18. Salah sasaran.

4.4K 508 5
                                    

❤4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤4.210like
Abdillahaha missyousis👩‍👦
Lihat semua 2.390 komentar...

Raraandini pacar kamu, Di?
Sisiliadara jadi ini alasan kamu tiba-tiba ngilang? Oke, cukup tau!
Prince_j stok pengaman masih ada kan?🙄
Dimasss butuh yang pisang atau strawberry, Di? ✌
Angelaputri Abdiiiiii, kamu jahat!
Deanidas 🤔btw... Sis itu Siska, Sisi atau Sisilia? mohon pencerahannya🙏
Prince_j @Sisiliadara liat kan? neng Sisil mending sama Abang aja. Di jamin bahagia dunia akhirat, dari pada sama bedebah satu ini🙄
Abdillahaha 🖕🖕🖕 @Dimasss @Prince_j. Bacot lo tai @Deanidas.

***

🍁 🍁 🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁 🍁 🍁

"Emang kita boleh ketemu ya?" Tanya Alea begitu keduanya duduk.

Entah ada angin apa, Abdillah tiba-tiba muncul di depan Nightfall dan mengajaknya makan. Padahal ini sudah terlalu sore untuk di sebut makan siang dan tanggung kalau harus menyebutnya makan malam apalagi Alea sendiri tidak pernah makan berat setelah jam enam. Anak itu juga tidak biasanya bersikap manis layaknya seorang adik pada kakaknya. Alea terus memandangnya curiga, apalagi sejak tadi Abdillah tidak berhenti tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya dan itu semakin memperkuat dugaan Alea.

Abdillah menyebutkan pesanan mereka dan tak lupa mengucapkan terima kasih dengan senyuman maut andalannya kepada salah satu waitress, sebelum kembali menatap lawan bicaranya. "Gue kangen makan berdua sama lo, Kak."

Begitu waitress itu pergi dengan senyum malu-malunya, dengan kesal Alea langsung melempar gulungan tissu ke wajah Abdillah. "Masih sempet-sempetnya ya lo tepe-tepe?"

"Ya elah! masih muda ini. Santai aja kali."

"Eh setan! bukannya apa-apa ya, gue ngeri aja kalo sampe kena karma lo yang demen php-in anak orang." Semprot Alea.

Abdillah mendengus, "Ya udah, maaf. Nggak lagi deh!" Abdillah menyengir lebar serta mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, mengajak berdamai. "Terus gimana kerjaan lo? Berat ya, tiba-tiba turun kasta jadi upik abu?"

Alea menggeleng tegas lalu tersenyum manis, "Gue suka kerja disana, kerjaannya nggak terlalu berat. Seru aja tiap hari ngeliatin orang yang berbeda-beda."

"Seru liatin orang yang berbeda-beda atau seru tiap hati liatin Bos lo yang ganteng itu?" Abdillah tersenyum menggoda.

Alea mengerutkan alisnya dalam, "Apaan sih lo, emang lo pernah ketemu sama orangnya?"

"Pernalah! Sebelum lo kerja disana juga gue udah sering nongkrong disitu sama anak-anak."

Alea mengangguk beberapa kali, "Oh! terus Mama sama Papa gimana? Baik-baik aja kan?" Ujarnya mengalihkan pembicaraan.

Abdillah menghembuskan napasnya panjang, menyenderkan badannya ke sandaran kursi dengan malas, "Sampe tadi pagi sih gue liat Mama masih sehat-sehat aja, masih bisa ngomel seperti biasa. Papa makin semangat sama hobby barunya, main catur sama Pak Rt. Bang Arkan juga hidupnya masih lurus-lurus aja. Dan gue bosen karena nggak ada temen ngerusuh di rumah."

Alea terkekeh geli, "Sadar kan lo, seberapa pentingnya kehadiran gue di rumah. You also have to admit dude, that I'm a good child and a sweet sister who is a mood booster at home."

"Don't do that again sist, I swear. Gue bisa muntah kuning kalo nggak inget kita lagi dimana." Abdillah menjeda kata-katanya begitu seorang waiter datang dan mulai menata makanan di atas meja. Abdillah memesan nasi goreng seafood dan nasi goreng udang untuk Alea, untuk minuman keduanya sama-sama memesan lemon tea.

"Tapi Kak sebelum kita makan, ada yang mau gue omo---"

"Oh jadi ini selingkuhan kamu?"

Seseorang tiba-tiba datang dan berteriak lantang, menatap Abdillah dan Alea penuh amarah. Saking kagetnya, Alea tiba-tiba merasa blank dan hanya bisa diam mematung ketika kulit dadanya merasakan cairan dingin. Berkali-kali Alea menatap bagian dadanya yang sudah basah, blouse berwarna putih tulang dengan aksen renda di bagian dadanya sudah berubah warna dan sedikit lengket lalu pandangannya jatuh pada gelas kosong di depannya.

Sialan! Dosa apa gue sampe harus jadi korban salah sasaran mulu. Batin Alea.

Alea menutup matanya rapat-rapat, menarik lalu menghembuskan napasnya beberapa kali sebelum akhirnya duduk menyender dengan kedua tangan yang tersilang di dada. Menatap Abdillah dan perempuan berambut coklat sebahu yang tengah sibuk berdebat, mengabaikan tatapan orang-orang di sekitar.

Alea berdehem cukup keras, sontak dua manusia itu langsung menoleh. Abdillah meringis dengan wajah memelas, begitu menangkap tatapan tajam yang di berikan Alea. Sedangkan perempuan dengan rambut coklat sebahu itu secara terang-terangan menatapnya tidak suka.

"Lo diem! Nggak usah ikut campur." Perempuan itu menunjuk Alea tepat di depan wajahnya lalu kembali menatap Abdillah, "Apa? Kamu mau belain dia, hah?"

Melihat situasi yang mulai tidak kondusif, Abdillah mengerang frustasi. "Dar, pelanin suara lo. Lo nggak malu apa di liatin sama orang?" Tegurnya tidak suka.

"Kamu malu karena ketahuan selingkuh sama jalang ini---"

Abdillah mengeraskan rahangnya. Lalu dalam satu tarikan napas, dia membentak. "Jangan sebut dia jalang."

Look at me, only me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang