BAB 6

743 35 0
                                    


"Kalo semisal kamu pergi gak terselamatkan.. aku juga bakal ikut kamu." Ujar pangeran Mateen dengan nada lirih.

《《《《《《《《《《《《

Vela masih mencerna ucapan sang suami.

Kalo semisal kamu pergi gak terselamatkan.. aku juga bakal ikut kamu.

Kalo semisal kamu pergi gak terselamatkan.. aku juga bakal ikut kamu.

Kalo semisal kamu pergi gak terselamatkan.. aku juga bakal ikut kamu.

Kata kata itu terngiang dikepala Vela.

Vela menatap Mateen dengan tatapan hangat. Ia pun tersenyum, ditariknya lah Mateen agar lebih dekat dan di baringkan nya lah Mateen di pangkuan nya. Vela mengusap usap kepala Mateen dengan usapan abstrak.

"Kaka gak boleh ngomong gitu. Rezeki, jodoh, maut, sudah ada yang ngatur. Bisa aja kan Tuhan hanya Menitipkan aku untuk sementara waktu, sedangkan tulang rusuk kaka yang asli nya bukan aku? Kaka gak boleh bicara seperti itu lagi, aku gak suka. Terus kalo kaka ikut sama aku pergi kehadapan Tuhan, siapa yang jaga anak kita? Ayah sama bunda? Kaka gak boleh egois. Cukup kaka ada di samping dia, jaga dia dan rawat dia itu sudah lebih dari cukup." Ujar Vela yang masih setia membelai ramput hitam legam Mateen.

"Tapi aku gak sanggup kalo kamu pergi dari kehidupan aku. Cukup aku mendengar kamu di usir saja aku gak mau makan, aku merasa separuh nyawa ku akan hilang bersama pergi nya kamu. Ibarat kata, aku nahkoda nya tetapi aku tak tau kemana arah kapal ku akan belayar. Sama seperti ku, kau tak ada maka separuh nyawa ku akan hilang bersama pergi nya kamu." Ujar pangeran Mateen dengan nada lirih, bisa dikatakan pangeran Mateen mengucapkan itu dengan nada berbisik.

"Maka nya kaka harus bisa mencari pengganti separuh nyawa nya itu. Bisa saja kan memang Anisha tulang rusuk kaka? Bukan aku? Udah ah.. sekarang kaka tidur, sekarang jam tidur siang. Aku bakalan tidur juga kok disamping kaka. Sini deketan." Ujar Vela saat melihat raut muka Mateen yang hendak protes.

Pangeran Mateen pun menurut.

"Jangan tinggal kan aku. I love you." Ujar sang pangeran Mateen sebelum mata nya terpejam sempurna.

"Love you more." Balas Vela.

Mata mereka berdua pun telah terpejam rapat. Mereka sama sama menguasai alam mimpi.

%%%%%%%%%%%%

Mateen membuka mata nya terlebih dahulu.

Ia memandang wajah cantik istri nya.

Aku tak sanggup Vela, kenapa kau tak pernah bilang, kalau kau mempunyai penyakit yang sangat mengganaskan. Kau bahkan masih bisa tersenyum. Kau adalah perempuan kedua setelah yang setara kedudukan nya dengan bunda di hati ku. Ujar batin Mateen.

Engh..

Gumam Vela. Matanya pun mengerjap dan terbuka dengan sempurnanya.

"Kau sudah bangun?" Tanya pangeran Mateen.

Jarak mereka yang sangat dekat, Vela bisa merasakan deru nafas pangeran Mateen yang mengenai pipi nya. Ia-maksudnya Vela- bisa mencium aroma harum mint yang keluar dari pernapasan sang suami.

"Iya.. jam berapa ini?" Tanya Vela.

Sungguh ia benar benar gugup padahal mereka berdua sudah dua tahun pernikahan tetapi degup jantung Vela selalu memompa lebih cepat ketika berdekatan dengan Mateen.

"Jam lima lewat lima sih.. kau mau mandi atau kita cari makan dulu? Aku sudah lapar sedari tadi." Ujar pangeran Mateen.

Tak lama kemudian ia pun menepuk jidat nya. Untung tidak kencang.

"Kanpa?" Ujar Vela.

"Aku lupa.. kau kan tak bisa mandi. Ini infus kau masih terpasang. Yasudah kita langsung makan saja tak apakan? Bawa saja infusnya. Kita kekantin sekarang? Mari aku bantu." Ujar Mateen.

Ia pun menuntun Vela turun dari barankar. Ia pun juga membantu Vela membawa tiang infusnya dan jangan lupakan! Ada bodyguard. Sebenar nya Vela risih dengan keberadaan bodyguard bodyguard itu.

"Kak.. aku malu sama bodyguard yang ada di belakang kita itu. Suruh kembali ketempatnya berada gih!" Suruh Vela. Sungguh ia sangat risih dengan keberaan bodyguard itu.

Mateen yang mendengar nya pun bersikap acuh. Sungguh, ia tak mau Vela kenapa napa. Pasti banyak yang ingin mencelakakan ia dan juga Vela.

"Iih.. kaka. Suruh balik gih.. aduh. Kalo kaka gak merintahin mereka mereka semua kembali ke tempat nya berada aku bakalan kembali kekamar ku dan tak mau makan bersama kaka."

Setelah mengatakan itu, Vela pun berbalik arah yang mula nya kearah kantin, kini kembali kearah kamar rawat nya.

"E-eeh, nak pergi mana? jom makan dulu! Kau belum makan sejak tadi."

"Aku tidak peduli, kau makan di sana! tidak perlu membawa aku!" Teriak Vela.

Sungguh ia kesal sama suami nya itu. Sudah tau ia sirih, masih saja tak memerintahkan para bodyguard nya itu.

₩₩₩₩₩₩₩₩₩

Setelah kejadian itu, Vela mau pun pangeran Mateen, mereka biasa saja. Banyak yang dilalui oleh mereka berdua. Kadang bunda nya pangeran Mateen, selalu mengingatkan untuk menjaga kesehatan satu sama lain. Terkadang penyakit Vela sering kumat. Tetapi kalo sudah minum obat pasti sakit nya sembuh. Vela juga bersyukur, kalo selama ini ia bisa melihat kebesaran Tuhan, ia tak tau masih bisa bernafaskah esok hari.

Kandungan Vela sekarang memasuki bulan ke-7, tinggal hitungan bulan anak mereka akan lahir dan hitungan bulan juga Vela akan meninggalkan pangeran Mateen untuk selama nya. Mateen pun mencoba untuk ikhlas. Semisal ada cara lain buat menyelamatkan kedua dua nya pasti ia selamat kan, tapi siapa tau jalan takdir. Selama tujuh bulan juga mereka tau apa itu arti kebersamaan, tentang berbagi satu sama lain, tentang menyayangi satu sama lain, dari sini pula Mateen belajar, apa arti pepatah. Hargai Selagi Ada. Ia tak akan menyia nyiakan waktu singkat Vela. Mateen akan berjanji untuk selalu ada disamping Vela sampai maut memisah kan mereka berdua. Terkadang Mateen betfikir, dosa apa yang dilakukan nya sampai sampai Tuhan mengambil orang yang ia sayangi? Tapi Tuhan tak sejahat itu, ia menukarkan nyawa Vela dengan anak yang ada di kandungan Vela. Ia akan menganggap anak itu adalah hadiah yang paling berharga didalam hidupnya.

Kadang Mateen memergoki Vela yang menangis karena menahan sakit punggung. Selama Vela hamil dan diketahui bahwa ia mengidap penyakit kanker rahim, Mateen sama sekali tidak pernah mengajak Vela berhubungan intim. Mateen pernah membaca artikel tentang kanker rahim. Maka dari itu ia tak mau dan tak akan pernah mengajak Vela melakukan hubungan intim.

Hari ini adalah hari mereka men-cek kandungan Vela.

"Kau sudah siap?" Tanya Mateen.

Dan di jawab dengan anggukkan semangat dari istri nyai.

"Ayo! Entar macet." Ujar sang pangeran.

"Iya, tapi tunggu dulu, aku mau ambil tas." Ujar Vela lalu berlalu kekamar mereka untuk mengambil tas.

Perut Vela lebih besar dari pada umum nya ibu hamil dan itu membuat Vela bingung. Tapi ia tak mempersalahkan nya.

"Ayo ka! Aku udah siap." Seru Vela.

"Ya udah ayo! Lama bener sih!" Cibir Mateen dan Mateen pun mendapat cubitan gratis dari istri nya.

"Susah tau jalan nya. Kan kaka tau sendiri? Naik tangga jauh jauh terus perut aku juga terlalu besar." Ujar Vela sambil cemberut.

Mateen pun terkekeh. Kan sudah pernah ia bilang, Vela ini sudah tua tapi kelakuan seperti anak 15 tahun.

"Iya iya, aku minta maaf? Ada yang sakit gak?" Tanya mateen dan di jawab gelengan.

Mateen pun menggenggam tangan Vela sampai kemobil. Ia membukakan Vela pintu dan sesudah itu ia berlari kecil mengitari mobil lalu ia pun mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.


######################

Oh iya thor minta maaf ya, telat up nya.. hehe..lagi mumpet ni otak, btw selamat menunaikan ibadah puasa bagi agama islam, semoga puasa kita taun ini lancar, aminn

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang