TWENTY-NINE

1.4K 62 8
                                    

Vian yang melihat caca menangis langsung menghampiri caca sedangkan caca melihat vian yang menghampirinya langsung menghapus air matanya

"Hey what's wrong baby?"
"Nope"
"Are you sure? Tapi kayaknya gak deh kamu nangis?"
"Hmm nggak om aku bosen aja di kamar"
"Mau keluar?"

Caca menganggukan kepalanya sedangkan vian mengambil kursi roda dan membantu caca duduk di kursi roda.

Saat mereka melewati koridor rumah sakit caca kaget melihat seseorang yang dia kenal berada di depannya dengan wajah sama sepertinya

"Caca"
"Alfin"

Vian yang mengerti dengan situasi ini mencoba untuk terlihat biasa saja dan membiarkan caca dan alfin untuk bicara

"Hmm om ke toilet dulu ya kalian bicara aja dulu berdua"
"Lo mau kemana?"
"Ke taman"

Alfin mengambil alih kursi roda caca dari vian dan langsung mendorong ke arah taman rumah sakit.

Sesampainya disana alfin duduk di kursi taman dan menatap caca untuk memberikan penjelasan kepadanya

"Lo sakit apa?"
"Leukimia fin"

Alfin kaget mendengar ucapan caca bahkan alfin tidak menyangka caca yang dulu di kenalnya kuat sekarang begitu lemah dan kurus

"Rezvan tau"
"Enggak, dan gue mohon jangan sampe rezvan tau"
"Tapi kenapa ca? Dia berhak tau keadaan lo"
"Fin udah cukup gue ngebebanin semua keluarga gue dan gue gak mau ngebebanin rezvan juga"

Caca menatap alfin dengan sendu membuat alfin tidak tega melihat keadaannya

"Lo sahabat gue kan? Tolong bantu gue kali ini"
"Ca tapi..."
"Please fin gue mungkin bakal mati gara-gara penyakit ini gue gak mau rezvan terus-terusan inget gue"
"Ca gue yakin lo sembuh"
"Fin gak ada yang bisa menjamin gue bisa sembuh dari penyakit ini. Gue minta tolong sama lo buat ngerahasian ini dari rezvan,ririn dan audy. Besok gue ke singapure dan mungkin gue gak balik lagi gue minta tolong lo jagain rezvan dan tolong suruh rezvan buat ngelupain gue hikss"

Caca kembali meneteskan air matanya membuat alfin mau tidak mau menuruti perintah caca.

"Jangan nangis ca? Kemana caca yang kuat gue kenal?"
"Makasih fin lo emang sahabat gue"
"Kalo lo perlu bantuan gue, lo hubungin gue kapan pun. gue anter lo ke kamar ya"

Caca menganggukan kepalanya sedangkan alfin mendorong caca ke kamar rawatnya.

Keesokan paginya semua orang menyiapkan keberangkatan caca ke singapure untuk berobat. Caca mengambil ponselnya di samping brankar membuka salah satu foto nya dengan rezvan

"Maafin ya van harus ninggalin lo dengan cara begini gue harap lo bisa bahagia tanpa gue dan gue harap lo bisa lupain gue i love you so much~ batin caca"

Friska yang melihat anaknya sedang bersedih mencoba menghampiri caca

"Udah semua sayang?"
"Bentar ma"

Caca kembali membuka ponselnya mencari aplikasi whattsap lalu mencari nama rezvan

To ketos💓:
Van gue sayang sama lo
Jaga diri ya ❤️
I love you so much
Gue harap lo bahagia

Setelah mengirimkan pesan itu caca mematikan ponselnya dan di masukannya ke dalam tas kopernya

"Udah ma ayok"
"Ayok sayang"

Friska mendorong kursi rodanya menuju ke mobilnya lalu damian menjalankan mobilnya.

Sedangkan di sisi lain rezvan yang baru saja bangun dari tidurnya mencari hp nya di nakas. Saat membuka hp nya betapa kagetnya rezvan melihat pesan yang di kirimi caca langsung mencoba menelfon caca

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif

"Lo kemana sih ca? Kenapa gue telfon lo gak aktif"

Rezvan kembali menelfon ke nomor caca namun hasilnya nihil. Rezvan membuang hp nya sembarangan lalu pergi mengambil kunci di nakas lalu pergi begitu saja.

Rezvan berhenti di mansion mewah milik keluarga caca namun tidak ada siapa pun disana hingga seorang datang menghampiri rezvan

"Dek cari siapa?"
"Maaf buk pak damian kemana ya?"
"Ooh pak damian gak di rumah dek saya denger pak damian dan keluarganya pindah"
"Pindah kemana ya buk?"
"Saya kurang tau dek"
"Anaknya juga ikut buk?"
"Caca? Ikut dek saya dengar semua keluarganya ikut pindah"
"Ooh terimakasih ya buk"

Rezvan mengacak rambut kasarnya rezvan duduk di depan gerbang mansion caca walaupun hujan mulai turun.

"Aaaaaa!! Caca lo gak bisa ninggalin gue tanpa ngomong apapun"

Seseorang yang sedari tadi melihat rezvan berteriak di depan mansion caca menghampiri rezvan

"Ngapain lo di depan rumah orang"
"Fin lu tau kan caca kemana?"
"Gak"
"Fin please kasih tau gue dimana caca"
"Gue gak tau van. Terakhir kali gue ketemu caca beberapa hari yang lalu"
"Lo ketemu dimana?"

Alfin menghela nafasnya karean merasa berat mengatakan kebohongan pada rezvan tentang caca

"Di taman, dia cuma minta gue jagain lo dan dia bilang"
"Bilang apa?"
"Lo harus lupain dia"
"Lo bohongkan? Itu cuma akal-akalan lo buat misahin gue yakan?"

Rezvan menarik kerah baju mikik alfin namun tidak ada perlawanan dari alfin

"Fin lo bohongkan?"
"Fin bilang kalo lo bohong"

Karena sudah tidak tahan melihat tingkah rezvan lalu mendorong rezvan hingga rezvan terjatuh

"Van gue gak bohong lo harus lupain caca"
"Gimana gue bisa ngelupain dia fin? Kalo dia aja pergi tanpa alasan dan tanpa pamit"

Alfin menepuk pundak rezvan dan ikut duduk di samping rezvan walaupun hujan  deras mengguyurnya

"Gue tau ini berat van tapi ini yang caca pengen"
"Kenapa dia harus datang ke kehidupan gue kalo pada akhirnya dia ninggalin gue fin"

Alfin hanya diam tidak tau harus ngomong apa pun alfin juga tidak bisa menyalahkan rezvan

10 tahun kemudian

Seorang pria menggunakan seragam pilot dan menggeret kopernya ke luar bandara. Namun ketika berjalan laki-laki itu berhenti ketika seorang perempuan berpakaian modis melewati dirinya namun saat mengejarnya seseorang memanggil namanya

"Van"

Rezvan menoleh ke arah suara di belakangnya

"Woy bro lo liatin apa?"
"Nggak gue kayak liat caca"
"Van udah 10 tahun berlalu dan lo masih gak bisa lupain dia?"
"Hmm udahlah gue udah capek pengen istirahat"
"Oke deh boleh dong lo kenalin gue sama pramugari lo"
"Jomblo lo kelamaan rak"

Mereka berdua berjalan ke luar bandara.

Keesokan hari nya rezvan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk delvin dan lagi-lagi dia seperti melihat seseorang yang sangat mirip dengan masa lalu nya. Namun saat akan mengejarnya gadis itu menghilang begitu saja dan rezvan memilih untuk masuk ke dalam kamar rawat sahabatnya

"Eeh vin"
"Woy bro kapan lu pulang"
"Baru kemarin sih, orang kek lo bisa sakit itu kayak keajaiban dunia tau gak"
"Ye gue juga manusia kali eeh jadi gimana lo kapan nikah?"
"Kalo gak sabtu minggu"
"Anjirr lo masih jomblo van?"
"Tau deh lo yang udah mau nikah"

Rezvan duduk di sofa yang di ada di kamar rawat delvin

"Lo masih belum bisa ngelupain dia?"
"Hmm"
"Tapi ada yang aneh van? Lo udah cari dia ke london tapi lu gak nemuin dia juga lo jadi pilot karena dia juga masa lo gak pernah bisa nemuin dia"
"Hmm entah"
"Tapi ya van tadi gue kayak liat dia di rumah sakit?"
"Lo serius?"
"Seriu dia kayaknya dokter di rumah sakit ini"

Because my life is you (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang