Beloved Enemy-10

42 4 0
                                    

Hari minggu menuju hari senin terasa cepat ,tapi kenapa hari senin menuju hari minggu serasa lama banget?
~Natasha E Atmaja~
---------------------------------

Hari senin adalah hari terhoror sekaligus membosankan bagi semua murid SMA pelita,Termasuk Dito dan Sasha.Sangat membosankan mungkin,karena setiap kali upacara,pasti yang dibahas oleh pembina upacara selalu itu-itu saja,menyinggung tentang kebersihan sekolah,kedisiplinan dan kewajiban untuk membayar SPP,dengan sebuah alasan supaya kegiatan belajar-mengajar berjalan dengan lancar.Tidak ada yang baru untuk dibahas,begitu membosankan.

Seperti sekarang,terlihat salah satu murid cowok yang sedang dimarahai oleh guru BK yang bernama Bu Mala.

Cowok tersebut taklain dan tak bukan adalah Dito Alvaro Wijaya,salah satu anak dari pemilik yayasan SMA pelita,tapi bandelnya itu loh luar biasa bikin semua guru dosanya agak berkurang sedikit demi sedikit karena kebanyakan menyebutkan istighfar.

“Kamu ini ya,bandel banget sih jadi anak” ucap bu Mala dengan menjewer telinga Dito tanpa ada rasa kasihan sedikitpun,bahkan segede biji ketumbar pun tidak.

“Aduh bu ampun bu sakit ini,secara tidak langsung ibu telah melakukan KDRT terhadap saya ” sahut dito sambil meringis karena telinganya di jewer seperti menjewer anak kucing oleh Bu Mala,yang kata dito sih sering dipanggil Bu MALAmpir,begitulah Dito,sangat pandai untuk mengganti nama orang tanpa ada persetujuan.

“Makannya jangan melanggar peraturan kalau tidak mau diperlakukan seperti ini,baru juga kelas sepuluh kamu udah berani melanggar peraturan,apalagi entar kalau kamu sudah naik kelas pasti kamu ini makin susah untuk diatur ” omel bu Mala tanpa jeda.

Ya,Dito mendapat jeweran maut dari bu Mala bukan tanpa alasan,yang jelas dia sudah melanggar tata tertib sekolah,tanpa ada rasa takut sedikitpun Dito berani memakai sepatu berwarna terang alias bukan warna hitam pada hari senin,ya pasti lah hari senin itu adalah hari dimana semua anak sekolah melakukan rutinitas upacara bendera,murid lain mana ada yang berani seperti Dito.

Tau sendiri lah Dito itu orangnya cukup aneh.

“Ini tuh sepatu baru pembelian Mami bu,ya sayang lah kalau gak di pakai,yang ada malah dosa entar” sahut dito membela dirinya,emang bener-bener ajaib si Dito,udah tau salah eh malah gak merasa salah sedikitpun.

“Kamu ya kalu dibilangin nyahut mulu,bukannya nurut,ayo cepat ikut ibu ke depan,berdiri di samping tiang bendera ” titah bu Mala sadis dengan tangan masih menjewer telinga Dito.

Akhirnya dengan sangat berat hati dan sedikit berat badan Dito pun nurut kepada Bu Mala,terlihat banyak siswa dan siswi yang terlihat menatap heran sekaligus kagum terhadap Dito,kalu para kaum Hawa sih sudah jelas menatap dito dengan tatapan memuja,karena ketampanannya yang sudah di atas rata-rata,alias tidak diragukan lagi.

Yang ditatap sih malah biasa-biasa aja,cuek,tanpa ada rasa malu sedikitpun.

Bu Mala tak berhenti disini untuk mengawasi para murid-muridnya,ia menjadi ingat bahwa tadi ia melihat salah satu siswi yang berani melanggar aturan.

“Haduh kapan sih ini upacara selesainya,udah pegel banget ini kaki.Jadi heran deh,Hari minggu menuju hari senin terasa cepat banget,tapi kenapa hari senin menuju hari minggu begitu lama banget?” ucap Sasha bergumam sendiri,tanpa menyadari bahwa di belakangnya sudah ada guru yang sedang memperhatikannya.

Beloved Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang