Supernova || 12

594 67 2
                                    

Foto Ai sebelum kejadian itu:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto Ai sebelum kejadian itu:(

***

"Setelah si penyihir jahat mati, putri rapunzel pun akhirnya meninggalkan menara. Lalu menemukan jati dirinya di kerajaan dan akhirnya menikah dengan sang pangeran. Ta-mat."

Raina berucap demikian bersamaan dengan ia yang menutup buku dongengnya. Senyumnya terpatri sempurna melihat adik-adik pantinya terlihat senang mendengar ceritanya.

"Mm, Kak Ai, kalau penyihirnya udah enggak ada, berarti yang jahatin putrinya udah enggak ada lagi ya?" tanya Lili, bocah imut dengan pipi gempulnya. Irisnya yang terlihat penasaran membuat Raina tak tahan untuk tidak mencubit pipi chubinya.

"Iya, dong. Kan yang jadi penjahatnya cuman penyihir, Ili."

Lili mengangguk-angguk lucu membuat Raina terkekeh. "Gitu ya," gumamnya lantas mulai berimajinasi.

"Kak Ai, pangeran itu ada enggak di dunia nyata? Cika jadi kepengen deh punya pangeran juga!"

"Iii, Kila-pun! Kila pun mau! Cariin dong, Kak Ai," rengek bocah yang paling heboh diantara yang lain.

Raina hanya tersenyum tipis mendengarnya. Beberapa anak yang lain tampak terlihat tak ikut mendengarkan dongeng Raina. Seperti Alfi dan Putra, dua remaja laki-laki yang masih menginjak bangku SMP itu malah sibuk bermain catur. Juga Dimas yang meski ikut mendengar tapi lebih banyak fokus pada makanannya. Yang paling banyak porsi makannya ya memang si Dimas ini.

"Banyak kok pangerannya. Kayak Bang Alfi, Bang Putra, Ari, Dimas. Banyak kan?"

"Tapi tapi Cika maunya pangeran yang kayak di dongeng rapunsel. Cika mau pangeran kuda putih, Kak Ai!"

Raina tergelak mendengar jawaban polos adiknya. Ia menjangkaukan tangannya untuk mengusap kepala Cika. "Nanti suruh abang-abang disini belajar naik kuda supaya bisa jadi pangerannya Cika." Cika jadi tersipu malu mendengarnya.

"Kalo Alfi mah, ogah." balas Alfi yang ikut nimbrung meski fokusnya masih pada permainan catur mereka. Ia harus bisa meruntuhkan raja milik Putra.

"Dih Bang Alfi nggak cocok tau jadi pangeran!" balas Cika sambil cemberut. Membuat Raina tak tahan untuk mencubit pipinya.

Putra yang menjadi lawan main Alfi hanya terkekeh pelan.

"Sama. Bang Alfi juga nggak mau sama Cika."

"Iii, Bang Alfii!"

"Alfi," tegur Raina pelan. Remaja itu menghela nafas pelan seraya menggaruk tengkuknya.

"Becanda, Kak." arah tatapannya lalu pada Cika, adik kecilnya di panti yang menatapnya kesal. "kawan kan kita, Dek? Besok, Bang Alfi beliin cokelat yang kemaren kamu mau deh." rayu Alfi.

SUPERNOVA [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang