BAB 38

343 11 0
                                    

Vela pun kaget karena ada yang menarik tangannya dengan tiba tiba.

"Eh!?" Kaget Vela.

"Harus satu mobil sama kakak!" Ujar pangeran Mateen tanpa bantahan.

Akhirnya Vela hanya bisa pasrah.

================

Vella dan juga pangeran Mateen akhirnya sampai juga kekediaman keluarga besar kerajaan.

Vela pun keluar dari mobil yang ternyata sudah dibukakan oleh sang suami- pangeran Mateen- Vela tersenyum melihat pangeran Mateen yang ternyata membukakan pintu mobil buat dirinya.

Langsung saja Vela keluar dari mobil dan berjalan bergandengan tangan dengan sang suami - pangeran Mateen-

Saat ditangga terakhir yang menghubungkan antara teras dengan pintu kerajaan handphone milik Vela mau pun pangeran Mateen berdering.

Keduanya pun sama sama melihat kearah handphone masing masing. Tak ada panggilan hanya ada sebuah pesan yang berisi foto entah apa itu isinya.

Pangeran Mateen yang bersikap bodoamat tetapi tidak dengan Vela.

Vela pun akhirnya mengklik nomor tersebut dan terpampanglah foto yang dikirimkan oleh orang tersebut.

Disana, maksudnya difoto tersebut ada kedua anaknya- Delio dan Delia- yang muka mereka merah kentara sekali kalau mereka berdua baru saja selesai menangis. Vela pun langsung mengklik logo telepone, dering pertama maupun selanjutnya tak ada tanda tanda kalau nomor itu aktif.

Pangeran Mateen pun menatap heran kearah Vela yang nampak tegang. Pangeran Mateen pun mendekat kearah Vela, seolah bertanya dari tatapan dan dibalas tatapan itu dengan tatapan sendu dan juga khawatir, semuanya campur aduk.

"Hey! Ada apa?" Tanya pangeran Mateen kepada Vela.

Vela pun menggeleng, lalu menunduk.

"Kakak tanya sekali lagi, ada apa? Siapa yang kamu telpone?" Desak sang pangeran Mateen kepada Vela.

Vela pun tak tahan lagi menahan tangisnya akhirnya menangis juga dirinya.

Dan hal itu membuat pangeran Mateen heran. Ada apa dengan istrinya tersebut?

"Li..Lio.. sam..sama..Hiks..Li..Lia...huaaa..." Ujar Vela sambil menjerit dan juga memeluk pangeran Mateen dengan erat.

Pangeran Mateen yang tak tau apa apa pun hanya bisa mengelus dan mengecup puncak kepala sang istri saja.

"Lio sama Lia kenapa?" Tanya sang pengeran Mateen kepada Vela.

Vela yang masih terisak pun tak bisa menjawab pertanyaan pangeran mateen.

"Udah. Kamu tenang dulu, kalo kamu nangis mulu yang ada aku pusing mau ngapain?" Ujar sang pangeran Mateen sambil mengeratkan pelukkannya.

Vela yang mulai tenang pun akhirnya melepaskan pelukkannya.

Sedangkan pangeran Mateen pun hanya pasrah menunggu Vela bercerita.

"Udah siap ceritanya?" Tanya sang pangeran Mateen kepada Vela.

Vela pun meanggukkan kepalanya.

"Tad..tadi.. yang chat aku orang asing. Dia mengirimkan foto Lio sama Lia, disana ah.. maksud ku, difoto tersebut terlihat Lio sama Lia habis menangis dengan wajah yang sangat merah. Aku gak tega, aku mau sekarang Lio maupun Lia ada dihadapan ku! Kakak harus telpone Axel. Titik." Kata Vela sambil menaikkan satu oktaf.

Pangeran Mateen pun mendengarkan penjelasan dari Vela mengetatkan rahangnya serta matanya menatap nyalang kesegala arah, asal jangan kearah Vela.

"Ayo kak.. jemput anak anak aku.." Ujar Vela sambil menahan tangisannya kembali.

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang