Menanti Senja

140 3 1
                                    

Fatim: hoam...
ia merenggangkan tubuhnya yang lelah, membunyikan kedua lengannya bahkan punggung serta kaki nya pun ikut serta..

tubuhnya kini tengkurap, dan masih bermalas malasan di pagi hari yang cerah ini.
Fatim: udah pagi..

lagi lagi ia merenggangkan tangannya sampai ia terjatuh..
Fatim: aduh aw..
badan nya yang masih lemas...

belum bisa berkompromi dengan pagi hari ini...
ia kini berjalan gontai menuju ke jendela, kedua telapak tangannya memegang kedua pipinya serta sikutnya menompang dagunya itu..

ia melihat temannya yang sedang menari nari dibawahnya terik mentari yang masih malu malu untuk keluar....

........: tim sini..

ia menari sedikit demi sedikit mendekat ke arah Fatim, yang memerhatikan dari dalam kamar.

ia memegang tangan Fatim, lalu menarik Fatim keluar..
Fatim: aduh apaan sih?
.......: sini ayo keluar..
Fatim: gw gak mau wa..
yup ternyata temannya bernama Sohwa, yang kini menarik narik tangan Fatim dan memaksa Fatim untuk keluar dari kamar melalui jendela kamar..

Fatim memasang wajah malasnya..

Sohwa merangkul pundak Fatim..

Sohwa: pagi pagi itu jan lemes semangat dong, kek gw ni..
Fatim: yaudah ya gw ke kamar..

Sohwa menarik tangan Fatim..

Sohwa: sini dulu lah, kita santuy dulu di pagi hari yang cerah ini..
Fatim: sorry ya, gw gak suka pagi pagi. gw sukanya sore, bye..

Sohwa: Fatim...

Fatim menutup jendela kamarnya..

mama nya melihat ia yang sedang berjalan gontai sesudah menutup jendela kamar..
mama: lemes bngt kamu..

mamanya hanya tersenyum..

DEAR SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang