- ᴘsʏᴄʜᴏᴘᴀᴛʜ ᴅᴀɪʟʏ - | ᴅᴀɪʟʏ sᴇʀɪᴇs

16. Arra

trrkkkk..

Suara pintu terbuka, ia baru saja pulang. Ini sudah larut malam, ia lebur.
Ternyata jungkook sudah pulang terlebih dahulu, menunggu nya hingga terlelap di sofa. Taehyung menghampiri kelinci mungil yang memakai pajamas berwarna biru muda dan terlelap di atas sofa.

“Mianhaee baby,, aku terlalu larut.” ucapnya sambil setengah duduk di hadapan jungkook. Jungkook terusik, ia bangun.

“Emmm..” ia membuka matanya. Taehyung menggendong jungkook untuk tidur dikamar. Dan taehyung pun bersih bersih, lalu tidur sambil memeluk jungkook.

****

Hari ini adalah akhir pekan. Hari sabtu, dimana taehyung akan menepati janji nya untuk bertemu dengan ayah nya sambil berburu di villa keluarga yang berada di dataran tinggi.

Pagi ini ia sudah bersiap membawa peralatan berburunya, dengan beberapa alat tembak kesukaan nya itu. Ia sudah bilang kepada jungkook bahwa ia akan pergi berburu dengan ayahnya, dan jungkook akan diam dirumah. Ia juga tidak bekerja, ia mengambil off dihari sabtu.

Setelah semua peralatan sudah siap, ia bergegas pergi dengan mengendarai mobil sendirian ke villa itu.

Taehyung memang sering diajak ayahnya untuk berburu, karena untuk melatih mental nya menjadi kuat dan melatih ia untuk menembak. Ya, itu yang dilakukan ayah nya untuk mengajarkan anak anaknya.
Namun saja tidak dengan In Woo, ia tidak pernah ikut berburu. Ia takut, ia penakut. Ia tidak suka melukai binatang. Ia kasihan melihat binatang yang tertembak, jangan kan darah orang lain atau darah binatang, melihat Sarah sendiri ketika ia terjatuh dan luka saja In Woo bisa pingsan.

Perbedaan ini yang membuat In Woo dan taehyung tidak pernah akur. Di sisi lain memang taehyung sangat tidak menginginkan kehadiran sosok adik. Ia ingin menjadi anak tunggal yang disayangi ayah dan ibunya, hanya ia saja. Tapi kehadiran In Woo membuat kasih sayang ayah ibunya terbagi dua untuknya dan untuk adiknya. Itulah salah satu alasan mengapa taehyung lebih memilih tinggal sendirian, dibandingkan tinggal bersama orang tuanya dan adiknya itu.

Setelah sampai di villa itu, taehyung turun dari mobilnya dengan membawa ransel dipunggungnya. Saat ia masuk kedalam villa itu, ayahnya sudah menunggu nya didalam.

Ia membungkukkan badannya.
“Kau datang lebih cepat dari yang kuduga..” ucap ayahnya sambil berdiri.
“Ahhh neee..” jawab taehyung.
“Ada yang ingin ku sampaikan kepadamu taehyung ahh.. setelah kita berburu mari kita minum teh sambil menyalakan api unggun.” ajak ayahnya.
“Nee abeoji..” jawabnya singkat.

Mereka masuk kedalam hutan, dan memburu beberapa binatang disana. Ini buruan legal, karena mereka sudah mendapatkan izin untuk memburu ditempat tersebut.
Ayahnya memburu seekor rusa, dan mengambil darahnya.
“Apakah kamu mau meminumnya?” tanya ayahnya.
“Emm.. Nee..” jawab taehyung dan langsung meminum darah segar itu, bukan tanpa alasan namun darah segara hewan baik untuk kesehatan pria, itu menurut pendapat ayahnya.

Taehyung memang jarang membantah perkataan ayahnya, namun jika dikantor ia bisa menjadi sebaliknya karena ada In Woo yang ia anggap sebagai penghasut ayahnya itu.

Setelah cukup lama mereka berburu, mereka kembali ke villa. Disana mereka minum teh sambil mengobrol.

“Kau tau, berita yang sedang gempar di daegu?” tanya ayahnya.
“Moraguyoo.. ”
“Berita hilangnya 2 orang wanita yang diduga dibunuh oleh pembunuh berantai 5 tahun yang lalu. Kau tidak tau berita itu?” perjelas ayahnya.
“Ne.. arrayo..” jawab Taehyung.
“Eoote?”
“Ahh.. mungkin pembunuh itu sudah mulai melakukan hobby kembali.” jawab taehyung.
“Emmm.. Neo..”
“Ne? ” jawab taehyung kebingungan.
“Kau memiliki sifat yang sama dengan ayahmu, sangat sama. Namun, ayahmu tak pernah melakukannya terhadap manusia. Ia hanya melakukan itu pada binatang.” ucap ayahnya. Taehyung hanya terdiam.
“Ayah tahu, neo. Kamu dalang dibalik semua ini. Nae adeul.. ” lanjut ucapan ayahnya.