BAB 30

526 28 2
                                    

Pagi ini Vela maupun Kansa sedang bersiap siap, baju yang kotor kemarin sudah di laundry oleh pihak hotel. Mereka berdua sudah chek-out, sekarang tujuan utama mereka berdua hanyalah bandara. Bandara yang jauh dari pada bandara tempat awal mereka berdua mendarat. Vela sendiripun khawatir, karena takut ada yang memata mata-i dirinya. Ia takut Kansa akan menjadi kena imbasnya. Mereka berdua bangun jam setengah empat pagi. Vela dan juga Kansa takut akan ketahuan karena mereka berdua mau melarikan diri dari negara ini. Singapura. Setelah berkeliling entah dimana, akhirnya mereka sampai juga di Bandar Udara Seletar. Mereka berdua membeli tiket yang akan lepas landas pada pukul 07.15SST. Mereka berdua memakan sarapan dicafe terdekat. Sekarang jam handphone Vela sudah menunjukkan pukul 07.00SST.  Handphone Vela sudah berubah jam karena sudah Vela atur menjadi waktu Singapura. Itu tanda nya berarti masih ada waktu lima belas menit lagi mereka akan lepas landas. Vela menatap Kansa yang sedang memainkan handphone nya tanpa perduli orang orang sekitar. Vela sendiri pun lelah, karena malam tadi mereka berdua hanya tidur tiga jam saja. Mereka tak tenang karena besok mau dimana mereka akan terbang, ah memikirkan itu Vela menjadi ngantuk. Vela sudah tak sabar bertemu dengan suaminya juga kedua anak anaknya. Semoga anak anaknya nanti tak menangis jika tak mengenali dirinya. Ia kangen dengan kedua anak anaknya itu ia kangen dengan pangeran Mateen. Ia kangen keberasamaan nya berdua, apa kabar dengan kaka sekarang? Apa kakak baik baik saja? Apakah kakak sudah melupakan diri ku? Apakah kakak? Ah sudahlah Vela, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan mereka bertiga. Terdengar panggilan di pengeras suara. Vela dan juga Kansa pun bangkit dari duduk mereka, bersiap siap menuju keawak pesawat. Vela mengambil tas selempangnya lalu ia taruh mata uang sesuai dengan negera Singapura sekitar empat lembar. Setelah itu ia juga Kansa langsung menarik koper mereka masing masing. Vela yang memperhatikan sekitaran orang yang berada didekat nya. Jangan tanyakan Kansa, ia tak perduli dengan orang orang sekiat. Dibalik jilbab perempuan itu pun terdapat earphone tanpa kabel. Vela yang melihat Kansa seperti itu pun geleng geleng. Mereka berdua duduknya terpisah. Padahal dalam hati Vela berdoa agar duduknya bersama Kansa. Tapi tak bisa, jadi Vela hanya bisa pasrah. Setelah duduk taklama awak pesawat pun bergerak, lama kelamaan awak pesawat sudah berada diatas awan. Vela yang melihat awan awan itu pun tersenyum, ia jadi teringat dengan pangeran Mateen dulu. Waktu ia mau makan ronde, tapi.. ah sudahlah lupakan Vela! Ujarnya dalam hati.

Ia-maksudnya Vela-menatap seseorang disebelahnya, tak ada yang mencurigakan. Ia takut orang disebelahnya itu seseorang yang disuruh memata mata-i nya. Entahlah Vela menjadi parno sendiri. Ia terus menatap seseorang yang sampingnya, seseorang itu sedang memejamkan matanya. Vela pun meng-aktifkan handphone nya, tak ada yang bisa ia otak atik dihandphone tersebut. Karena ia berada dipesawat. Ia menatap kearah jendela, yang menyajikan pemandangan gumpalan gumpalan awan. Ia memandang kesamping kirinya yang terdapat Kansa sedang tertidur. Vela menghela nafas lelah, lebih baik ia tidur saja. Lumayan waktu terbang membutuhkan sebanyak 2jam 5menit.

###########

Pangeran Mateen tak mendapatkan identitas dari seseorang yang menelpone ia siang kemarin, tapi hari ini ia sudah meminta agar Axel memantau seluruh bandara yang ada dinegaranya ini. Ia tak mau kecolongan lagi, ia mau Velanya hari ini kembali bersama dengan dirinya. Bersama kedua anak anaknya. Pangeran Mateen sendiri pun tak tenang, ia gelisah karena ia khawatir kalau seluruh anak buahnya kecolongan lagi. Delio dan Delia pun ia titipkan kepada sang bunda juga sang kakaknya. Tani. Pangeran Mateen terus menggenggam handphone miliknya. Ia berharap Axel segera menghubungi dirinya. Tak lama handphone miliknya berdering, tertera nama Axel.

"Apakah sudah ada Axel?" Ujar pangeran Mateen dengan antusias.

"Sedari tadi, tim kita semua sudah kita sebarkan keseluruh bandara, tetapi tak ada tanda tanda kalau nyonya muda ada didalam awak pesawat itu, tuan muda." Balas Axel dengan gugup.

FOR MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang