09.Heartbeat

32 7 1
                                    

Mataku melirik ke arah jendela dengan tirai berwarna putih yang masih tertutup ternyata matahari sudah cukup naik terlihat dari sinar cahaya yang tengah menerobos masuk dari celah yang ada dan hari ini adalah hari awal bagiku menyandang status sebagai seorang istri. Semua nuansa di ruangan ini cukup asing bagiku tapi mau bagaimana lagi aku hanya perlu membiasakan diri.

Aku sedikit menggeliat kekanan dan mendapati sosok laki-laki yang tengah tertidur pulas dia terlihat seperti beruang, ini masih pukul tujuh pagi lewat lima menit dari pada aku memandangi wajah tampan pria ini lebih baik aku menyiapkan sedikit sarapan kasian juga dia baru makan sedikit kemarin karena terlalu sibuk.

Dengan gerakan sepelan mungkin aku berusaha turun dari tempat tidur takut menggangu taehyung dan membangunkannya tapi baru saja kaki ku menapakanya ke lantai tiba-tiba handphone taehyung berbunyi, aku jadi penasaran siapa yang menelponnya pagi pagi sekali apalagi saat ini taehyung sedang libur kerja.

Aku menoleh melihat keadaan taehyung sepertinya dia sama sekali tidak terusik dengan bunyi telponnya, ku bangunkan atau ku angkat saja ya tapi rasanya tidak sopan jika aku mengangkat panggilan tersebut.

Sebaiknya ku cek saja siapa orang yang menelpon taehyung jika terlihat penting baru ku bangunkan.

"Oh astaga!" Umpatan dari mulutku, aku terperanjat kaget belum juga melihat layar di ponsel taehyung namun tangan seseorang lebih dulu mengambilnya "Taehyung kau mengagetkan ku".

"Oh maaf, aku hanya ingin mengambil ini" tangannya terangkat memperlihatkan ponsel milik pribadinya.

Tapi setelah itu ku lihat taehyung tidak berniat mengangkat panggilan tersebut dia malam mematikan ponselnya dan meletakkannya kembali ke tempat semula.

"Loh kenapa tidak di angkat? Kenapa handphone mu di nonaktifkan kalo ada hal penting bagaiman?" Tanyaku heran.

"Menurutmu fungsi libur itu untuk apa? Jika aku tetap melakukan pekerjaan ya itu namanya sama saja seperti aku sedang bekerja bukanya berlibur"

"Yasudah terserah kau saja"

"Kau mau kemana?" Tanya taehyung heran karena posisiku yang sudah berdiri.

"Membuatkan mu sarapan, aku lihat kau tidak banyak makan kemarin apa kau suka pancake?" Sungguh aku tidak tau kesukaan taehyung itu apa.

"Tambahkan sedikit madu dan juga tolong buatkan ku jus strawberry dengan susu murni" pintanya.

Aku mengangguk mengiyakan permintaan taehyung dan segera keluar dari kamar dan pergi menuju dapur.

🍁

Permintaan taehyung sudah terpenuhi dimeja makan namun dia belum juga keluar dari kamarnya, apa taehyung tidur lagi?.

Jadi kuputuskan untuk menyusul taehyung takut-takut dia malam tidur lagi dan ternyata dugaan ku benar dia masih berbaring di atas kasur dengan mata tertutup dan selimut yang setia bertanggal di atas badannya.

Jadi kuputuskan untuk menyusul taehyung takut-takut dia malam tidur lagi dan ternyata dugaan ku benar dia masih berbaring di atas kasur dengan mata tertutup dan selimut yang setia bertanggal di atas badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan mendekat dan kuputuskan untuk duduk di atas kasur "taehyung-ahh?" Panggilku tapi dia tidak bergeming sedikitpun, apa suaraku terlalu pelan.

"Taehyung-ahh ayo bangun, sarapanmu sudah jadi" tidak hanya suara kini tanganku mulai ikut mengguncang pelan bahunya.

Kulihat taehyung mulai bergerak namun tanpa terduga di beringsut mendekatiku menanggalkan kepalanya di atas pahaku dan menjadikannya seperti bantal tidak hanya itu kedua tangan taehyung juga sudah memeluk pinggangku cukup erat "tunggu sebentar, beri aku lima menit" gumamnya.

Sungguh ini tidak baik untuk kesehatan jantungku apa dia berniat ingin membuatku tefonis penyakit jantung di usia dini.

Aku harus bagaimana? :(

🍁

"Kau libur sampai berapa hari ji?" pertanyaan taehyung menjadi awal pembicaraan kita setelah kami keluar dari basement apartemen sekitar enam menit yang lalu.

Iya kami memutuskan untuk pergi ke rumah orangtua taehyung karena tadi sehabis sarapan dia menelpon ku dan katanya ada yang ingin dia berikan kepada kami, entahlah aku juga tidak tau itu apa.

"Sepertinya satu minggu cukup, aku juga tidak mau terlalu lama berlibur bisa-bisa aku ketinggalan mata kuliah" jawabku

Oh iya ada fakta yang ingin ku beritahu ternyata taehyung adalah anak tunggal pantas saja ibunya sangat protektif terhadap taehyung dan perusahaan pertelevisian yang di kelola taehyung tidak sepenuhnya dia kelola masih ada campur tangan dari ayah taehyung kurasa taehyung belum semahir itu untuk jadi seorang ceo.

Mungkin.

"Kalau kau bagaimana?" Kini giliran ku yang bertanya.

"Mungkin jika kau sudah masuk kuliah aku juga akan langsung masuk kantor" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun.

"Taehyung-ahh?" Setelah beberapa menit hening akhirnya aku bersuara.

"Iyah kenapa?"

Aduh bagaimana ini aku jadi ragu untuk bertanya padanya, ini akan memalukan atau tidak ya?.

"Ji?" Bariton taehyung terdengar.

"Ah iya?"

"Kenapa kau melamun? Tadi kau kenapa?" Dia meliriku sepertinya dia penasaran.

Aku diam beberapa saat dan mulai berbicara "emm... apa kita akan selamanya bersama? Maksudku, apa kau akan mencintaiku dan selamanya hidup bersamaku?"

Taehyung mulai memelankan laju mobilnya sepertinya topik ini sedikit agak serius adan sensitif.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Aku hanya perfikir apa pernikahan ini layak seperti pernikahan pada umumunya, kau tau kan perkenalan kita cukup dibilang sangat singkat dan kita bahkan belum pernah bertemu sebelumnya dan melakukan kencang layaknya pasangan lain jadi aku yakin kau pasti belum mempunyai rasa denganku, aku hanya ingin hidup dengan seseorang yang mencintai ku dengan tulus" jujur aku juga bingung kenapa mulutku bisa bertanya dan bekata seperti itu.

Aku terkejut karena taehyung mulai meminggirkan mobilnya dan memberhentikannya.

Dia mulai menatapku dengan dengan tatapan yang entah apa artinya aku tidak tau, taehyung juga mulai mendekat dengan tangan yang tak hanya tinggal diam dia menggenggam tanganku cukup erat. Dengan jarak yang sangat dekat dia berkata "waktu, kita hanya perlu waktu ji"

Dan setelah itu dia menciumku cukup intens.









Bungkam aku wkwk 😭😂
Selamat membaca dan enjoy jangan lupa vote dan komen💜 thankyou


DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang