Bae yoongi, laki-laki yang terkesan dingin namun mepunyai sejuta kehangatan didalamnya, dia kakakku yang sangat amat aku percaya dan aku sanjung tinggi, seorang director dan produser musik di salah satu agensi yang cukup terkenal meskipun agensinya tidak termasuk dalam kategori big three tapi juga tidak terdengar asing dikalangan masyarakat korea.
Perjuangannya bekerja dalam profesi ini tidaklah mudah, yoongi pernah tertipu sebanyak dua kali tapi entah apa yang ada dipikiran yoongi dia tidak gentar sama sekali maupun putus asa sedikitpun.
Bukankah dia terlalu kuat?
Sesekali aku melirik laki-laki itu yang tengah menyuapkan sesendok nasi pada mulutnya, suasana sarapan di meja makan kali ini auranya sungguh berbeda yoongi terlalu banyak diam aku pun masih kepikiran tentang hal yang dia ucapkannya tempo lalu, aku ingin bertanya apa alasan terbesar dia mengatakan hal demikan namun aku urungkan takut takut dia marah lagi.
"Pulang jam berapa?" Akhirnya dia berbicara, namun pandangan yoongi masih tetap fokus pada makananya.
"Mungkin sekitar jam 4 sore" balasku seadanya
Yoongi menghentikan aktifitas makannya dan mulai menatapku dengan airmuka yang sangat amat serius, aku jadi tegang.
"Begini, aku akan menjemputmu di kampus lalu kau ikut.."
"Kemana?" Jawabku sergap membuatan ucapan yoongi terpotong, dia menghela nafanya lalu berbicara lagi.
"Kita akan bertemu dengan calon suamimu dia juga sudah menyiapkan semuanya jadi kau ikut saja dan berprilakulah dengan baik" terdengar seperti perintah namun ada unsur pemaksaan didalamnya.
"Yoongi"
"Aku tidak mengerti kenapa pikiranmu jadi berubah begini setelah tiga bulan kau di amerika bahkan dulu kau yang menentangku untuk menikah muda, ah.. jangankan menikah berpacaran saja kau masih sangat selektif, coba katakan dengan jujur apa alasanmu?" Bukan, bukan aku menentang yoongi tapi aku ingin tau alasan logis apa yang akan diucapkan pria pucat ini.
yoongi mulai menegakan badannya membuang napas sebentar lalu mulai berbicara.
"Hidup akan terus berjalan jieun, aku tidak bisa selamanya mengurusmu apalagi kalau ada project besar seperti kemarin, meninggalkan mu sendirian dirumah selama tiga bulan, aku takut suatu waktu akan ada project lebih besar lagi dari pada kemarin dan meninggalkan mu sendirian lebih lama dari itu"
Kemudian aku menyela
"Kau tidak percaya padaku?, bahkan umurku sudah hampir menginjak duapuluh tiga tahun, hey lihat aku sekarang, aku sudah dewasa yoon aku bisa mengurus hidupku sendiri, memang benar aku mungkin tidak sedewasa kau tapi ayolah aku sudah kuliah dan bukan anak sma lagi" dongkol sekali rasanya berdebat sepagi ini dengan yoongi
"Kau juga tidak percaya padaku kalo begitu"
"Apa maksudmu?" Tanyaku heran.
"Kau tidak mau menikah dengan pria pilihanku dan kau tidak percaya padaku" nada suara yoongi berubah menjadi dingin.
Baiklah aku menyerah, aku akan ikut dengan semua kemaunya dari mulai bertemu dengan pria pilihannya sampai menikah, mungkin ini yang terbaik dan aku percaya yoongi pasti dia tidak akan membuatku masuk dalam lubang hitam.
Aku terdiam lalu berkata "oke baiklah jemput aku dan mari kita bertemu dengannya"
Yoongi mulai tersenyum tipis lalu bangkit dari duduknya "yasudah aku mau ke kantor dulu ada rapat dengan namjoon dan sonsungnim, oh iya mereka juga menanyakan mu prihal kau tak pernah ke kantor agensi lagi"
"Aku sibuk dengan kuliah ku kapan kapan aku akan mampir ke agensi" jawabku dengan senyum yang mengembang.
Aku kenal dengan mereka yang dekat dengan yoongi, songsungnim adalah manager dari agensi gloire entertainment, gloire yang artinya adalah kejayaan dari bahasa prancis, mungkin maksudnya agar suatu hari agensi mereka akan jaya dan sukses, hmm...mungkin. dan namjoon adalah producer sekaligus sahabat dekat yoongi.
Mereka bertiga yang membangun agensi gloire entertainment ini merintisnya dari nol, jatuh bangun sampai sempat tertipu namun pada akhirnya usaha mereka membuahkan hasil, tidak heran kalo yoongi sangat amat menyayangi agensinya ini.
Terlalu asik melamun sampai akhirnya aku tidak menyadari kalo yoongi sudah pergi, aku akan membereskan meja makan ini dan habis itu pergi ke kampus, masih jam tengah delapan pagi masih banyak waktu.
Cerita ini akan menemani puasa kalian nanti, semoga semangat ya pusanya bagi yang menjalankan dan aku harap kalian suka sama cerita ini, kalau ada saran atau masukan bisa komen dan jangan lupa vote♡
Thankyou readers
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction"kau tau apa yang lebih mengerikan dari kecoa terbang? aku rasa takdir semesta" Takdir seolah-olah selalu bermain dengan jieun, selalu mengejutkan jiwanya terlebih setelah dipertemukan dengan seseorang yang bernama kim taehyung.