Supernova || 7

622 73 4
                                    

Cek mulmet uii jangan lupaa:(

***

Tak ada yang istimewa dari kegiatan hari ini. Ia sama sekali tak menikmati kegiatan sekolah dalam rangka peringatan bulan bahasa itu. Ingin rasanya ia pergi ke kelas atau ke perpus saja. Tapi, semua tempat-tempat itu di kunci oleh anak osis atas perintah guru. Mereka semua tak terkecuali Raina diharuskan untuk ikut menyemarakkan acara. Semuanya terlihat suka cita menonton semua acara. Tapi, hanya Raina yang sedari tadi tak nyaman. Ia tak suka kebisingan. Dikanan kirinya semua murid memberikan fokus penuh pada orang-orang yang tengah diatas pentas. Mereka kini dikumpulkan di aula sekolah yang luas. Raina duduk di bagian ujung tepi.

Suara gemuruh tepuk tangan menyapa gendang telinga Raina tatkala penampilan tarian itu selesai. Dan kemudian di ganti dengan penampilan selanjutnya. Kemudian seterusnya begitu. Membuat Raina ngantuk di tempat duduknya. Meskipun penampilannya beda-beda dari setiap kelas yang mempersembahkan, tapi tetap saja Raina sama sekali tak tertarik.

Bukannya ia iri karna teman-temannya tak ada yang mau mengikutsertakan dia. Tapi, Raina cukup sadar diri. Dia gadis cacat.

Raina sadar sepenuhnya kok.

Hingga, saat pembawa acara menyebutkan yang tampil selanjutnya. Sontak semua murid di aula itu bertepuk tangan. Bahkan sebelum si penampil muncul.

Penampilan Antariksa dan kawan-kawan.

Raina menatap seraya bertopang dagu melihat cowok resek itu berdiri diatas pentas. Tepuk tangan terutama dari pada gadis-gadis memenuhi ruangan. Raina nyaris ingin menutup kedua telinganya lantaran tak nyaman dengan teriakan perempuan-perempuan disampingnya.

Memang apa yang bagus dari mereka, sampai harus di beri applause sealay itu?

Riksa dkk terlihat sudah siap ditempat mereka masing-masing. Mereka sepertinya akan menampilkan akustik dengan cowok resek itu sebagai vokalisnya.

Raina memejamkan mata memilih tidur saja. Lagipula, ia sudah sedari tadi menahan kantuk. Namun, sesaat mendengar suara cowok itu menyanyi, Raina kontan terbangun. Bukan karna terpesona dengan suaranya. Tapi, melainkan karna suara dikiri kanannya yang semakin menggila.

Astaga.

"Banyak sudah kulewati.
Kisah cinta lain.
Tapi tak seindah kamu."

Dan semua gadis di aula itu ikut menyanyi, kecuali Raina.

"Kau tlah sandarkan hatiku.
Hinggaku memilih.
Dirimu dihatiku."

Raina melihatnya. Meski di jarak yang cukup jauh, ia bisa melihat jika cowok resek itu sedang tersenyum pada audience-nya.

"Takkan pernah lagi kutemukan.
Cinta yang sama seperti kamu."

Dan saat reff, Raina benar-benar merealisasikan niatnya yang ingin menutup telinga. Dia serius jika teman-teman ceweknya benar-benar berpotensi merusak indra pendengarannya. Raina bersungut ke sudut paling ujung.

"Kau berikan aku cinta.
Berikan aku rasa.
Hingga tak bisa berpaling."

"Kau terindah dihidupku.
Terbaik tuk diriku.
Jangan pernah terpisahkan."

SUPERNOVA [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang