Pagi hari kedua orang yang sedang tertidur pulas terbangun karna seseorang yang menarik paksa untuk membuat mereka terbebas dari tidurnya.
“Lea! Cepat bangun Nak.”
Suara seseorang yang sudah sangat di rindukan Azalea tiba-tiba menusuk telinganya, dia yakin semua adalah mimpi hingga gadis malah semakin mencari posisi yang nyaman.
“Bangun Azalea Putri!”
Tidak, tidak suara itu nyata! Suara itu benar-benar berada di telinganya. Dengan kaget Azalea langsung bangun dan duduk dengan ekspresi yang seakan melihat hantu. Akh, rasanya hanya hantu dia sudah keseringan jika di bilang terkejut.
“Ibu?” beonya melihat wanita cantik yang berstatus ibunya.
“Ayo cepat kita pergi dari sini, apa yang kamu lakukan di sini?” Merisa lalu membereskan barang-barang Azalea dan menarik putrinya untuk pergi dari tempat itu. Wanita paruh baya itu tidak mengerti mengapa putrinya bisa berada di tempat kotor dan seram seperti ini. Bahkan anaknya memakai pakaian compang-camping , murahan bak seorang gembel.
Azalea lantas hanya mengikuti apa yang disuruh ibunya Lalu langsung bangun ditarik oleh merica dan turun ke bawah untuk segera pergi dari rumah itu. Azalea belum sepenuhnya sadar untuk mengerti apa yang dimaksud oleh ibunya dia hanya mengikuti tanpa mau membantah karena dia hanya ingin melihat ibunya tersenyum saat dia menuruti keinginannya.
“Sudah sejak satu bulan kamu tidak pulang dan malah tinggal di tempat ssperti ini, Lea kamu bukan orang bodoh hingga melakukan hal ini.” Merisa terus mengoceh, menasehati putrinya yang hanya terdiam seperti orang bodoh.
Mereka lantas masuk ke dalam mobil yang di kendarai sopir pribadi Merisa. Keluar dari tempat-tempat terbengkalai dan tempat kotor yang sangat membuat mata sakit.
“Jangan pergi lagi ya sayang.” Merisa lantas menggenggam tangan putrinya yang terdiam. Wanita paruh baya itu tahu jika putrinya pasti masih marah dan kecewa kepadanya. Dia lantas meneteskan air mata sembari mencium tangan putrinya.
“Ibu akan melepaskan semuanya sayang,” ucapanya dengan suara yang serak karna menahan tangisnya supaya tidak meledak. Lalu dia merasakan sebuah pelukan hangat di tubuhnya, gadis kecil kesayangannya memeluknya dengan erat mengobati semua kerinduan yang menjerat keduanya.
“Terima kasih Bu,” ucapnya lirih di telinga Merisa, wanita paruh baya itu dapat merasakan basah di pundaknya karna air mata sang anak.
“Semua demi kamu, ibu rela melakukan apapun untukmu.” Mereka lantas berpelukan dengan air mata yang deras seolah mewakili kata ‘Aku Menyayangimu'.
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai pada kediaman Merisa. Rumah tempat lahir hingga dia besar saat ini dengan nuansa putih bercampur warna gold Menghiasi begitu indah yang di model seperti istana. Azalea tentu sangat merindukan rumah ini rumah dengan sejuta kenangan menyakitkan serta kenangan bahagia Bersama sang ibunda. Azalea lantas dengan buru-buru keluar dari dalam mobil dan menghirup udara di sekitar taman depan rumahnya, taman dengan semua bunga bunga beraneka macam ada bunga mawar merah seperti menggambarkan sosok ibunya Merisa, mawar putih dengan wanginya yang begitu memabukan seolah menggambarkak tuan putri mereka yang sangat cantik serta penyabar.
Azalea lantas memetik mawar merah untuk ibunya, dan memberikannya langsung kepada sang ibu, dan dengan senang hati Melisa menerima bunga dari putrinya. “Terima kasih sayang bunganya bagus kamu memang pandai memilih bunga yang bagus, “pujinya pada Sang Putri.
Mereka berdua lantas masuk ke dalam rumah yang tidak pernah berubah seperti satu bulan yang lalu, hiasan yang di buat oleh Azalea pun masih menggantung indah dan terawat membuat gadis itu semakin senang.
“Terima kasih Bu, sudah mau melepas semuanya demi aku,” ucap batinya sembari tersenyum senang. Inilah yang di tunggu Azalea, ibunya dapat kembali dan melepaskan semua hal bodoh yang telah lama ibunya kerjakan.
Asal Ia lalu pergi masuk ke dalam kamarnya bersama ibunya yang juga membantu tiazola ya, dan betapa senangnya bertemu dengan tempat tidur kesayangannya titik Gadis itu lalu merebahkan badannya di kasur empuk miliknya yang telah lama dia tinggalkan, akh rasanya tubuhnya begitu nyaman.
“Apa kau merindukannya sayang?” tanya Merisa yang duduk di tepi kasur.
“Aku juga sangat merindukan Ibu,” ucap Azalea lalu bangun memeluk sang ibu.
Betapa senangnya hati kedua wanita itu, ternyata Merisa mengambil jalan yang benar untuk melepas semua, tapi memang semuanya belum lepas sempurna, Merisa hanya berniat tanpa mau melakukannya.
“Ibu, apa Ibu tahu aku sudah memilikki kekasih yang sangat menyayangi ku,” ujar gadis di pelukannya.
Dapat Merisa rasakan bahwa saat ini putrinya sangat bahagia sekali, dan itu memebawa Merisa ikut bahagia.
“Oh ya, humph siapa orangnya sayang?” tanya Merisa mengusap lembut rambut hitam putrinya.
Dengan semangat Azalea menceritakan semua pertemuannya dengan Fero dari sejak awal mereka bertemu. Merisapun mendengarkan dengan ekspresi yang sangat serius dengan anaknya sembari mengusap air natanya yang mengalir.
Bukan hanya + itu saja yang dia ceritakan, semua pengalaman hidupnya si sana dia ceritakan semua tanpa sisa kepada sang ibu. Merisa lantas terharu mendengar berbagai cerita dan tak percaya putri berjuang sekali untuk hidup .
“Beruntung kamu pulang,” ucap Merisa lantas mereka berpelukan kembali.
“Hem, siapa tadi nama pacar kamu sayang?” tanya Merisa yang masih dalam keadaan berpeluka.
“Fero William,”
Deg
Jawaban putrinya seolah menampar kerasa kenyataan yang ada dalam. Masa lalunya. Bukankah Fero telah mati, lagiaan itu sudah sangat lama keluarga William telah lama mati dan meningglkan semua hartanya tanpa ada yang mengambilnya. Dari warga sekitar tidaj ada yang mau kehilangan nyawa di rumah itu. Dan hanya Azakea yang keluar dari rumah itu dengan keadaan selamat.
Mereka lantas mempertanyakan hal yang membuat supaya Ya hatinya bisa tenang walaupun sebentar. Dia Lalu bertanya kembali, “ apa namanya nya tingginya hampir lebih tinggi dia hanya sedikit. “ namun salah dirinya salah, dia memang keturunan terakhir dari keluarga William.
“Dia begitu baik san tampan Bu,”.lanjutnya memuji laki-laki yang menjadi pacarnya saat ini.
Melihat dari sinar mata anaknya yang begitu bahagia, dan sangat ceria dia lantas tak tega untuk memisahkan Azalea dari kekasihnya. Bagaimanapun ini semua karna akan sangan menyakuti anaknya.
“Semoga itu bukan Fero anak William, “ ucap batin Merisa yang mengharapakan saat ini yang menjadi pacar putriku.
“Aku akan menyuruhnya untuk bermain di sini menghampirinya. Tentu Merisa sangat senang dan mengharapkan Fero kekasih putrinya segera bermain dan berkenalan dengannya.
“Ibu akan menunggu calon menantu ibu,” ucap Merisa lembut.
Merisa lantas izin kepada putrinya untuk kembali kepada kamarnya dan beristirahat karna mendengar nama Fero membuatnya sedikit pusing.
“Ibu ke kamar dulu ya,” pinta Merisa yang di balas anggukan Azalea.
Dia lalu keluar dari kamar Azalea dan berjalan menuju kamarnya yang lumayan berjarak cukup jauh. “Ku harap bukan kamu Fero,” ucapnya di setelah masuk kedalam kamarnya.
ODOC30 # DAY 26
![](https://img.wattpad.com/cover/220445707-288-k419310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Khayalan ✔️
RomanceTahapan Revisi :) Aku hanya menginginkan cinta di hidupku, entah cinta dari sahabat, teman dan seseorang yang sangat spesial. Namun, kenapa mereka menolakku, menolak untuk mendekat denganku ataupun mencintaiku, aku hanya ingin sedikit cinta...