14

26 13 5
                                    

🌿Waspada, typo bertebaran dimana-mana kaya kenangan mantan.
Harap beritahu bila bertemu typo!🌿

Vote dulu, nanti lupa! ❤
Komen dulu, sebelum di sayang ayang
❤Share dulu sebelum di gombalin ayang❤

Q: Terus kalau ga punya ayang gimana? Ga vote?
A: Ya vote juga dong!  Itung berapa cowok fiksi yang lo akuin sebagai ayang?

Canda fiksi😂

Udah tenang, lo ga sendirian kok besti...gue juga banyak soalnya...ngomong pi suka ga ngaca/plak😭😭

(Revisi)

Welcome to  chapter  14

14. Skara dan Perhatian Alora

Mengandung adegan mengkampretkan yang bukan untuk di tiru. Ambil baiknya dan buang jauh buruknya.

"Sahabat terkadang memang tidak pernah mengerti dirimu dengan baik, tapi percayalah sedikitpun tak ada niat darinya untuk membuatmu terluka"

HAPPY READING


“Loh, Skara?”

Betapa terkejutnya Alora saat mendapati Skara berada di teras rumahnya malam-malam, terlebih di saat hujan turun dengan deras.

Melihat kondisi Skara yang tidak baik-baik saja-masih mengenakan seragam sekolah dan rambut acak-acakan- membuatnya cemas sekaligus bingung.

Alora mempersilahkan Skara untuk duduk di teras. Gadis bermata bulat itu  sempat menawarkan handuk untuk mengeringkan rambut Skara yang basah, tapi dengan tegas Skara menolaknya. Alora mengangguk paham,  matanya lamat-lamat memindai tubuh Skara, berharap tidak ada lagi luka baru yang gadis itu dapat hari ini dari Kafka.

“Lora, ,Skata udah temenan lama, kan?”  tanya Skara mendadak. Tanpa basa-basi. Raut wajahnya  terlihat serius.

Ragu-ragu Alora mengangguk, “Kenapa?”

Skara meneguk ludahnya. Mulutnya terbuka hendak mengatakan sesuatu, tapi setelahnya gadis itu kembali menutup mulutnya rapat-rapat, beralih menatap sendu rintik hujan yang terus berjatuhan.

Hening, Alora mengurungkan niatnya untuk buka suara. Sebab mata jelinya menangkap ada orang lain yang memperhatikan mereka dari sisi jalan. Orang tersebut berada di dalam mobil.  Tatapannya tajam menusuk pagar-pagar kokoh yang menghalanginya untuk masuk mendekat.

Tanpa buang waktu, Alora menarik Skara masuk kerumahnya. Ia tidak mengindahkan pertanyaan marah Skara karena aksi mendadaknya. SecepatSkalat, Alora mengunci pintu rumahnya.

Saat tiba di kamar, Alora pun melakukan hal aneh menurut Skara. Gadis itu mengunci jendela menutup pintu balkon serta menutup tirai kamarnya. Seolah-olah topik percakapan mereka adalah hal penting yang harus di jaga kerahasiannya.

“Ska, lo kesini bawa mobilkan?” Alora bertanya dengan ekspresi was-was

Skara mengangguk  cepat,  dahinya terlipat, lagi-lagi ia merasa bingung.

"Kok gue ngak liat?" tanya Alora.

Gadis itu mulai mengintrogasi. Ada apa ini? Skara bertanya-tanya.

"Gue parkir di depan komplek lo," jawan Skara seadanya.

Ruang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang