Bagian 2

544 51 9
                                    


Jadilah seperti bunga yang memberikan keharumannya bahkan pada tangan yang menghancurkannya.

-Ali Bin Abi Thalib.


Seminggu yang lalu aku sudah masuk kuliah dan mulai bekerja, tentu saja aku mendapatkan banyak teman,ada juga yg mualaf,dan ada juga yang asli Indonesia.

mengejutkannya ternyata salah satu temanku yang dari Indonesia,adalah anaknya umi Khodijah dan abi ahmad,yaa...aku memanggil mereka dengan sebutan itu karna mereka yg ingin,dan aku pun sangat-sangat tidak keberatan.

-----

Hari ini hari dimana aktivitas ku kembali,setelah libur akhir pekan kemarin,aku berangkat ke kampus menggunakan bus bersama Fatim,kami mengambil jam kuliah pagi,agar siang sampai malam kami bisa bekerja di restoran umi Khodijah.

akhir-akhir ini aku tidak pernah bertemu lagi dengan jin oppa serta yang lainnya,bahkan saat-saat terakhir hanya saat aku dan fatim berkenalan dengan semua member dan berteman baik,bahkan rasanya seperti keluarga yang tak pernah berjumpa,hmm..rasanya sangat nyaman berteman dengan mereka tanpa mempermasalahkan perbedaan.

Dan juga dari beberapa hari yang lalu bahkan Sampai sekarang,nomor umi dan abi tak pernah aktif,aku bingung mengapa mereka tak mengaktifkan ponselnya,aku mencoba menghubungi keluarga ku yang lainnya,dan jawaban mereka hanya baik,dan selalu baik, tapi pada saat aku ingin berbicara dengan umi dan abi sebentar saja, tiba-tiba saja bibi ku ada urusan yang mendadak,dan itu terjadi pada semua keluarga ku saat aku meminta untuk berbicara pada umi dan abi, percayalah mereka membuatku sangat khawatir.

'oh Allah jagalah mereka dimana pun mereka berada'.batinku

Sekarang aku berada di restoran,setelah kuliah tadi aku memutuskan untuk langsung ke restoran, tapi berbeda dengan Fatim yang ingin mengerjakan tugasnya dulu bersama Kyung mi dan myung hee.

Akhirnya aku ke restoran sendirian,tapi saat di halte aku bertemu dengan adnan,anaknya umi Khodijah dan abi ahmad,yang kebetulan dia ingin ke restoran juga katanya ada urusan sebentar,jadi aku ke restoran tidak sendirian,ya...walaupun sepanjang jalan jarak yang memisahkan kita,dia di depan dan aku dibelakangnya.

"Dorr!!".seseorang mengagetkanku

"Astaghfirullahal'Adzim".kagetku

"Ya allah fatim,kamu ngagetin aku aja ih, salamnya mana?".

"Assalamu'alaikum....Tadi aku sudah berkali kali, mengucapkan salam,dan tak ada balasan darimu,eh ternyata kamu sedang melamun,mikirin apa sih,cini cini cerita sama aku atuh".katanya

"Wa'alaikumussalam....hehe iyaa maaf,baiklah aku akan cerita".kataku

Dan aku menceritakan semuanya kepada fatim,pada saat aku bercerita,fatim menepuk nepuk bahuku,seakan akan dia menyuruhku untuk tetap tabah dan memberikan kekuatan bagiku,setelah aku menyelesaikan ceritaku,aku pun tak sanggup lagi menampung air mata yg ingin jatuh sejak tadi,dan aku langsung memeluknya dan menangis didalam pelukannya,dan fatim juga membalas pelukanku,dan kembali kurasakan kekuatan darinya.

"Hey ara,dengarkan aku... Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maulana waanikman nashir artinya Cukuplah Allah sebagai tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami." kata fatim

"La Tahzan ara,keep hamasah". lanjutnya

"MasyaAllah, Jazakillahu khairan fatim".kataku

"Wa Jazakillahu khairan ara".balasnya dan kami kembali berpelukan.

Setelah acara bercerita tadi,kami pun kedatangan para pelanggan,aku yang memang di bagian luar sebagai pelayan,dan fatim yang sebagai kasir,awalnya aku di amanahkan untuk menjadi maneger,tapi aku tidak mau,dan aku hanya meminta sebagai pelayan saja,tadinya memang kami berdua sebagai pelayan,tapi karyawan dibagian kasir ada yang keluar, jadi umi meminta pengganti nya,dan aku mengajukan fatim.

Mencintaimu Karnanya~{KTH}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang