Revan menghela napas berat, dia tidak bisa melarang adiknya Renata, jika sudah berurusan dengan yang namanya mie ayam. Renata memang sangat menyukai mie ayam, sama dengan dirinya meski sejauh apapun, sesibuk apapun jika Renata sudah merengek ingin mie ayam mau tidak mau Revan pasti akan dia turuti, jika tidak? Maka habislah telinga Revan yang akan terus terusan mendengar Rengekkan adiknya yang bisa menulikan telinganya dalam waktu satu jam saja.
Namun, dalam hal ini Revan memang harus melarang adiknya untuk ke sini. Karna firasatnya sangat tidak enak, tepat seperti yang di ucapkan gadis di depannya yang sedang sangat lahap menghabiskan mie ayam.
Uups, tidak di sangka ternyata gadis di depannya sudah menghabiskan dua mangkok mie ayam. Ternyata badan ramping dan wajah cantiknya tidak dapat menutupi kerakusan makannya ketika melihat mie ayam.
Melihat gadis di depannya makan begitu lahap dengan tersenyum ke arahnya, membuat Revan merasa tenang hingga dia lupa untuk melarang adiknya menuju ke tempatnya saat ini.
“Enak?” tanya Revan sembari mengelap sisa minyak di bibir Azalea.
Gadis di depannya hanya mengangguk dengan senyum yang sangat manis, sungguh Revan sangat menyukai senyum milik gadis di depannya.
Pesanan Revanpun sampai bersama satu mangkok lagi, Revan lalu menoleh ke arah gadis yang sudah menyelesaikan makanannya barusan tengah berbinar menyambut satu mangkok mie ayam itu lagi.
“Lagi?” Revan menaikkan alisnya bingung, apakah gadis di depannya ini tidak kenyang dengan dua mangkok? Pikir Revan.
“Aku masih lapar Kak,” Rengeknya kepada Revan dengan wajah yang di buat lucu agar Revan menurutinya.
“Apa perutmu tidak sakit?” Revan begitu khawatir dengan gadis itu, pasalnya gadis itu memasangkan banyak sekali cabai pada setiap mie yang dia makan.
“Enggak kok nanti juga palingan cuman mules doang,” cenggernya kepada Revan, membuat laki-laki itu gemas dan mengacak rambut sebahunya.
“Langsung minum obat ya nanti, aku gak mau kamu sakit Lea.” Setelah mengucapkan hal itu mereka berdua lalu mulai makan mie masing-masing.
Sesekali mereka bergurau tapi perasaan cowok itu tetap saja waswas. Seketika cahaya merah darah tertangkap dari sorot matanya, cahaya yang bersembunyi di balik pohon besar di samping warung mie ayam. Revan lalu menoleh, memfokuskan tatapannya pada tempat itu. Namun tidak ada apapun yang keluar dari tempat itu.
Revan lalu mengambil napas sedalam-dalamnya dan kembali menyendokkan makanannya pada mulutnya. Namun belum sempat satu suapan itu masuk ke dalam mulutnya, tiba-tiba suara panggilan di seberang sana membuatnya menoleh ke arah jalan.
Terlihat gadis cantik mirip dengannya sedang melambaikan tangan. Tetapi perhatian Revan beralih dengan sosok yang ada di belakang adiknya, sosok mata merah menyala. Seringai iblis dia tunjukkan kepada Revan.
“Kamu melihatnya, dia di belakang gadis itu.”
Perkataan Azalea membuatnya membalikkan badan menatap gadis yang bersamanya. Tatapan gadis itu terlihat sangat kosong, bola mata yang berwarna grey keputihan itu tenggelam bersama lingkar putih korneanya. Sekilas tampak seperti hantu-hantu cina yang matanya memutih.
Terdengar suara teriakan dari jalan, Dengan gerak cepat Revan memutar tubuhnya. Terlihat dari kejauhan adiknya sedang kesulitan untuk mengerakkan kaki dan tubuhnya, wajahnya terlihat sangat panik.
Dari jauh Revan melihat bahwa tubuh adiknya tengah di rantai oleh sosok mata merah itu. Dia mengerang melihat kejadian yang di alami adiknya karna sosok mata merah menyala itu.
Revan lalu berjalan keluar tenda mie ayam tempatnya duduk menemani Azalea untuk menghampiri adiknya dan membantu Renata Lepas dari jerattan iblis biadab itu.
Sampai di depan jalan, Revan melihat hantu itu menjilati leher Renata, membuat gadis bermata coklat terang itu seperti kesusahan napas. Revan tak sanggup melihat adiknya seperti kekurangan napas.
Dia lalu ingin berlari menghampiri adiknya. Namun, dia urungkan saat mendengar jeritan dari gadisnya yang berteriak histeris di tempatnya tadi. Terlihat gadis itu menjambak rambutnya sendiri lalu menggoreskan pisau yang berada di sana sebagai pemotong lontong kepada tangannya.
Revan lalu mengurungkan niatnya untuk menyelamatkan adiknya, malah berlalu menghampiri gadis itu. Dia lalu mengambil alih pisau yang berada di tangan Azalea dengan paksa. Tetapi nyatanya tidak semudah itu, dia masih tarik menarik dengan Azalea, membuat sedikit goresan pisau pada tangannya sendiri.
“Azalea! Sadar Lea!” Revan berteriak di depan wajah Azalea, berharap gadis yang sedang kesurupan itu cepat tersadar.
Dengan gerak cepat Revan memelintir tangan Azalea, menaruhnya ke belakang sehingga pisau yang gadis itu pegang jatuh ke lantai. Revan lalu memeluk gadisnya erat, agar gadisnya dapat tersadar.
“Hahahaha, kamu salah orang Revan.” Sesaat terdengar bisikan dari gadis di dekapnya, Revan masih tidak mengerti apa yang di ucapkan gadis yang berada dalam dekapannya. Dia lalu menunduk melihat siapa yang dia peluk.
Napasnya tercekat, darahnya berdesir, jantungnya berdebar tak kala menatap siapa yang dia dekap. Sosok mata merah darah, dengan wajah yang hancur rata, seperti tergores parutan keju di semua wajahnya.
Dengan kaget yang begitu panik, Revan mendorong tubuh transparan dengan begitu keras, namun percuma saja dia tidak akan roboh dengan dorongan manusia seperti Revan.
“Kamu salah meneliti sosok teman yang kamu pilih Revan,” ucapnya yang terus maju mendekati laki-laki tampan itu.
“Apa maksudmu?” Revan bertanya dengan terus melangkah mundur.
Tidakkah kamu sadar bahwa tadi akulah yang bersama denganmu?” sosok itu tertawa begitu lebar, hingga bagian tenggorokannya yang penuh belatung tampak terlihat jelas oleh Revan
Semua orang yang berada di sana menatap Revan aneh, menurut mereka laki-laki itu sudah gila karna dari tadi sudah bicara sendiri dengan tiga mangkuk mie ayam yang tak tersentuh.
Dan apalagi sekarang, laki-laki itu malah berjalan mundur sambil berbicara, memang dasar anak muda pikir semua orang di sana.ODOC30#DAY 11
26April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Khayalan ✔️
RomantiekTahapan Revisi :) Aku hanya menginginkan cinta di hidupku, entah cinta dari sahabat, teman dan seseorang yang sangat spesial. Namun, kenapa mereka menolakku, menolak untuk mendekat denganku ataupun mencintaiku, aku hanya ingin sedikit cinta...