SIXTEEN

1.4K 57 1
                                    

Setelah beberapa menit membelah jalanan jakarta di pagi hari akhirnya mereka sampai di suatu tempat namun vian hanya menatap bangunan di depannya dengan tatapan sedih

"Om ayok turun"

Vian tersenyum ke arah caca dan turun dari mobil dan masuk ke dalam bangunan tersebut

"Caca?"
"Tante, rezvan"

Siska langsung memeluk gadis di depannya dengan erat

"Tante kangen kamu udah sembuh kan? Maaf ya tante gak bisa jenguk kamu soalnya tante juga lagi di luar kota ada kerjaan"
"Gak papa tan"
"Kamu sama siapa kesini?"

Caca menoleh ke arah belakang yang ada vian di belakangnya dengan senyuman lebar dan membuat siska shok

"Vian?"
"Mama kenal?"
"Ya kenal adiknya bundanya caca, kamu masih inget kakak kan?"
"Masih lah kak apa kabar?"
"Baik kamu apa kabar?"
"Aku baik"
"Eeh ini kenapa pada berdiri duduk atuh kalo mau ngobrol"
"Ooh iya"

Mereka berempat akhirnya duduk sedangkan rezvan sejak mendengar penjalasan siska sedari tadi menahan senyumannya.

"Udah lama lo kakak gak ketemu kamu terakhir pas caca balapan"
"Iya kak aku pindah ke singapur pas lulus smp terus pas caca meninggal kita pindah dan menetap di london"
"Oooh mami sama papi apa kabar?"
"Baik kak"
"Kamu udah nikah yan?"
"Belum kak"
"Kenapa belum? Masa ganteng gini gak ada yang mau sama kamu sih kakak kalo belum nikah juga mau kali sama kamu"
"Ma apansih"

Rezvan mencubit pelan lengan siska sedangkan vian menatap ke arah rezvan bingung

"Ooh lupa ini anak kakak namanya rezvan"
"Oooh"
" Sayang"

Seseorang laki-laki datang dari arah belakang dan memeluk siska membuat vian kaget

"Kak dimas? Kakak...."
"Vian apa kabar lo?"
"Gak usah bingung gitu yan aku sama dimas suami istri dan rezvan anak kita"
"Waah aku ketinggalan banget ya sampe kalian nikah aku gak tau, btw gue baik kak"
"Berkat kakak kamu mungkin kalo gak ada dia kakak gak bakal nikah sama dimas"

Ucap siska sambil tersenyum sedangkan kedua remaja itu hanya menyimak pembicaraan orang dewasa ini karena saking caca bosannya caca sampai menguap

"Hmm ma aku pergi deh ya aku gak ngerti sama omongan kalian bikin bosen"
"Iya sana tapi kamu mau pakek apa kan kamu gak bawa mobil"
"Motor, kemarin kan motor aku service deket sini"
"Oke deh kamu hati-hati"
"Om sekalian ya minta izin bawa caca bolehkan?"
"Boleh kok"

Rezvan menarik tangan caca, caca yang tidak mengerti hanya mengikuti rezvan kemana pun dia di bawa.

"Kemana?"
"Dah ikut aja"
"Ya kemana?"
"Gue tau lu bosen denger pembicaraan mereka yang membosankan gue cuma mau nyelamatin lo"
"Pakek apa? jalan kaki?"
"Pakek motor. gue ke bengkel dulu kita naik angkot dari sini"

Rezvan melambaikan tangan untuk memberhentikan angkot yang sedang lewat. Rezva menarik tangan caca untuk masuk ke dalam angkot sebenarnya risih berada di dekat orang yang tak di kenalnya rezvan yang melihat itu langsung menukar tempat duduknya dengan caca

"Gue yang disini gue tau lo risih"
"Hmm"
"Lu belum pernah naik angkot?"
"Belum"
"Pantesan"

Rezvan menghentikan angkotnya dan turun di bengkel motor untuk mengambil motornya.

"Eeh bos"
"Motor gue gimana udah?"
"Udah bos tenang aja semuanya udah selesai dan ini kuncinya"

Salah satu pegawai bengkel disana memberikan kunci motor rezvan

"Weeh siapa nih?"
"Neng boleh kenalan gak?"
"Cantik juga nih cewek ada keperluan apa dimari neng?"

Caca risih di dekati oleh para karyawan disana hingga rezvan datang mengenggam tangan caca

"Cewek gue jangan ganggu lo"
"Lah pantesan cantik ceweknya bos rezvan"

Caca menatap ke arah rezvan mengeernyitkaan dahinya sedangkan rezvan menarik tangan caca ke arah motor dan menyuruhnya naik ke atas motor. Selama perjalanan tidak ada yang berbicara satu pun hingga mereka sampai di tengah hutan

"Kita ngapain kesini? Lu mau ngapa-ngapain gue ya?"
"Bawel udah ikut aja"

Rezvan menghentikan motornya di dekat pohon besar dekat danau

"Turun"

Caca hanya menuruti kata-kata rezvan untuk turun dan mengikuti arah rezvan yang menatap ke atas pohon itu betapa kagetnya caca melihat sesuatu menarik diatasnya

"Waah ini punya lo?"
"Iya dulu papa ngasih gue hadiah ini pas ulang tahun.mau naik?"

Caca mengangguk lalu menaiki tangga yang terbuat dari kayu dan menempel di pohonnya

"Waah indah banget sejuk"
"Rumah pohon ini papa buat karena dulu gak bisa latihan karate di tempat ramai jadi papa buatin gue gini biar bisa latiha di tempat sepi"
"Ooh bokap lo baik ya, lo beruntung banget"
"Lo juga beruntung punya bokap kayak pak damian"
"Gak juga"

Caca melihat ke arah sekelilingnya hingga ia menemukan sesuatu yang indah lagi

"Itu danau beneran?"
"Bukan itu buatan,  sebenernya ini lahan punya kakek gue, sengaja di bikin kayak gini biar gue bisa main sepuasnya disini" 
"Waah keren"
"Lu gak pernah liat ginian"
"Gak, gue jarang keluar hidup gue cuma di kamar dan sekolah"
"Monoton banget hidup lo, mau kesana?"
"Nanti basah gimana?"
"Ada perahu kok ayok"

Rezvan mengulurkan tangannya untuk membantu caca turun dan dengan senang hati menyambut uluran itu.

Mereka berlari ke arah danau dan menaiki perahu kecil yang ada di danau ini

"Gini ya rasanya tinggal di pedesaan"
"Lo suka?"
"Suka banget bersih lagi tempatnya"
"Ya bersih disini kan ada yang jaga dan rawat"
"Hah tiap hari?"
"Iya"
"Terus tinggal dimana"
"Disana tuh"

Rezvan menunjuk rumah yang tidak begitu besar di dekat danau tapi sangat rapi dan bersih

"Itu villa keluarga gue dan mereka tinggal disana sambil jaga villa gue"
"Ooh lo sering kesini?"
"Gak juga kalo ada masalah atau otak gue mumet gue kesini"
"Berarti sekarang otak lu mumet dong?"
"Enggak gue kesini karena lo"
"Kok gue?"
"Kayaknya otak lu yang mumet"
"Sok tau"

Ucap caca mengerucutkan bibirnya hingga mereka merasakan air di dekat kakinya

"Bocor van"
"Hah lu bisa renangkan?"

Caca diam karena panik melihat perahu nya yang bocor karena caca panik tanpa sadar caca menggoyangkan perahunya

"Ca lu tenang dulu kalo lo gini perahunya bisa kebalik caca"
"Gue takut van gue takut"

Caca menutup matanya karena bayangan yang terus membayangi dirinya sejak tadi dan akhirnya perahu yang mereka naiki terbalik

"Ca"

Rezvan mencoba berenang untuk menghindari perahu yang terbalik dan melihat caca yang kesulitan karena tidak bisa berenang dan dengan cepat rezvan membantu caca dan membawa caca ke dasar danau

"Ca bangun ca"

Rezvan menepuk pipi caca namun tidak ada pergerakan sama sekali lalu menekan sekitar dada caca namun juga tidak ada pergerakan dengan ragu rezvan menutup hidung caca dan mulai mendekati caca untu memberikan pertolongan nafas buatan

"Maaf ca tapi ini harus gue lakuin"

Rezvan memberi nafas buatan untuk caca hingga caca sadar dan mengeluarkan semua air dari mulutnya

"Ohok ohok"
"Lo gak papa kan ca?

Caca duduk dan menggelengkan kepalanya sedangkan rezvan langsung  memeluk caca

"Gue khawatir banget sama lo maafin gue maafin gue"

Caca tidak menjawab karena masih terkejut dengan pelukan rezvan, rezvan menyadari pelukannya dan langsung melepas

"Maaf"
"Gak papa"
"Kita pulang yuk lu udah basah guw takut lu sakit"
"Tapi baju gue"
"Di villa gue kayaknya ada baju sekalian deh lo makan dan mandi dulu"

Caca menganggukan kepalanya dan rezvan mengenggam tangan caca untuk menuju ke villanya

Because my life is you (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang