"Lo hutang cerita sama gue Sha,cepetan cerita sama gue. Kenapa lo bisa berangkat bareng sama Dito? Huftt andaikan gue yang jadi elo Sha duhh bahagia banget deh pasti" Ucap Cindy dengan penuh penasaran dan sambil membayangkan dirinya yang berada di posisi Sasha.
Ya, seantero sekolah pada heboh ketika melihat Dito dan Sasha berangkat bareng. Apalagi kaum hawa yang sibuk bergosip tentang Sasha.
Begitulah perempuan, sehari tidak bergosip saja dia merasa ada yang kurang. Terkadang para cowok heran terhadap para cewek yang begitu sangat berprestasi sekali jika bergosip. Ketika mau ke toilet ngegosip, lagi belajar juga ngegosip, bahkan ketika sedang makan-pun gosip tidak pernah ketinggalan.
"Apaan sih lo? lebay deh. Sana ambil kalo elo mau. Gue sih gak doyan sama Cowok model kaya Dito" Sasha-pun bergidik berlagak alergi terhadap Dito.
Tiba-tiba saja Sasha penasaran kenapa Cindy bisa tau kalau dirinya berangkat bersama Dito. Ahh sudahlah itu sudah Sasha duga pasti yang menyebarkan gosip tersebut pasti Gladis dan antek-anteknya.
Siapa lagi jika bukan mereka. Mereka sudah terkenal di SMA Pelita sebagai biang rumpi dan gudangnya informasi. Sangat cocok sekali jika orang-orang menyebutnya duta ghibah.
"Ya udah yuk kita ke kelas aja. Males gue ladenin para fans-nya Dito. Lagian kan bentar lagi bel masuk bunyi. Kita harus persiapan buat ulangannya pak jae. Nanti waktu istirahat gue ceritain deh kronologisnya" seketika Sasha beranjak pergi menuju kelas dengan diikuti Cindy di sebelahnya.
*****
Seperti Siswa pada umumnya kini suasana kelas X.1 begitu ramai sekali dengan celotehan para siswa dan siswinya. Ada yang sedang main game, ngegosip, konser dadakan, dan ada juga yang rajin belajar untuk mempersiapkan ulangan harian Kimia.
Siapa lagi kalau bukan Sasha. Sasha merasa dirinya tidak pandai di mata pelajaran Kimia jadi dia harus belajar sekeras mungkin untuk memahami nya. Sasha memang bukan tipe anak pemalas seperti orang lain yang jika sudah gak bisa dan gak ngerti ya sudah abaikan. Begitulah Sasha tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan nilai yang maksimal.
Tapi nihil, belajar sampe jungkir balik pun entah kenapa tidak ada satu pun yang mampir di otak Sasha. Dan akhirnya ia pasrah saja dengan soal yang akan keluar nanti.
Terlihat Pak Jae yang masuk ke ruang kelas X.1 dengan berlembar-lembar kertas yang berisikan soal untuk ulangan harian.
Seketika semua kegiatan penghuni kelas X.1 terhentikan dan mulai kembali menuju bangku-nya masing-masing.
"Assalamualaikum anak-anak. Sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar ini silahkan berdo'a terlebih dahulu dipimpin oleh Dito ya" titah Pak jae dengan nada suara penuh wibawa. Semua guru di SMA pelita sangat menghormatinya apalagi dengan gelar yang dimilikinya yaitu seorang profesor.
"Sebelum memulai kegiatan ini kita awali dengan berdo'a berdasarkan keyakinan masing-masing. Berdo'a mulai! "
"Selesai"
Di dalam hati Sasha terus saja berdo'a semoga soal yang ia dapatkan nanti tidak susah. Sasha sangat terlihat gelisah sekali. Bagaimana jika nanti dia tidak bisa mengerjakannya? Bisa-bisa di ledek habis-habisan sama Dito.
"Oke sebelum saya bagikan soal ulangannya akan saya absen terlebih dahulu" Kemudian Pak Jae menyebutkan nama satu-persatu muridnya.
"Akmal? "
"Hadir pak" Diiringi dengan acungan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Enemy
Roman pour AdolescentsPertemuan pertama mereka yang tidak manis membuat mereka selalu bermusuhan,tiada hari tanpa pertengkaran di antara keduanya seperti Kucing dan anjing yang sulit untuk disatukan, jika bertemu pasti akan bertengkar.Mereka berdua selalu bersaing dalam...