19

12 4 0
                                    

🌿Waspada, typo bertebaran dimana-mana kaya kenangan mantan.
Harap beritahu bila bertemu typo!🌿

Vote dulu, nanti lupa! ❤
Komen dulu, sebelum di sayang ayang
❤Share dulu sebelum di gombalin ayang❤

Q: Terus kalau ga punya ayang gimana? Ga vote?
A: Ya vote juga dong!  Itung berapa cowok fiksi yang lo akuin sebagai ayang?

Canda fiksi😂

Udah tenang, lo ga sendirian kok besti...gue juga banyak soalnya...ngomong pi suka ga ngaca/plak😭😭

(Revisi)

Welcome to  chapter  19

19. Kemunculan Kembali yang Berusaha di Sembunyikan

Mengandung adegan mengkampretkan yang bukan untuk di tiru. Ambil baiknya dan buang jauh buruknya.
Membeberkan opini penulis yang bisa kalian sanggah.

HAPPY READING








Dari arah timur, matahari muncul malu-malu. Bersembunyi di balik awan mendung. Sepertinya akan segera turun hujan. Suasana begitu basah, tanpa angin kencang yang mungkin saja bisa menghalau hujan.

Lalu lintas ibu kota  padat pagi ini, syukurlah tidak menimbulkan kemacetan. Angkot-angkot masih jarang terlihat, di dominasi kendaraan pribadi dan para persepeda.

Mobil hitam milik Skara merayap santai di jalan, tidak menyalip kendaraan di depannya seperti biasa. Matanya merah karena lelah, semalaman gadis itu memutuskan untuk tidak tidur. Wajahnya  pucat, jangan lupakan kepala dan perutnya yang mendadak sakit saat ia baru memacu mobilnya di jalan raya.

Total tujuh cangkir kopi yang ia habiskan semalam, rasa takut bercampur penasarannya tidak kunjung hilang.  Ia terus memikirkan perihal terror itu. Saat ia berusaha tidur, suara-suara aneh seperti teriakan terdengar. Keringatan bercucuran walau cuaca sedang hujan.
 
Pelayan sudah  memintanya untuk sarapan sebelum berangkat, tapi melihat Rachel yang asik menyeduh teh hijau tanpa gula dengan kedua bodyguard-nya, membuatnya Skara seketika urung. Malas rasanya untuk membuat keributan pagi-pagi.

Tiga puluh menit waktu yang ia tempuh agar tiba di sekolah. Gerbang sudah ramai oleh siswa. Mobil dan angkutan umum parkir berjejer untuk menurunkan penumpang. Skara menaikkan kecepatan mobilnya, gadis itu memasuki gerbang tanpa perhitungan. Siswa yang nyaris tertabrak, bersorak riuh. Skara tidak peduli, kepalanya pusing, sementara perutnya seperti ingin mengeluarkan sesuatu.

Parkiran mobil berada di sebelah kanan, berdampingan dengan ruang kepsek dan tidak jauh dari koridor utama juga mushala. Skara memarkirkan mobilnya sembarangan, meraih tas dibangku penumpang dan beranjak turun setelah memastikan mobilnya aman untuk ditinggal dalam jangka waktu sembilan jam kedepan. Dengan kecepatan, gadis itu berlari menuju toilet mushala.

“Huek!”

Skara memuntahkan seluruh isi perutnya ke wastafel. Hanya air yang keluar. Tentu saja, nyaris dua hari gadis itu tidak memasukkan asupan apapun kedalam tubuhnya. Hanya kopi dan air putih. Begitu mualnya hilang, gadis itu cepat cepat menghidupkan kran, membasuh mulut lantas menyekanya dengan tissue.

Ruang IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang