Chapter 39

2.1K 162 17
                                    


Ayok guys, vote dan comment yah.

.

.

.

    Alea menghembuskan nafasnya gusar ketika sampai di rumahnya, ia masuk dan disambut oleh Silla dan Leon yang tengah membawa satu kotak. Alea yakin jika kotak itu akan berisi tentang teka-teki selanjutnya.

    "Siap-siap tiga jam lagi kita akan ke Bandung." seru Silla, Alea mendekati Leon dan mengambil alih kotaknya dan membukanya.

_______________________

Aku adalah kamu dan kamu adalah aku
Itu adalah pikiran ku saat bercermin
Hanya bayangan yang menjadi temanku
Aku dan bayang, lalu siapa teman ku?
Aku ada namun kau tak menanggapnya ada

~Old


_______________________

    Dahi Alea bergelombang, karena bingung saat membaca pesan itu. Ia menerka-nerka siapakah yang dibalik itu semua, namun zonk. Alea menggelengkan kepalanga pelan, mana mungkin orang di masa lalunya yang melakukan ini semua.

    "Are you okay?" tanya Silla yang bingung saat melihat ekspresi aneh dari Alea, yang seperti menyembunyikan sesuatu.

    "Oh, I'm ok." jawab Alea yang tersenyum dan melenggang ke kamarnya.

    Sedangkan Silla dan Leon saling melemparkan tatapannya, karena melihat sikap Alea. "Kayaknya Alea menyembunyikan sesuatu." seru Leon.

    "Alea tau siapa peneror yang akhir-akhir ini mencari masalah sama dia." timpal Silla.

    "Seriously? Kalo Alea tau kenapa respon dia kayak biasa aja." pekik Leon.

    "Mungkin peneror itu salah satu orang yang menjadi masa lalu Alea, gue yakin itu. Makanya dia bingung harus mengambil keputusan seperti apa." ujar Silla.

    Good, Silla memang pintar. Otaknya sangat luar biasa, terkadang ia merasa beruntung diberi otak yang memiliki kecerdasaan di atas rata-rata, tapi terkadang ia juga mengeluh karena masalah sekecil apapun akan dia pikirkan untuk diselesaikan dan mencari solusinya.

    Di kamar, Alea mengemasi barang-barang, hanya beberapa baju dan alat-alat senjata miliknya untuk ia bawa ke Bandung. Alea bingung, pikirannya selalu bercabang kemana-mana.

    "Gak mungkin dia, kan?" gumam Alea.

    "Alea! Sekarang yuk berangkatnya. Biar ada waktu istirahat di Bandungnya!" teriak Silla yang menggedor-gedor pintu kamar Alea.

   "Ok,"

   Alea keluar dari kamar dan menyeret koper miliknya, Alea berlalu meninggalkan Silla yang tengah mematung didepan kamarnya.

   "Eh kok gue ditinggal." dumel Silla yang mengejar langkah Alea.

    Mereka menuruni tangga dan menghampiri Leon yang sudah siap dan membawa dua koper miliknya dan Silla.

    "Project robot buat lo, kita undur yah Leon." seru Silla yang mengambil alih koper miliknya.

   "Sans, gak pa-pa. Yang penting masalah Alea selesai dulu."

   "Makasih Leon, lo udah ngertiin." seru Alea.

   "Yaudah skuy kita otw." seru Leon yang semangat keluar rumah.

RAYHAN (Squel Lesya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang