Jung seoyoon
nama yang tertera jelas di layar ponsel taehyung dan terasa sangat asing saat ku baca.
Entah apa maksud dari kalimat itu rasanya cukup membuat dadaku terasa sesak, bagaimana tidak kalimat yang sedikit ambigu bahwasanya merindukan dan apartemen.
Tidak, aku tidak boleh berfikiran yang tidak tidak tentang taehyung bisa jadi sang pengirim adalah sodara perempuan taehyung yang aku tidak tau keberadaan nya.
Ceklek pintu kamar mandi terbuka.
Penampilan sehabis mandi terlihat jelas disana terlihat segar dengan rambut yang masih basah berjalan mendekati ku dengan handuk ditangannya. Tatapannya sekilas bertemu dengan manik ku kemudian fokus lagi pada kegiatannya yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk putih itu.
Tepat sampai didepanku lalu ku ambil alih handuk tersebut tanpa protes dari sang empunya "sini biar aku yang mengeringkan" ujarku.
Dia terlihat pasrah tanpa bicara, mengiyakan tawaranku begitu saja.
"Duduk disini" saranku menyuruhnya duduk di tepi ranjang dengan tangan ku yang memegang lengan taehyung menuntunnya agar cepat duduk lalu dengan posisi aku yang berdiri langsung melakukan kegiatan mengeringkan rambut taehyung ngusapnya dengan lembut.
"Kau tidak bosan dirumah?" Tanyanya dengan kepala yang sedikit mendongak ke atas mungkin agar bisa melihat wajahku.
Aku tidak membalas tatapan taehyung jujur aku takut melihat ada sebuah kebohongan dari maniknya. Ketika harapan besar yang kutanam sedemikan rupa padanya dihancurkan oleh realita begitu saja, aku takut sungguh.
"Memangnya kau bosan?" Aku malah balik bertanya dengan masih dalam kegiatanku.
Mengusap rambutnya yang cukup tebal dengan wangi yang mendominasi masuk begitu saja dalam indra penciuman ku rasanya nyaman.
"Hem" ia menjawab sembari mengangguk "aku ingin makan mie di dekat sungai han, kau maukan menemaniku?" Tambahnya lagi.
"Memangnya kau tidak ada kesibukan lain?" Pertanyaan yang yang entah mengarah kemana aku hanya ingin tau apa jawaban seorang kim taehyung.
"Emm" taehyung tampak berfikir dengan bibir yang ia tekuk kedalam seperti anak kecil yang tengah berfikir ingin makan es krim atau permen, gemas.
"Mungkin sekarang kesibukan lain ku adalah kim jieun" tersenyum senang rasanya digombali suami sendiri apalagi diakhir kalimatnya di menaruh marga kim di depan namaku, apa dia mengakuiku?
Ting ponsel taehyung kembali berbunyi membuatku sadar kembali.
Taehyung beringsut sedikit agar bisa meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas membuatku berhenti pada aktifitas mengeringkan rambut. Kulihat dia membaca dengan cukup serius membeku sebentar setelahnya dia menatapku dengan tatapan yang tidak pernah kulihat sebelumnya.
Gugup aku tidak tau apa maksdunya namun dengan sepontan aku mengangguk "aku membacanya" ucapku mengakui.
Dia menghela nafas kasar ingin bicara namun ku potong terlebih dulu.
"Maaf, bukan maksudku ingin ikut campur dengan ranah pribadimu sungguh aku tidak membukanya hanya saja saat ponsel mu nyala aku tidak sengaja melihat nya dilayar depan" seperti aku yang membuat kesalahan padahal seharusnya aku yang membutuhkan penjelasan tentang sang pemilik pesan, bukan malah aku yang seperti pelaku disini.
"Apakah dia sodara mu?" Tanyaku hati hati.
Dia menggeleng masih dengan sorot mata yang terus menerus menatap ku tapi di detik berikut nya dia langsung tertawa "hhhhh, dia adalah pacar park jimin kau masih ingat tidak dengan laki-laki pendek yang punya bibir tebal seksi?"
Aku mulai berfikir mengingat ingat kejadian lampau dimana aku dan taehyung sedang melakukan resepsi pernikahan "yang kau kenalkan sebagai sahabatmu itu?" Jawabku ragu ragu.
Taehyung mengangguk antusias "hemm, dia sering menggunakan nomorku untuk menghubungi kekasihnya mungkin dia mengira aku sedang bersama jimin"
Tersenyum kecut, apa mungkin? Tapi lebih baik aku berfikir positif saja katanya jika kita mempunyai pikiran baik semua akan terbawa baik dan begitu juga dengan sebaliknya.
"Jangan berfikiran yang tidak tidak ji"
"Bukan begitu, aku hanya sedikit kaget saja" jawabku.
"Yasudah cepat ganti bajumu kita pergi sekarang" intruksi taehyung segerah ku angguki.
"Oh iya kau sudah memberi tahu ibu perihal kita batal pergi" tanyaku.
"Nanti ku telpon diluar" jawabnya.
Aku berbalik berjalan menuju lemari mengambil sebuah dress panjang dengan cardigan disana kemudian melenggang pergi ke arah kamar mandi, namun baru beberapa langkah suara bariton taehyung membuatku berhenti.
"Kenapa tidak ganti disini saja" cicitnya.
Berbalik menghadap taehyung yang masih setia dengan posisinya.
"Hah?" Bingungku.
"Aku kan suamimu, kenapa harus susah susah kekamar mandi hanya untuk mengganti pakaian? di depanku saja tidak apa apa ji".
"Apa maksudmu? Aku juga masih punya rasa malu tau!" Jawabku mati matian menahan malu.
Smirk taehyung muncul cukup membuatku kesal "yasudah cepat masuk sana"
Tampa ba bi bu aku langsung melenggang pergi masuk kemar mandi tidak lupa juga untuk menutupnya samar samar aku masih bisa mendengar ucapan taehyung yang cukup sembrono "dalam waktu dekat juga aku akan segera melihatnya ji bahkan tanpa sehelai benang pun"
Dasar mesum otak mesum!
Notes:
Happy satnight yang juomblo dirumah aja sambil baca dan menghalu haha.Jimin tuh gapunya hp kali ya apa gapunya pulsa sih wkwk, bikin rumah tangga orang salah paham aja ni🤣🤣
Jangan lupa vote dan komen ya💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfic"kau tau apa yang lebih mengerikan dari kecoa terbang? aku rasa takdir semesta" Takdir seolah-olah selalu bermain dengan jieun, selalu mengejutkan jiwanya terlebih setelah dipertemukan dengan seseorang yang bernama kim taehyung.