05. Surat cinta untuk Atta

5.2K 495 2
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Alea menatap Nima takjub meskipun sebagian kata-katanya perlu di ralat karena Alea merasa dulu dia tidak se-bucin itu, Alea hanya tidak menyangka perempuan berhijab dengan pikiran yang teramat lurus, yang lebih memilih ta'aruf dari pada pacaran. Ternyata bisa sebijak ini.

Alea bangkit dari posisi jongkoknya, lalu memeluk Nima. "Gue seneng banget bisa ketemu lagi sama lo, punya satu temen kayak lo aja udah bikin gue bersyukur." Ujarnya tulus.

Dan hanya Nima yang tahu maksud di balik perkataan Alea. Meskipun keduanya cukup dekat di sekolah, tak lantas membuat Nima mengetahui latar belakang keluarga Alea, Nima hanya tahu jika Alea berasal dari keluarga berada karena selalu di antar jemput oleh supir pribadi. Meskipun Alea sering bercerita tentang sang kakak yang sering menjailinya atau adiknya yang selalu menghabiskan jatah es krim di kulkas, tapi Nima enggan bertanya lebih jauh. Tepatnya  lebih senang mendengarkan keluh kesah Alea setiap harinya. Dari situlah Nima tahu, kenapa Alea yang cantik dan di gilai banyak orang itu cenderung menutup diri dan tidak seterbuka ketika bersamanya. Salah satunya karena Alea terlalu malas menjawab rasa ingin tau orang-orang perihal kehidupannya.

Flashback on*

Pagi ini seperti biasa Atta datang lebih awal ke sekolah, tentu bukan karena keinginannya. Dia hanya sedang menjalankan hukuman dari guru BK, karena ketahuan bolos dan merokok di belakang gudang sekolah. Dari pada orangtuanya di panggil dan semua fasilitasnya di sita, lebih baik sedikit berbesar hati untuk datang lebih pagi dan melanjutkan tidur di kelas.

Lagi?

Untuk ketiga kalinya Atta menemukan amplop merah muda di mejanya. Kali ini ada tulisan di bagian luar amplop, tidak seperti biasanya. Dengan malas Atta meraih amplop itu 'Tolong jangan di buang sebelum di baca sampe abis, please! Aku nulisnya pake mikir, harus ngumpulin keberanian juga nih.' Tanpa sadar, Atta terkekeh.

'Berarti dia tau kalau surat-surat sebelumnya gue buang' Batin Atta sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah. Masih sepi, teman-teman sekelasnya juga belum ada yang datang. Atta duduk dan mulai membuka isi amplop itu.


Untuk Atta,

Aku nggak tau sejak kapan aku mulai suka perhatiin kamu dari jauh, dan diam-diam merekam semuanya di ingatan.
Aku suka melihat kamu tersenyum dan tertawa hanya karena hal-hal receh.
Aku juga suka mata kamu.
Dan itu udah jadi moodboster-ku untuk melewati hari-hari yang melelahkan.

Kemarin kita sempat berpapasan dan aku memutuskan untuk menjaga jarak.
Kenapa? Karena kamu bikin jantung aku nggak aman.

Receh ya? Haha.

♡ Alea

Entah apa yang merasukinya, Atta jadi senyum-senyum sendiri setelah membaca isi surat yang entah di tulis oleh siapa.

Rio, teman sebangkunya yang baru datang langsung memandang Atta dengan tatapan horor. "Woy! Lo kenapa senyum-senyum sendiri?" Tidak mendapat respon dari Atta, Rio tiba-tiba merasa takut jika Atta ternyata kerasukan hantu penunggu sekolah. "Audzubillahhiminasyaitonirrojim, Bismi---Astagfirullah, nyebut Ta." Rio berjengit kaget saat sedang khusyuk membaca ayat suci Al-Qur'an, Atta tiba-tiba menggeplak kepalanya dengan tidak berperasaan.

"Gue nggak kerasukan, setan!"

Rio bernafas lega, "Nah, ini nih baru temen gue. Mulutnya nggak pernah di saring." ujarnya lalu memilih duduk di samping Atta, Rio mengambil kertas beserta amplop di atas meja lalu membacanya dalam diam. Cengiran khas muncul di wajah laki-laki itu, Atta yang sadar itu langsung merebut paksa surat yang sudah terlanjur di baca Rio.

"Ciyeee, pagi-pagi udah dapet surat cinta aja. Dari siapa tuh namanya, Alia atau Alea ya tadi? Gue harus tau orangnya yang mana, secantik apa sih sampai berani ngasih surat cinta ke laki-laki bedebah ini?"

Atta mengangkat bahunya acuh, memasang earphone dan mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Dia juga tidak tahu siapa perempuan bernama 'Alea' ini, tapi surat itu berhasil membuat Atta penasaran pada sosok penulis.

Keesokan harinya, Atta kembali menemukan sesuatu di mejanya. Bukan lagi surat dengan amplop merah muda, ada sebungkus permen milkita dengan sticky notes di bagian depan 'jangan remehin permen, nyatanya dia bisa bikin kamu lupa sama rokok. Asal kamu-nya mau.'

Di hari berikutnya Atta juga mendapatkan dua kaleng susu Bear brand dengan pesan 'Katanya susu ini bagus untuk menetralisir racun dan bersihin paru-paru. Di minum ya, biar kamu-nya sehat terus.'

Dan berlanjut ke hari-hari berikutnya, Atta mulai terbiasa menerima hadiah dari si penulis. Lalu, ketika Atta tidak lagi menemukan pemberian si penulis di atas mejanya, dia mulai bertanya-tanya. Lama-lama rasa penasaran mulai mengusik kinerja otaknya, banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan langsung ketika menemukan si penulis bernama 'Alea' ini. Seminggu kemudian, surat itu kembali datang dengan pesan yang cukup mengusik ketenangannya. Entah kenapa Atta merasa marah, ada perasaan tidak rela ketika si penulis memutuskan untuk berhenti.

Untuk Atta,

Aku pikir menyukai seseorang nggak akan pernah salah, tapi aku lupa kalo ada hati yang harus di jaga.
Aku pikir semua akan baik-baik aja kalo hanya sebatas menunjukan rasa, nggak tau kalo hal itu ternyata mengusik seseorang.

Maaf, untuk hati yang tidak sengaja aku patahkan.

Tapi aku nggak akan minta maaf karena udah suka sama kamu.
Rasa nggak pernah salah kan? :')
Aku masih punya hak untuk tetap menyukai kamu dalam diam.

Bye Atta.

♡ Alea

Dan siapapun tidak akan pernah menyangka, Atthar Abimanyu si pembuat onar yang sudah hampir sebulan ini di paksa taubat untuk mempersiapkan diri menghadapi UN, tiba-tiba kembali berulah hanya karena si penulis surat.

Alea.

Flasback off*

Look at me, only me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang