TWENTY-SIX

1.3K 55 1
                                    

Mendengar ucapan laki-laki itu caca langsung berlari mengejarnya dan, akhirnya caca melihat orang itu di taman sekolah

"Ekhem"
"Ngapain lo disini?"
"Lo ngapain disini?"
"Di tanya malah nanya balik"

Caca duduk di sampingnya namun laki-laki itu hanya diam dengan ekspresi datarnya

"Gak cocok lo dingin gini"
"Biarin. Lagian ngapain sih lo kesini bukannya lo lagi pelukan ya"
"Lo cemburu?"
"Ngapain gue cemburu"
"Ooh gak cemburu padahal tadi gue pelukan kan cuma tanda pertemanan"

Mendengar ucapan caca laki-laki itu langsung menoleh ke arah caca dengan bibir yang menahan senyum

"Kalo mau senyum, senyum aja kali gak usah di tahan-tahan"
"Siapa yang nahan senyum"
"Tau setan kali"
"Gak usah galak-galak kali"
"Udah gak marah sama gue?"
"Nggak,gue gak pernah marah"

Caca memasang wajah dinginnya dan menatap laki-laki di sampingnya dengan ekspresi datar

"Kalo tanda pertemanan kenapa harus peluk-peluk"
"Itu hadiah buat dia karena gue nolak dia?"
"Serius?"

Caca hanya mengangguk sedangkan laki-laki itu tersenyum merekah ke arahnya

"Kenapa lo nolak dia"
"Udah ada yang gue suka"
"Siapa?"
"Orang yang tadi ngilang terus dingin sama gue"
"Gue?"
"Tau"
"Caca gue kan?"
"Enggak"

Caca memalingkan wajahny dan tetap dengan ekspresi dinginnya

"Kalo bukan gue siapa dong?"
"Ck ya lo Rezvan Arkanan Mahendra dasar gak peka dahlah gue pulang"

Baru saja caca akan melangkahkan kakinya tanganya sudah di tahan oleh rezvan

"Apa!!"
"Dih ngambek katanya suka"
"Udah nggak"
"Yah padahal gue juga suka"
"Paansi"

Caca kembali memalingkan wajahnya tidak berani menatap rezvan karena pipinya yang sudah merah padam karena malu

"Arasya Liona Adhitama gue suka sama lo gue cinta sama lo. Lo mau kan jadi partner gue?"

Caca menatap rezvan dan berusaha menahan senyumnya yang dari tadi ingin di tampakan namun beberpa detik kemudian caca menganggukan kepalanya

"Serius?"
"Hmm"
"Gak gitu jawabnya ca"
"Iya"
"Lebih keras gue gak denger"
"IYA!!"
"Lebih keras lagi"
"Tau ah gue males"
"Oh okey okey jangan ngambek dong"

Rezvan memeluk caca lalu mencium pucuk kepala lalu seseorang menghampiri mereka

"Gue nggak ngalah karena gue pengecut tapi karen gue tau lo bisa bikin caca bahagia tapi, kalo sampe caca nangis karena lo gue bakal rebut caca dari lo"
"Gue bakal pastiin itu gak bakal terjadi"
"Bahagia ya ca kalo lo gak bahagis lo telfon gue"
"Iya fin thanks"

Alfin melambaikan tanganya lalu pergi meninggalkan kedua insan manusia yang sedang kasmaran itu.

"Aduh ya ampun"
"Ada apa? Kenapa?"
"Gue udah di tungguin sama mang diman di depan"
"Ooh kirain apa sampe jantungan gue"
"Aduh gue pulang dulu ya"
"Lo pulang sama gue kita jalan dulu"
"Tapi..."
"Biat gue yang ngomong sama sopir lo"

Caca menganggukan kepalanya dan mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran. Di parkiran caca melihat sopirnya yang menunggunya di depan sekolah

"Mang caca pulangnya sama saya aja"
"Tapi den nyonya.."
"Biar saya yang nelfon buk friska nanti"
"Ooh kalo begitu saya pamit dulu non den"
"Makasih ya mang"

Mang diman hanya menganggukan kepalanya lalu masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya sedangkan rezvan dan caca masih diam di posisinya tadi

"Telfon mama kamu dulu ya aku mau izin bawa anaknya jalan"

Because my life is you (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang