Part 3

48 12 0
                                    

Taeyeon kini berdiri di dekat pusara ayahnya. “ayah, apa kau sangat merindukan ibu? Kau pasti sangat merindukannya ya?” tanya taeyeon berusaha tersenyum. “kau meninggalkanku pasti untuk bertemu dengan ibu disana kan? Ayah jahat sekali padaku, tidak seharusnya ayah meninggalkanku dan nenek disini?” tambah taeyeon dengan air mata yang sudah mengalir. “tidak apa – apa taeyeon – aa, ini pasti juga berat untuk ayahmu. Tenanglah, masih ada aku disini.” Hibur kibum dan menepuk pundak taeyeon dari belakang.

Dengan perlahan, kibum merasakan tubuh taeyeon yang terguncang karena berusaha menghentikan air matanya. Kibum pun membawa taeyeon ke pelukannya. “tidak apa – apa taeyeon – aa, semua nya akan baik – baik saja.” Kata kibum berusahan menenangkan taeyeon. Dan taeyeon pun merasa nyaman berada di pelukan kibum.

**

Setelah beberapa saat duduk berdampingan di taman belakang makam itu. Taeyeon pun beranjak setelah merasa baikan. “kau mau kemana?” tanya kibum. “kau tidak pergi bekerja? Apa kau mau dipecat?” tanya taeyeon disertai sedikit candaan. Kibum sedikit terkekeh.

“taeyeon – aa kau tidak apa – apa?” tanya kibum setelah ia beranjak. Taeyeon tersenyum. “tidak apa – apa, terima kasih kibum – aa. Kau sudah menyediakan bahumu untukku bersandar disaat seperti ini. Dan juga, aku minta maaf...” ujar taeyeon. Kibum tahu maksut taeyeon ‘maaf’ tadi. Taeyeon minta maaf tidak bisa membalas cintanya. Yah, selama ini kibum mencintai taeyeon. Taeyeon tahu hal itu, tapi ia tidak bisa menerima cinta kibum. karena taeyeon sudah mempunyai seseorang yang ia cintai, itulah yang taeyeon katakan pada kibum dulu.

Kibum tersenyum lalu mengacak – acak rambut Taeyeon. “tidak apa – apa. Aku tulus membantumu Yeonie – aa.” Ujar Kibum seraya tersenyum hangat. “ah, tapi siapa orang itu kalau boleh tahu? Orang yang telah mengalahkanku untuk mendapatkanmu?” tanya Kibum yang langsung membuat Taeyeon menatapnya. “orang yang kamu cintai, apa aku juga mengenalnya?” tambah Kibum. Taeyeon hanya mengalihkan pandangannya.

**

Sudah 2 hari Donghae tidak masuk kerja dan lebih memilih menemani ayahnya di rumah sakit. “Donghae – aa, sebaiknya kamu istirahat. Biar ibu yang menjaga ayahmu. Kamu pasti lelah, sudah 2 hari kamu disini.” Ujar ibu Donghae.

“tidak bu, aku mau menemani ayah sampai ayah bangun.” Tolak Donghae. “tapi..” “aku mohon bu!” pinta Donghae dengan sungguh – sungguh. “baiklah, kalau begitu ibu cari makan dulu. Nanti kita makan bersama ya? Sejak hari itu kamu bahkan tidak mau makan.” kata ibu Donghae. Donghae mangangguk dan ibunya pun pergi membeli makanan.

Setelah kepergian ibunya, Donghae menatap nanar ayahnya yang masih terbaring dan belum sadarkan diri. Dia memegang tangan ayahnya yang begitu dingin. Tidak lama kemudian, Donghae merasa ada pergerakan ditangan ayahnya. Donghae merasa bersyukur dan sangat senang. Dengan segera pun ia memanggil dokter.

**

Sesampainya di kantor, Taeyeon dan Kibum langsung menuju lift. Tapi baru beberapa langkah memasuki kantor, Taeyeon mendengar sesuatu yang dibicarakan beberapa karyawan disana.

“kasihan sekali Donghae, dia harus dipecat.”

“iya, kau benar. Ku dengar ayahnya baru mengalami kecelakaan.”

“benar, kasihan sekali ya dia.”

Kurang lebih seperti itulah ucapan karyawan – karyawan disana. Taeyeon pun segera menemui Yoona. “eoh Taeyeon – aa kau mau kemana?” tanya Kibum saat tiba – tiba Taeyeon meninggalkannya.

@ ruangan Yoona

Dok dok dok

Terdengar suara ketukan pintu. “masuk!” perintah Yoona dari dalam dan Taeyeon pun masuk setelah mendengar perintah Yoona. “eoh Taeyeon – ssi. Duduklah, apa yang membuatmu datang kemari? Tidak biasanya kau mendatangi ruanganku seperti ini?” tanya Yoona ramah.

“apa benar anda memecat Donghae? Kenapa anda melakukannya? Anda tahu saat ini Donghae sedang mengalami hal – hal buruk?” tanya Taeyeon to the point. “jadi..?” tanya Yoona. “kurasa anda tidak sekejam itu. Bukankah anda sudah tahu kalau Donghae itu tunangan anda?”

“mantan tunangan lebih tepatnya Taeyeon – ssi. Lalu kamu mau aku melakukan apa? Apa kau mau menggantikan posisinya?” tanya Yoona.

“apa? Apa maksut anda?” tanya Taeyeon tidak mengerti. “ku kira keluargamu benar – benar dekat dengan keluarga Pak Lee. Kamu sampai tahu masalah pertunanganku yang bahkan semua orang tidak tahu.” Ujar Yoona. “apa?”

“apa kau mau menggantikan posisi Donghae?”

“baiklah, saya bersedia direktur Im.” Jawab Taeyeon dengan tegas dan cepat.

“what? Apa kau yakin?” tanya Yoona memastikan. “iya, saya yakin. Jika saya yang dipecat, saya bisa mencari pekerjaan lain. Tapi Donghae... dia bahkan tidak bisa apa- apa. Jadi tolong kembalikan dia kesini. Itu saja yang ingin saya sampaikan. Kalau begitu saya permisi dulu.” Taeyeon pun pergi. “huh..” Yoona terlihat tersenyum kecut setelah kepergian Taeyeon. “dia benar – benar .... tetangga yang baik.” Ujarnya.

**

“ayah makanlah ini, aa!” Donghae menyuapi ayahnya. “ayah bilang ayah sudah kenyang. Tapi, dimana ibumu?” tanya ayahnya mengalihkan pembicaraan. “ibu bilang sedang ada urusan.” Jawab Donghae. “ah begitu..” lirih ayahnya.

Tiba – tiba terdengar ketukan pintu dari luar dan tidak lama setelah itu Taeyeon masuk. “bagaimana kabar Pak Lee? Apa sudah lebih baik? Maaf baru bisa mengunjungi anda sekarang Pak Lee.” Ujar Taeyeon dengan sopan. Ayah Donghae tersenyum, “tidak apa – apa Yeonnie – aa. Kamu kesini sendiri? Tidak bersama nenekmu?” tanya pak lee.

Taeyeon tidak menjawab, melainkan hanya tersenyum simpul. Kini taeyeon duduk disamping Pak Lee dan disampingnya ada Donghae. Taeyeon hanya menunduk tidak berani menatap pak lee maupun Donghae. Pak Lee mengerti perasaan Taeyeon, lalu Pak Lee memegang tangan Taeyeon membuat Taeyeon mengangkat wajahnya dan menatap Pak Lee.

Mata Taeyeon sedikit berkaca- kaca. “maafkan saya Pak Lee, karena ayah saya anda jadi seperti ini. Sungguh maafkan saya dan ayah saya.” Ucap Taeyeon dengan tulus dan air matanya pun sudah tidak bisa ia tahan lagi. “tidak Yeonnie – aa,ini bukan salah ayahmu. Ini hanyalah sebuah kecelakaan. Kamu tidak seharusnya menyalahkan ayahmu.” Pak Lee menenangkan Taeyeon.

“aku dengar ayahmu meninggal. Paman minta maaf ya karena belum bisa mengunjunginya. Bahkan paman tidak bisa menemaninya saat ia sedang kritis.” Tambah Pak Lee yang kini juga sudah meneteskan air mata. Sedangkan Donghae yang sedari tadi diam, terlihat sedikit terkejut mendengar ayah Taeyeon meninggal.

“benar kata ayah, aku bahkan juga tidak mengunjungi Paman Kim saat itu. Aku malah marah pada Taeyeon saat itu.” Batin Donghae menatap nanar Taeyeon. “saat itu anda juga sedang kritis. Bagaimana bisa anda menemani ayah saya.” Ujar Taeyeon disertai sedikit candaan.

Tidak lama setelah itu ibu Donghae masuk. “aku datang.” Kata ibu Donghae dengan semangat namun semangatnya tiba – tiba hilang setelah melihat Taeyeon di dalam. “Bibi Lee, anda sudah datang.” Ujar Taeyeon dengan sopan dan sedikit menundukkan kepalanya. “oh, kau disini rupanya.” Ucap Ibu Donghae agak canggung. “iya.”

Taeyeon mengerti pasti Bibi Lee belum bisa menerima dirinya lagi seperti dulu ataupun belum bisa memaafkan ayahnya atas kecelakaan itu. Meskipun begitu Taeyeon tetap berusaha tersenyum. “Ibu kau sudah datang.” Sambut Donghae. “sayang, kau darimana saja huh?” tanya Pak Lee.

“itu, kalau begitu saya pamit dulu. Nenek sendirian dirumah. Saya pergi dulu, sampai jumpa.” Pamit Taeyeon. “kenapa cepat sekali? Apa perlu Donghae mengantarmu?” tanya Pak Lee. “tidak paman, sampai jumpa.” Tolak Taeyeon. “baiklah kalau begitu hati – hati dijalan ya.” Kata Pak Lee. “iya” balas Taeyeon. Pak Lee menyenggol lengan istrinya. “ah iya, hati – hati dijalan.” Kata Ibu Donghae. Taeyeon tersenyum mengangguk. “baiklah ayah, ibu aku akan mengantar Taeyeon sampai depan.” Ujar Donghae. Lalu ia dan Taeyeon keluar.

“benar tidak perlu kuantar?” tanya Donghae memastikan ketika mereka berjalan menyusuri koridor. “iya, aku tidak ingin merepotkanmu. Lagi pula kau harus menjaga ayahmu kan?” balas Taeyeon. “kan sudah ada ibuku.” Sahut Donghae.

Taeyeon tidak bisa berkomentar apa – apa lagi, ia pun lebih memilih diam. Donghae benar – benar merasa iba dan juga bersalah pada Taeyeon. Ia pun berniat meminta maaf. “aaaa...”

“ah, sampai disini saja. Kamu masuklah, aku pergi ya.” Belum sempat Donghae meminta maaf, Taeyeon sudah pergi.

Tbc

The Word to My Angel 'I Love You'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang