Bab 8

35 7 1
                                    

Tibalah hari pemakaian kostum untuk Masa Orientasi Siswa di SMA Senada, dengan kostum  putri salju Azalea berjalan sangat anggun menuju lapangan.  Banyak siswa yang menatapnya kagum, namun para siswi malah menatapnya sinis.

“Lea!”Salsa berteriak memanggil Azalea untuk menghampirinya.

Azalea,  lalu berjalan menuju balkon setelah melihat Salsa yang meneriaki dirinya. Namun,  gadis itu tampak ragu untuk berjalan ke arah Salsa. Dia masih mengingat hal yang terjadi Kepada dirinya di tempat itu.

Salsa merasa bingung karna Azalea,  tidak segera mendekat padanya malah berdiri bingung seperti itu.

“Lea,  sini,” ajak Salsa lagi. Dengan waswas Azalea,  menghampiri Salsa.  Dia lalu mendekati salsa dan ikut duduk di balkon pinggir lapangan. 

“Kenapa sih?” tanya Salsa.

“Hem,  gak papa kok.” Azalea memegangi tengkuknya bingung,  mengapa dirinya harus takut?  Ini kan masih pagi. Batinya memenangkan dirinya sendiri.

Acaranya pun di mulai dengan sangat seru,  berbagai permainan mereka lewati dengan tawa. Ada pula yang mendapat hukuman harus menyanyi. Azalea,  sangat bahagia di awal masuknya lingkungan sekolah barunya. Ya, meski hanya Salsa yang menjadi temannya saat ini.


“Baiklah semua, acara MOS hari ini sudah selesai.  Kalian di perbolehkan pulang lebih awal,  terima kasih untuk yang mengikuti MOS hari ini.”

Setelah mendengar pengumuman itu semua murid baru berteriak girang,  mereka lalu berlarian menuju kelas untuk mengambil barang-barang mereka. Tak terkecuali Azalea dan Salsa,  mereka juga ikut berlarian kecil menuju kelas. Namun,  karna rok yang di pakai Azalea terlalu panjang dia hampir saja terjatuh karna menginjak roknya sendiri.

“Hati-hati.” Beruntungnya dia tidak terjungkal ke depan karna ada seseorang yang menarik lengannya,  menahan agar dirinya tidak jatuh.
Azalea,  mengangkat kepalanya melihat siapa yang menolongnya.  Ternyata Revanlah yang menolongnya,  jantungnya kembali berdebar lebih cepat dari biasanya. Dia menatap Revan yang juga menatapnya dengan senyum manis,” Terima kasih,” ucapnya kepada Revan karna telah menolong dirinya.

“Sama-sama, mau langsung pulang?” tanya Revan kepadanya.

“Hem,  iya kayaknya,” jawab Azalea,  dengan senyum manis.

“Mau ikut pergi denganku?” tanya Revan ragu-ragu.  Tangannya menggaruk tengkuknya yang tak gatal,  dia gelisah dengan pertanyaannya sendiri dan juga takut jika Azalea menolak ajakannya untuk pergi dengannya.

Lain halnya Azalea,  dia begitu senang dengan ajakan Revan. Hatinya terasa bertumbuhan bunga mawar yang begitu indah, saking bahagianya dia terus menatap Revan tanpa mau berkedip.  Dengan senyum yang memang tidak pernah luntur saat melihat Revan,  gadis itu terhipnotis dengan bayangan jika dia berpacaran dengan Revan, hingga Azalea lupa bahwa dirinya belum menjawab ajakan Revan.

Revan menatap Azalea sedih,  gadis di depannya tidak menjawab ajakannya malah tersenyum.  Laki-laki itu telah patah semangat dia yakin kalo Azalea,  tidak mau jalan bersamanya.

“Kamu gak mau?” tanya Revan memastikan pikirannya.

“Hah?”  gadis di depanya malah lola seakan sukmanya kembali pada raganya

“Tidak,  aku mau kok,” lanjut Azalea,  dia begitu panik setelah sadar dari lamunannya.

Tentu Azalea tidak akan menolak kesempatan itu, ini adalah hal pertama kalinya dia akan jalan dengan laki-laki. Hal yang selama ini hanya ada dalam khayalannya kini terwujud bersama Revan.

Revan pun tersenyum senang,  dia lalu menarik tangan Azalea untuk menuju ke parkiran sekolah.  Namun,  orang yang di tarik tidak bergerak dari tempatnya membuat Revan menoleh bingung.

“Kenapa?” tanya Revan.

“Mobilku gimana?” Azalea bingung bagaimana dengan mobilnya.

“Sudah taruh di sini saja,  besok aku jemput kamu untuk berangkat.” Terang Revan, Azalea hanya mengangguk setuju lalu mengikuti langkah Revan kembali.

Di perjalanan Revan dan Azalea bergurau ringan,  mereka menceritakan hal-hal kesukaan masing-masing. Debaran jantung di rasakan keduanya, tapi tetap saja tidak ada yang mau mengungkapkan  perasaan itu.

Sekitar satu jam perjalanan mereka sampai di taman bunga terkenal di kota Jakarta, satu jam dari Bekasi ke Jakarta tidak terasa melelahkan.  Lebuh parahnya Revan yang membawa mobil tidak mengeluh lelah.

“Jakarta?” tanya Azalea kaget.

“Iya,  kamu kan lagi pakai kostum Putri Salju. Bakalan cantik jika foto di sini,” balas Revan santai.

“Tapi ini udah sore Kak,” Azalea memperlihatkan jam tangan yang melingkar di tangannya.

Revan hanya bersikap santai lalu keluar dari mobilnya dan membukakan pintu mobil Azalea. Gadis itu masih bingung melihat Revan yang santai sekali.

“Tenang saja kita tidak akan pulang tengah malam,” Revan menjawab semua ketakutan Azalea.

Mereka lalu berjalan menuju taman bunga yang sangat indah itu,  Azalea tersenyum bahagia. Dia ajaknya dia berkeliling melihat setiap jenis bunga yang ada di sana. Seperti sepasang kekasih tangan mereka saling bertautan, membuat gadis penghayal itu merasakan bahagia yang tiada tara.

Azalea berharap dia akan selalu seperti ini selamanya bersama Revan, dia tidak ingin berpisah dengan Revan cintanya sekarang telah memilih Revan. Mereka berdua lalu beristirahat setelah lelah berjalan mengelilingi taman bunga.  Langit senja telah datang,  memberikan warna jingga kemerahan membuat taman bunga itu semakin indah.

“Aku haus Kak,” ucap Azalea kepada Revan.

Mendengar ucapan Azalea,  Revan tersenyum lalu tangannya terulur untuk mengusap kepala gadis di sampingnya. “Ayo beli es krim di sana,” ajak Revan. Revan lalu memberikan Azalea sebuah es krim setelah membelinya dari pedagang di taman, dia lalu duduk di tempat duduk yang sudah tersedia di taman. Lalu Revan dan Azalea menghabiskan es krimnya di temani canda.

Beberapa menit berlalu akhirnya mereka selesai memakan es krim yang mereka beli, Revan lalu mengajak Azalea untuk pulang karena hari sudah makin petang.

“ Azalea, Ayo kita Hari Sudah semakin gelap"aja ke Revan kepada Azalea, mereka berdua pun bangkit dari tempat duduknya dan beranjak menuju parkiran.


di perjalanan pulang Mereka berdua hanya terdiam mungkin karena kecapekan saat berada di taman, sesampainya di seperempat perjalanan ada sesuatu yang membuat Azalea merasa aneh. Azalea merasa ada sesuatu yang aneh berada di sekitarnya, dia merasa tubuhnya menegang hawa panas dan dingin bercampur menjadi satu pada dirinya Dia merasakan bahwa akan ada sesuatu yang terjadi pada dirinya. Sedikit ragu Azalea memutar tubuhnya untuk melihat ke belakang Ada apa di sana, “Aneh aku merasakan ada sesuatu yang akan terjadi, "batinnya berbicara.

Dan benar saja,  tiba-tiba ada sosok muka seram di kaca mobil. Muka demgan darah yang mengalir dari mata,  serta hidung yang mengeluarkan banyak sekali belatung.  Azalea hanya mematung mengahadap kepada Revan. Di sangat takut untuk menoleh ke jendelanya sendiri.

“Kamu melihatnya?” pertanyaan Revan membuat Azalea, membulatkan mata kearahnya.

“Apa ini,  kenapa Revan tahu apa yang aku lihat.” Batin Azalea

“Apa kamu juga melihatnya?” Tanya Azalea memastikan


Halo sampai di sini aja ya. 
Salam sayang Wawa.

ODOC30#DAY7
Vote and Comment

Cinta Khayalan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang