Percuma kaya harta, tetapi miskin akan kasih sayang.
===============
============
Keheningan terjadi beberapa saat, tapi tak berlangsung lama. Karena sang bunda-ratu Kholnaliga- datang dengan beberapa ditangannya paper bag. Ratu Kholnaliga tak sadar jika Vela sudah sadar. Sang ratu Kholnaliga datang dengan berjalan menunduk. Vela pun langsung hendak turun dari ranjang rumah sakit, tetapi ditahan oleh pangeran Mateen.
"Mau ngapain?" Tanya sang pangeran Mateen melihat Vela mau turun dari ranjang rumah sakit.
Vela pun menatap wajah pangeran Meteen lalu kearah sang mertuanya. Ratu Kholnaliga.
Pangeran Mateen pun menggeleng, tanda ia tak setuju jika Vela turun kebawah.
"Kamu disini saja." Ujar sang pangeran Mateen kepada Vela.
Sang ratu Kholnaliga pun mengangkat kepalanya dan menatap kearah Vela dengan tatapan tak percaya. Ratu Kholnaliga pun berjalan dengan cepat kearah anaknya juga sang menantu. Vela dan pangeran Mateen. Saat sampai didepan ranjang Vela. Ratu Kholnaliga pun langsung menaruh paper bag nya diatas lemari kecil yang ada disamping ranjang Vela. Langsung saja ia-maksudnya ratu Kholnaliga- memeluk sang menantu. Pangeran Mateen sendiri, ia pun langsung bergeser kesamping mempersilahkan sang bunda memeluk sang istri.
"Vela.. sayang, kamu sudah sadar? Kenapa kamu gak bilang sama bunda? Mateen juga! Masa Vela sadar, bunda tidak tau! Malam ini bunda yang jaga Vela, kamu.. tidur dirumah! Urus tu anak kamu." Ujar sang bunda kepada pangeran Mateen sambil menunjuk kearah pangeran Mateen.
Vela sendiri pun langsung menegang saat sang mertua, bilang anak. Apakah kedua anak nya sudah Besar? Ah! Pasti sudah besarlah Vela! Masa kecil terus sih! Ujar Vela dalam hati.
Sang pangeran Mateen pun menggaruk pelipisnya yang tak gatal sambil cengengesan.
"Bunda aja deh yang jaga Delio sama Delia. Biar Mateen yang jaga Vela nya. Kalo bunda yang jaga Vela, nanti ayah mencari bunda lagi, ya ya ya?" Ujar pangeran Mateen sambil cengengesan.
Sang ratu Kholnaliga pun melotot kearah pangeran Mateen, sambil melepaskan pelukkannya kepada Vela dan juga berjalan kearah sang anak. Pangeran Mateen.
"Apa!? Gak mau! Kamu aja tuh yang jaga cucu cucu bunda! Lagi pula kamu kan sudah beberapa belakangan ini kurang fokus sama anak kamu! Pekerjaan mulu yang difikirkan! Udah sana kamu pulang! Biar Vela, bunda yang jaga!" Ujar sang ratu Kholnaliga sambil mendorong sang anak kedepan pintu.
Pangeran Mateen pun pasrah saat sang bunda bilang kalau dirinya pulang kerumah. Saat sang bunda mau menutup pintu, pangeran Mateen pun menahannya dengan kaki kirinya.
"Apa!?" Tanya sang bunda.
Pangeran Mateen pun cengengesan.
"Hehe.. Mateen mau pamitan dulu sama Vela, udah mau setahun ini gak bertemu. Masa pas bertemu dipisahin sih!" Ujar sang pangeran Mateen sambil cemberut.
Sang bunda pun gereget, langsung saja ia mencubit lengan kokoh sang anak.
"Awhssst.. sakit bunda, ih.. main cubit cubit aja! Kayak perempuan saja bunda ini!" Ujar Pangeran Mateen sambil mengusap tanganya yang habis dicubit sang bunda.
Sedengkan Vela yang diatas ranjang rumah sakit, ia pun tertawa melihat kelakuan mertuanya juga suaminya itu.. hah!? Suami!? Sudah lama Vela tak mendengar kata suami.
"Udah kamu pulang saja!"
Kata sang mertua yang mengembalikan Vela kealam sadarnya.
"Pamitan dulu ih! Baru Mateen pulang!" Ujar pangeran Mateen dan langsung saja ia masuk tanpa memperdulikan panggilan sang bunda yang menyuruh dirinya pulang kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MY HUSBAND
Teen FictionDisebuah kerajaan, yang sangat amat makmur. Kerajaan itu termasuk kerajaan yang sangat amat disegani.Harta kekayaan nya bahkan melebihi negara yang sering umat Islam kunjungi.Mekah. Tetapi kekayaan gak bakalan berpengaruh kalo sang pangeran gak bisa...