'B' [On Going]

Bra??¿¿

"Billa buka pintunya sayang" panggil Lina dari luar kamar Billa.

Tetapi, Billa tidak menjawab. Dia malah menangis sejadi jadinya menumpahkan semuanya ke bantal kesayangannya yang ia peluk.

"Billa buka Bill. Mama sama Papa mau ngomong sama Lo" panggil Dion sambil mengetuk pintu kamar adiknya.

Masih tidak dijawab.

"Bill, bercanda kali Bill. Lo baperan banget sih" bukan Bara namanya kalau tidak bego.

"Diem lo. Nggak usah banyak omong"  jawab Billa dengan suara serak.

"Ck, bill buka dong pintunya. Nanti gue beliin bra deh" panggil Bara lagi.

Bila langsung membuka pintu, dan.
.
.
.
.
Satu tamparan mendarat di rahang Bara.

"Ush, aduh. Bill sakit tau nggak" ucap Bara mengaduh.

"Lo diem atau mulut Lo jadi taruhannya" tegas Billa dengan mata yang sembab.

"Kenapa, Lo mau cium gue"tanya Bara yang masih memegang rahangnya.
.
.
.
.
Tamparan ke dua.

"Aduh Bill sakit"

"Lo diem" bentak Billa yang sudah muak.

"Santai kali, gue kan cuma nanya. Kok lo- oh oke gue diem, sekarang juga" ucap Bara sambil menutup mulutnya.

"Billa, mama minta maaf yah" ucap Lina sangat merasa bersalah dengan ucapannya tadi.

"Papah juga minta maaf" ucap Defan sambil mengelus kepala Billa.

"Iya Bill udah lah nggak usah bawa Kejati mama sama papah Lo cuma bercanda nggak mungkin kita mau nikah di umur kayak gini. Mungkin 21 atau 22. Kan tante, om" jelas Bara sambil tersenyum sumringah.

"Ngomong apa Lo tadi?" Bentak Billa yang sudah memberikan tatapan mematikan kepada Bara.

"Nggak Bill, maksud gue itu. Mama sama papah Lo nggak mungkin jodohin kita sekar- ah Bill sakit. Aduh Bill sakit. Sakiiiiiiit" teriak Bara karena perutnya yang di cubit seperti ikan oleh Billa.

"Ini balasan untuk orang bego, bodo, jelek, hitam, kurus, nggak guna, sange, kayak elo" ucap Billa lalu semakin mengencangkan cubitannya.

"Aaaaaaaaah, Billaaaaaaaaaaaa, nggak bakalan gue beliin Lo bra" teriak Bara menggelegar.

Bersambung.
#tinggalkanjejak