Chapter 38

2.3K 160 15
                                    


Hai semuanya, ayok vote dan comment yuk. Jangan lupa yah bagikan cerita ini ke teman-teman kalian yah.

.

.

.

     Rayhan tertawa saat melihat Bryan yang merengek karena cowok itu masih ompong. Semua temannya membully Bryan habis-habisan, membuat Bryan kesal.

   "Eh kampret Gilang! Awas aja lo. Ini semua gara-gara lo." seru Bryan yang menatap tajam ke Gilang.

    "Taik lo, kok jadi bawa-bawa nama gue. Disini gue gak bersalah apa-apa, gue hanya melindungi diri makanya gue tonjok muka lo." seru Gilang yang membela diri karena tidak mau kalah dengan Bryan.

    "Emang lo berdua yang salah disini." lerai Aldino yang memijat pelipisnya.

    "Eh gue bawa sesuatu buat kalian nih, mau gak?" tanya Gilang.

    "Sesuatu apa?" tanya Rayhan yang kepo, pasalnya wajah Gilang penuh dengan ekspresi serius.

    "Sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Gue jamin kalian bakal terima kasih banget sama gue, mau gak?" tanya Gilang.

    "Berguna dan bermanfaat? Apaan tuh Lang?" tanya Bryan.

     "Pokoknya sesuatu yang bener-bener buat warga Indonesia hidup. Tanpa itu kita gak akan bisa hidup." seru Gilang yang terus menjelaskan.

     "Apa njing? Buruan ngomong. Banyak bacot lo." kesal Revan yang menggebu-gebu karena Gilang terus menjelaskan tanpa memperlihatkan sesuatu itu.

    "TARA!" teriak Gilang saat mengeluarkan panci.

    Semua temannya terdiam dan menatap Gilang dengan horor, mengapa harus mempunyai teman seperti Gilang yang benar-benar bobrok dan sulit di mengerti.

    "Kok lo semua diem, giliran gue kasih tau lo semua diem kek gak punya mulut tadi sampe gak sabaran." seru Gilang yang menatap aneh keempat sahabatnya.

    "Boleh gak gue ngehujat lo?" tanya Bryan pada Gilang.

    "Mau ngehujat gue? Mau gue rontokin gigi lo lagi, hah?" tanya Gilang.

    "Lang, kenapa sih lo ngeselin banget, gue kira sesuatu itu bener-bener berharga banget lah itu apa, lo bawa-bawa panci kesini buat apa? Jualan?" tanya Rayhan yang tak habis pikir dengan jalan Gilang.

    "Lo semua nyepele panci. Tanpa panci Emak lo gak bakal bisa masak...."

    "Ada mejikom goblok." timpal Revan yang memotong pembicaraan Gilang.

     "Jangan potong pembicaraan gue tolol, ok lanjut. Tanpa panci lo gak bisa makan, dan lo akan kelaparan...."

    "Gue bisa makan diluar, contohnya di kafe atau warteg." potong Aldino.

    Gilang mengelus dadanya sabar, ketika menatap sahabatnya yang terus menyela pembicaraanya. "Gue belum selesai ngomong Al. Dan tanpa panci juga rakyat Indonesia gak akan hidup...."

    "Panci bukan segalanya, jaman sekarang udah canggih. Ada mejikom, buat apa?" tanya Bryan.

Prang...

    Gilang membantingkan panci miliknya sampai membuat area kantin mendadak hening karena kelakuan Gilang. "Hahaha... diem kan lo semua. Harus gue banting dulu pancinya biar lo semua kicep." seru Gilang yang tertawa.

   "Tolol." desis Rayhan.

   "Ciri-ciri muka yang mau dihujat." seru Aldino yang tersenyum.

   "Gue kesel anjir, lo semua motong pembicaraan gue." seru Gilang.

RAYHAN (Squel Lesya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang