih, pake teriak ke kak Xav minta tanggung jawab, ya orang lain langsung berpikir yang aneh-aneh dong"

Gladis mendengus lalu melirik jam ditangannya sebentar dan menatap Resha "Lo pulang bareng siapa? Pawang lo pada kemana?"

"Bang Aka latihan, Sanca dia ada les musik, Bang Akes? Jangan ditanya, sibuk sama kertas pasti"

Gladis terkekeh "Terus si trio K itu, gak nyariin lo?"

Resha menggeleng "Gak peduli juga, mereka semua ngeselin" kini Resha yang bertanya "Lo sendiri? Balik sama kak Xav apa sama Benua?

" Gatau nih, kak Xav keknya sibuk, kalo si Benua bodo amat lah gak peduli, gue masih kesel"

"Trus lo mau balik naik apa, onta cantik?"

"Angkot kali, tapi lama banget nih gak ada yang lewat dari tadi"

Brum Brum brum

Beberapa motor besar mulai berdatangan menghampiri halte tempat Resha dan Gladis. Membuat seluruh pasang mata yang ada disana tertuju pada segerombolan itu.

"Ih kok Abang gue malah kesini sih!" Kesal Gladis yang melihat motor Benua ikut berhenti.

"Hai Echa! kenapa belum pulang?" Tanya Lio yang sudah melepaskan helm nya. Melambaikan tangannya ke arah Resha.

"Nunggu angkot nih" Balas Resha tersenyum. Membuat Lio membalas tersenyum.

"Dek, ayo pulang!" Benua turun dari motornya menghampiri Gladis.

Gladis melirik Resha sebentar lalu beralih menatap kakaknya "Resha gimana?"

"Biar sama gue aja ayo! " Ujar Lio berteriak semangat, kesempatan nih.

"Gimana sha?" Tanya Gladis

Resha menatap Lio lalu menggeleng "Gue naik angkot aja deh, takut ngerepotin"

"Gak kok, ayo tenang aja. Abang anterin sampe depan pintu!" Seru Lio sambil terkekeh

"Bacot yo bacot!" Kesal Gema mencibir

Resha dengan terpaksa mengangguk, lagian naik angkot pun sedari tadi belum ada yang lewat.

"Yaudah kalo gitu gue duluan ya Res! bye" Ucap Gladis meninggalkan Resha diikuti Benua.

Braga (Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang