Semua yang serba singkat akhirnya mencampai puncaknya, hari ini telah tiba haru dimana aku akan dipinang oleh sosok laki-laki yang baru aku kenal kemarin, dua hari yang lalu semenjak aku menginjakan kaki dirumah kim telah ku lewati, aku berharap ini memang yang terbaik.
Aku tidak mengundang banyak orang hanya keluarga yang kupunya termasuk bibi song oh iya aku jadi teringat saat pertama kali menghubungi bibi song untuk memberitahunya soal pernikahanku dengan taehyung dia cukup kaget sambil berceloteh
"Yak jieun-ah yang benar saja? Siapa pria itu hah? Jangan sampai kau asal memilih pria ya, karena pernikahan itu bukan hal main-main kau ini masih cukup muda lagian kenapa tidak kakakmu dulu sih padahalkan dia yang sudah berumur" aku jadi membayangkan bagaimana ekspresi wajah bibi song pasti dia berbicara sambil monyong-monyong.
Dan juga aku mengundang yul i, ah dia adalah sahabat terbaik ku selebihnya aku tidak tahu karena isinya kenalan taehyung dan orang tua taehyung juga kenalan yoongi.
Sendari tadi aku tidak bisa mengontrol degub jantungku rasanya panas dingin aku grogi karena ini hal pertama bagiku.
Tanganku terus meremas gaun putih yang kukenakan gaun yang elegan dan anggun ah aku tidak bisa mendefinikannya aku sedang grogi tolong mengertilah.
Cklek (suara pintu terbuka)
Wow aku sedikit tersentak kaget saat yoongi datang dengan setelan jas formal berwarna hitam dia menatapku dengan senyum tipisnya
"Kau sudah besar ji"
"Kau juga sudah menua" balasku
Dia sedikit melotot dengan nada suara yang tidak selow "Yak apa maksud mu hah"
"Aku hanya bercanda ais sensitif sekali kakakku ini heummm " ledek ku sambil mencolek-colek lengan yoongi
"Asalkau tau meskipun aku sudah berumur tapi wajahku masih sangat tampan" euh aku memutar bola mataku malas sekali
"Sering-seringlah berkunjung ji jangan sampai kau melupakan ku, jika ada yang membuatmu tidak nyaman jangan segan segan memberitahuku aku tetap menjadi kakakmu meskipun kau sudah menjadi seorang istri, aku sangat menyayangimu" matanya sedikit berkaca-kaca dia juga langsung memeluku, pelukan yang hangat aku tidak tau kalau dia bisa sesweet ini.
Kubalas pelukannya "aku juga menyayangi mu" ku tepuk pelan punggungnya sambil berkata "sudah sudah jangan menangis"
"Yak siapa juga yang menangis mana ada yang menangis jangan mengada ngada" katanya sarkas sambil melepas pelukan kami, kemudian tangan yoongi terulur meraih tangan ku.
"Kenapa tanganmu dingin sekali?"
"Aku gugup" aku sedikir meringis
Dia tersenyum hangat dan menatapku "ada aku, ayo kita menuju ke altar taehyung sudah menunggu disana tidak usah tegang rileks oke" lalu ku jawab dengan anggukan.
Karena kedua orang tuaku sudah tidak ada jadi yoongi lah yang akan menemaniku menuju altar, andai semua hal buruk tidak terjadi pada keluargaku pasti semua akan terasa sempurna.
Langka demi langkah tapi pasti entah kenapa detak jantungku kian makin kencang saat orang orang mulai menatapku di sisi lain genggaman yoongi kian mengerat seolah memberiku kekuatan agar aku tidak boleh gugup tapi mana bisa :(
Semakin jelas juga aku bisa melihat taehyung dengan setelan tuxedo putihnya senada dengan gaunku dia sangat tampan sangat amat tampan.
Akhirnya tiba tepat didepan taehyung kemudian yoongi memberikan tanganku kepadanya untuk digenggam taehyung menerimanya dia mengangguk dan berkata
"Terimakasih"
"Jaga dia kumohon" lirih yoongi, wah ada apa ini? Untuk pertama kalinya aku mendengar yoongi memohon pada seseorang asal kalian tahu bahwa yoongi cukup batu dan dia tidak suka mengemis.
Taehyung mengangguk sebanyak dua kali lalu yoongi tersenyum tipis dan kemudian dia kembali ke tempat duduknya. Dan kemudian janji demi janji kami ucapkan aku tegang itu pasti tapi aku bersyukur semuanya berjalan dengan lancar sampai dimana sang pendeta mengintrupsi taehyung untuk meciumku.
Oh tunggu aku tidak siap.
Tapi taehyung mulai mendekat meraih tanganku sorot mata yang tegas mendominasi derunapasnya mulai semakin nyata menerpa wajahku dan aku hanya bisa memejamkan mata mengikuti arah taehyung dan sampai akhirnya bibir kami saling beradu taehyung memberikan satu sampai dua lumatan kecil kemudian melepaskannya aku bisa mendengar tepuk tangan riuh dari sang tamu.
Oke jieun kontrol dirimu jangan sampai kau jatuh terlalu dalam dengan begitu cepat.
🍁
Acara selsai pada pukul delapan malam, sangat lelah semuanya terasa pegal dan sakit terutama di bagian kaki aku juga berganti pakaian beberapa kali termasuk baju adat korea.
Aku jadi teringat yul i saat dia memberi selamat sambil manangis drama didepanku, memeluku sambil berkata
"Bagaimana bisa kau meninggalkan ku sendiri, nanti aku kemana mana dengan siapa? Tidak ada yang bisa di ajak hang out dan pergi ke cafe dong ah Kau tega ji" tangisnya sambil memeluku, dia pikir aku akan pergi ke luar akasa apa bagaimana sih?
"Makanya ajak kak kun menikah" ledek ku
"Heis kau kan tau dia tidak akan mau selagi kuliah kedokterannya belum selsai lagian menikah tuh tidak mudah tau".
Dan juga nasihat-nasihat yang bibi song berikan.
"Jadilah istri yang baik, peran wanita memang tidak mudah tapi bibi yakin kau wanita yang cerdas dan kuat, jangan pernah menulikan apa kata hatimu ji dan terus belajar" setidaknya aku di kelilingi orang baik aku bahagia dan bersyukur.
"Kenapa kau belum tidur?" Suara taehyung mengudara diruangan ini kulihat dia baru saja keluar dari kamar mandi dengan piyamanya dan rambut yang setengah basah oh iya aku sudah mandi terlebih dulu.
Ngomong-ngomong aku sudah pindah ke apartement mewah milik taehyung bukan rumah ibu kim yang pernah ku kunjingi ini lain lagi.
"Ah ini aku baru mau tidur" jawabku sambil merebahkan diri dan menarik selimut.
Taehyung juga mulai menaiki kasur berniat ingin tidur juga namun aku aku urungkan niatnya.
"Yak tunggu" intrupsi ku cukup menghetikan aktifitas taehyung alisnya sedikit terangkat seolah menanyakan ada apa.
Aku kikuk tapi tidak apa apa ini demi kebaikan " begini, rambutmu masih setengah basah lebih baik di keringkan dulu nanti bantal mu jadi basah dan bau nanti jadi tidak nyaman"
Dia menghela nafas singkat lalu berkata " ah kukira ada apa, begini ji badan ku sudah cukup remuk jadi tidak apa apa bisa ku laundry atau nanti beli yang baru itu bukan hal yang sulit"
"Ini bukan masalah beli yang baru atau bagaimana tapi nanti jadi kebiasaan, oke begini saja kau punya hairdryer? Biar aku yang mengeringkan kau cukip duduk biar aku yang bekerja" pintaku ini mungkin cukup lebay tapi hei nanti jadi kebiasaan bagaimana?
Taehyung seperti menimang-nimang soal usulku tapi kemudian dia mengangguk "eum baiklah" jawabnya dan kemudian dia turun untuk mengambil hairdryer dari laci meja rias yang ada di sisi kanan ranjang kemudian dia duduk disana sambil menghadap kaca besar didepannya, aku turun dan mulai melakukan tugas ku.
Dia sangat tampan dilihat dari sini.
Eh eh ko aku jadi bayangin diri sendiri yang ngeringin rambut taehyung sih😭 pasti alus plus wangi huhuhu (oke cukup)
Oya readers mohon maaf lahir dan batin ya kalo aku punya salah mohon dimaafkan, maaf juga aku jarang update karena jujur nulis tuh mood moodan banget ( eh ko curhat). Selamat membaca jangan lupa komen ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction"kau tau apa yang lebih mengerikan dari kecoa terbang? aku rasa takdir semesta" Takdir seolah-olah selalu bermain dengan jieun, selalu mengejutkan jiwanya terlebih setelah dipertemukan dengan seseorang yang bernama kim taehyung.