Chapter 3

6K 305 41
                                    


Hayo yang kangen author mana nih? Yang kangen Rayhan? Yang kangan Fera?

Jangan lupa vote dan comment guys! Follow akun wp author biar gak ketinggalan info!!! Wajib pake banget

.

.

.

     "RAYHAN! Kamu mau kemana? Ikut yah," teriakan Fera berhasil membuat langkah Rayhan terhenti dan membalikan badannya yang kini menghadap ke Fera.

    "Mau-" ujar Rayhan.

    "Ih... Rayhan kalo ngomong itu langsung jangan satu kata-satu kata." seru Fera.

    "Mau pergi." ujar Rayhan.

    "Ikut yah, please han ikut yah." Rayhan hanya menatap jengah mengapa cewek itu selalu membuntutinya.

    "Gak." tolak Rayhan

    "Ayo dong Han, aku cuman mau ikut sama kamu doang kok."

   "Gak."

    "Yah Han, kamu jahat banget sih. Gak pokoknya ikut, ayok." Fera menarik lengan Rayhan menuju parkiran.

    Rayhan hanya menghela nafasnya malas, sungguh hari yang mengjengkelkan bagi Rayhan.

    "Lepas!" gertak Rayhan.

    "Yaudah buru naik motornya aku bonceng yah, mana helmnya?" tanya Fera.

    Fera merenggut helm yang bewarna hitam tapi Rayhan dengan cepat merampasnya, dan menatap Fera tajam.

    "Kenapa Han?" tanya Fera.

    "Itu khusus buat Lesya." seru Rayhan.

   Rayhan segera memberi helm yang lain kepada Fera, ia akhirnya melajukan motornya dengan kecepatan sedang karena ia membawa Fera, entalah gadis itu terus diam.

🐸🐸🐸

    Senyum Fera luntur ketika Rayhan merampas helmnya dan mengatakan bahwa helm itu khusus untuk Lesya, kenapa laki-laki itu tak mau melupakan Lesya.

    Fera hanya diam di sepanjang perjalanan moodnya hancur, baru saja ia senang karena Rayhan mau memboncengnya tapi sekarang ia dijatuhkan serendah-rendahnya oleh Rayhan. Rasanya begitu sakit saat kita mencintai seseorang, tapi orang itu sibuk dengan orang lain. La sangat mengerti tentang masa lalunya tapi sampai kapan? Ada saatnya manusia merasakan lelah saat usahanya di sia-siakan, bukankah begitu?

     Tak sadar Fera menempelkan kepalanya dipunggung Rayhan, ia kecewa tapi harus apa yang ia lakukan? Rasanya bingung, air matanya mengalir dari matanya. Tangannya melingkar diperut Rayhan, ia sebenarnya sedikit terkejut ketika Rayhan tidak menolaknya atau membrontak mendapatkan perlakuan dari Fera, Rayhan hanya diam dan fokus pada jalananan.

🐸🐸🐸

   Rasanya begitu nyaman ketika kedua tangan Fera melingkar diperutnya, ada apa dengannya? Ia menepis pikirannya dan kembali fokus pada jalanan. Rayhan sama sekali tidak mempermasalahkan kepala Fera yang bersandar di punggung miliknya dan tangan yang melingkar diperutnya, ia tersenyum entahlah yang dipikirkannya apa tapi kenapa rasanya begitu nyaman.

RAYHAN (Squel Lesya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang