Rezvan yang mengetahui caca menangis mencoba mencoba menangkan caca
"Ca lu nangis?"
"Enggak"Caca menghapus air matanya dengan cepat dan kembali memalingkan wajahnya
"Gue yakin ayah lo sayang sama lo"
"Jangan sok tau"
"Bukan sok tau gue liat tadi bokap lo panik banget sama keadaan lo"Caca hanya diam tidak menanggapi ucapan. Caca merasakan tangannya di genggam oleh rezvan
"Kok bisa lu kepikiran buat ngelukain tangan lu ca, sejak kapan?"
Rezvan mengelus luka yang sudah di balut dengan perban
"Ca gue yakin lu cewek baik gue tau lo gak akan melakukan yang merugikan kayak gini lagi"
"Kenapa?"Rezvan bingung dari pertanyaan itu menatap caca
"Kenapa lu yakin cewek baik?"
"Ya yakin aja, ohya dapet salam dari mama nanti mama katanya kesini"
"Bilangin gak usah lagian gue baik-baik aja kok"
"Makasih ya van"
"Makasih untuk apa?"
"Lo satu-satunya cowok yang nganggep gue baik, semu orang ngiranya gue jahat karena gue belum bisa nerima dia..."Rezvan tersenyum ke arah caca dengan tulus ke arah. Tiba-tiba seseorang laki-laki datang membawa bucket besar di tangannya
"Hay princes gimana kabar?"
"Alfin"
"Hay princesnya alfin pasti kangen ya sama alfin yang gantengnya ngalahin lee minho"Alfin meletakan bunganya di samping brankar caca membuat semua orang menatap ke arah mereka bertiga
"Kayaknya cinta segitiga nih"
Audy menatap tajam ke arah delvin memintanya untk diam
"Lo kok bisa disini?"
"Apa sih ya gak gue tau tentang lo"Rezvan hanya menatap kearah caca dengan wajah yang datar nyaris tidak tersenyum
"Eeh ada pak ketos disini"
"Hm"
"Gue duduk disana dong, gue mau deket sama pacar gue"Rezvan bangun dari duduknya lalu membiarkan alfin duduk di dekat brankar
"Sejak kapan gue pacar lu?"
"Sejak hari ini"
"Gue gak mau"
"Tapi gue maunya sama lo gimana dong"Menampakan senyum ramah yang selalu dia perlihatkan ketika bertemu dengan caca.
Alfin yang menyadari tangan caca di perban menyentuh pergelangan tangannya
"Ini kenapa tangan lu luka?"
Caca menarik tangannya dengan cepat lalu kembali menyembunyikannya
"Bukan urusan lo"
"Ca gue khawatir"
"Gue gak papa alfin"
"Beneran?"Caca menganggukan kepalanya daripada dia harus menjawab pertanyaan alfin yang gak bakal ada habisnya.
Sedangkan disisi lain seseorang menatap caca dan alfin dari kejauhan
"Ekhem panas nih kayaknya"
Raka mengibaskan tangannya membuat caca bingung sedangkan alfin hanya tersenyum
"Ca gue pulang dulu ya"
"Iya thanks van"
"Cuma rezvan doang ca kita kan juga disini"
"Iya iya buat kalian semua dah"Rezvan melangkahkan kakinya ke arah caca dan tiba-tiba caca merasakna benda kenyal menempel di keningnya membuat caca kaget bukan hanya caca tapi semua orang yang ada di ruangan itu
"Woow best view"
"Cepet sembuh jangan kayak gitu lagi, jangan bikin gue khawatir lagi"Caca tidak berbicara apapun hanya mengangguk tanda mengerti apa yang rezvan ucapkan sedangkan di sisi lain alfin menatap dengan tatapan tidak suka melihat pemandangan di depannya. Dan ketika rezvan pergi alfin menatap caca
"Kenapa?"
"Lo suka ya sama rezvan?"
"Gak"
"Terus ngapain dia cium-cium lu, gue juga belum pernah nyium lo"
"Ogah gue di cium lu"
"Jangan ngomong gitu ntar kemakan omongan sendiri"
"Tauag gue mau tidur"
"Mau gue kelonin gak?"
"Emang gue bayi?"
"Bukan lu itu princesnya alfin"
"Suka-suka lu dah fin"Caca menutup kedua matanya dan mulai berkelana di alam mimpi. Sedangkan di sisi lain seorang laki-laki baru saja masuk dengan wajah yang menyedihkan
"Om?"
"Kamu siapa?"
"Saya alfin om temennya, duduk om"Alfin bangun dari tempat duduknya lalu mempersilahkan laki-laki itu duduk di samping brankar caca.
Laki-laki itu menatap wajah caca dengan sendu menyentuh pergelengan tangannya yang berbalut perban
"Maafin ayah belum bisa jadi ayah yang baik buat kamu ca, maafin ayah kalo selama ini ayah gak bisa mencurahkan kasih sayang ke kamu"
Damian menangis dalam diamnya dia sangat ingin berbincang dengan anaknya, debat masalah sepele menghadapi tingkah manja anaknya. Namun damian juag tidak bisa harus melepas istrinya yang menemaninya melewati masa sulitnya.
"Ayah ingin tapi ayah selalu gak bisa, sekarang kamu bebas mau kemana pun ayah tidak akan melarangmu"
Caca sebenarnya belum tidur sepenuhnya dia mendengar semua ucapan ayahnya tapi, bukan ini yang dia inginkan tanpa sadar caca menitikan air matanya
Bukan ini yang caca mau yah, caca cuma mau ayah ada waktu buat caca ayah selalu ada buat caca. Dan ini juga terjadi beberapa tahun saat ayah menikahi wanit itu ayah memilih menyerah untuk memperjuangkan aku hikss ~ batin caca
Damian bangun dari duduknya berjalan ke arah alfin yang sedari tadi hanya duduk
"Saya titip caca ya nanti grandama nya bakal datang"
"Ooh iya om"
"Makasih"Saat damian benar-benar sudah keluar ruangan caca menangis kembali entah sudah berapa banyak air mata yang dia jatuhkan hari ini dia merasa ayahnya selalu meninggalkannya pada akhirnya.
"Ca lu nangis?"
"Gue pengen sendiri dulu"
"Gak gue gaka bakal keluar ca sebelum lu jawab pertanyaan gue"
"Gue cuma pengen sendiri fin"
"Ca tapi.."
"Please"Akhirnya alfin dan menyerah keluar dari ruangan caca.
Sedangkan di sisi lain seseorang yang baru saja sampai di rumahnya merebahkan tubuhnya di kasur king size. Tiba-tiba seseorang melemparinya dengan kulit kacang
"Apansih ka?"
"Lu kenapa dari tadi bengong mulu?"
"Kepikiran caca lu ya?"
"Perasaan gue gak enak gue telfon caca kali ya"Kedua sahabatnya saling menatap heran dengan sikap rezvan yang tidak seperti biasanya
"Lu suka sama caca van?"
"Hah gue? Nggaklah"
"Kalo nggak, kenapa lo khawatir banget sama caca"
"Gue cuma gak mau caca ngelakuin hal bodoh lagi cuna itu vin"Delvin tidak percaya dengan jawaban yang di berikan rezvan. Delvin tau perubahan sikap sahabatnya yang sangat berubah
"Hari ini gue liat 2 keajaiban dunia"
"Hah kapan vin?"
"Pertama gue liat rezvan ciun kening cewek dan sekarang gue liat rezvan khawatir sama cewek yang baru beberapa hari di kenal"
"Gue kira apaan anjir gue kira lu liat kodomo"
"Komodo kali ka kodomi mah pasta gigi anak-anak ka"
"Ya sama aja yang penting isi do-nya"Rezvan hanya diam melihat kedua sahabatnya yang sedang berdebat
"Gue tau lu suka sama caca van"
"Enggak"
"Lu mungkin bisa bohongin caca tapi gak dengan gue"
"Tau apa sih lu tentang perasaan gue nyet"
"Karen gue pernah di posisi itu van"
"Di bikangin nggak gue cuma kasian dan penasarn udah itu aja gak lebih"Rezvan bangun dari tempat tidurnya lalu masuk ke dalam kamar mandi menenangkan dirinya dan untuk mengetahui perasaanya terhadap gadis dingin yang beberapa hari ini mewarnai hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because my life is you (COMPLETED)
Teen FictionSEQUEL DARI TAKDIR MANUSIA BACA DULU TAKDIR MANUSIA YA :) menceritakan seorang gadis yang baru saja pindah ke jakarta karena paksaan sang ayah. memiliki sifat yang keras kepala dan bad girl lalu bertemu dengan laki-laki yang jauh berbeda sifat deng...